PENGARUH SUHU DAN WAKTU MASERASI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.)

Main Article Content

Dimas Anggi Ananta G.P. Ganda Putra I Wayan Arnata

Abstract

Cocoa pod husk is a by-product of cocoa processing which is quite abundant and has not been used optimally. Cacao pod husk can be used more optimally by extracting, its content of polyphenol compounds which can be used as natural antioxidants. The aim of this study were to determine the effect of temperature and maceration time of cocoa pod husk extract as a source of antioxidants and to determine the best type of temperature and maceration time to produce cocoa pod husk extract as a source of antioxidants. This experiment was designed by using factorial randomized block design. The first factor was type of maceration temperature consisting of 30±2°C, 45±2°C and 60±2°C. The second factor was maceration time, which were done for 24, 36 and 48 h. The data were analyzed with analysis of variance and continued with the Tukey test. The results showed that the temperature and time of maceration had a very significant effect on yield, total phenolic and antioxidant capacity of cocoa pod husk extract. Interactions between treatments had a very significant effect on total phenolic and antioxidant capacity but did not significantly affect the yield of cocoa pod husk extract. The best treatment for producing cocoa pod husk extract as a source of antioxidants was using maceration temperature 60±2°C and maceration time for 36 h with yield characteristics 5,28±0,15%, total phenolic at 168.16±0,06 mg GAE/g and capacity antioxidant 130.94±0.84 mg GAEAC/g.


Keywords: Cocoa pod husk, extraction, temperature, time, antioxidants.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
ANANTA, Dimas Anggi; GANDA PUTRA, G.P.; ARNATA, I Wayan. PENGARUH SUHU DAN WAKTU MASERASI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.). JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI, [S.l.], v. 9, n. 2, p. 186-197, june 2021. ISSN 2503-488X. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/jtip/article/view/69150>. Date accessed: 21 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JRMA.2021.v09.i02.p04.
Section
Articles

References

Amelinda E., I.W.R. Widarta dan L.P.T. Darmayanti. 2018. Pengaruh waktu maserasi terhadap aktivitas antioksidan ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 7(4): 165-174.
Anggreni, N.M.D., G.P. Ganda Putra dan L.P. Wrasiati 2019. Karakteristik ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) sebagai sumber antioksidan pada perlakuan jenis pelarut dan waktu maserasi. Jurnal Iptekma Universitas Udayana. 8(2): 28-37.
Blois, M. S. 1958. Antioxidant determinations by the use of a stable free radical. Nature. 181(4617): 1199-1200.
Budiyanto, A. dan Yulianingsih. 2008. Pengaruh suhu dan waktu ekstraksi terhadap karakter pektin dari ampas jeruk siam (Citrus nobilis L.). Jurnal Pascapanen. 5(2): 37-44.
Cahayanti, I.A.P.A., N.M. Wartini, dan L.P. Wrasiati. 2016. Pengaruh suhu dan waktu ekstraksi terhadap karakteristik pewarna alami buah pandan (Pandanus tectorius). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri. 4(2): 32-41.
Damanik, D.D.P., N. Surbakti, dan R. Hasibuan. 2014. Ekstraksi katekin dari daun gambir (Uncaria gambir Roxb) dengan metode maserasi. Jurnal Teknik Kimia USU. 3(2): 10-14.
Darwis, A.A., E. Sukara, R. Purwati & T. Tedja. 1999. Biokonversi limbah lignoselulosa oleh Trichoderma viride dan Aspergillus niger. Laporan Penelitian PAU Bioteknologi, Instititut Pertanian Bogor, Bogor.
Distantina, S., Fadilah, E.R. Dyartanti, dan E.K. Artati. 2007. Pengaruh rasio berat rumput laut-pelarut terhadap ekstraksi agar-agar. Ekuilibrium. 6(2): 53-58.
Hernani dan M. Rahardjo. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Hii, C. L., C. L. Law, S. Suzannah, Misnawi and M. Cloke. 2009. Polyphenols in cocoa (Theobroma cacao L.). Asian Journal of Food and Agro-Industry. 2(04): 702-722.
Jusmiati, A., R. Rusli dan L. Rijai. 2015. Aktivitas antioksidan kulit buah kakao masak dan kulit buah kakao muda. Jurnal Sains dan Kesehatan. 1(1): 34-39.
Kiswandono, A.A. 2011. Perbandingan dua ekstraksi yang berbeda pada daun kelor (Moringa oleifera L.) terhadap rendemen ekstrak dan senyawa bioaktif yang dihasilkan. Jurnal Sains. 1(1): 45-51.
Listyannisa, A. 2012. Solasi Senyawa Antioksidan dari Kulit Buah Cokelat (Theobroma cacao L.), Skripsi. Tidak dipublikasikan. Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi.
Ningrum, M.P. 2017. Pengaruh Suhu dan Lama Waktu Maserasi terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Rumput Laut Merah (Euchema cottonii). Tesis. Tidak dipublikasikan. Fakutlas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
Pratiwi, I. 2009. Uji Antibakteri Ekstrak Kasar Daun Acalypha indica terhadap Bakteri Salmonella choleraesuis dan Salmonella typhimurium. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Pratyaksa, I.P.L., G.P. Ganda Putra dan L. Suhendra. 2019. Pengaruh ukuran partikel dan waktu maserasi terhadap karakteristik ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) sebagai sumber antioksidan. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri. 8(1): 139-149.
Purnama, I. N. 2004. Kajian Potensi Isolat Kapang Pemecah Ikatan Tanin Pada Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.). Skripsi. Tidak dipublikasikan. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak, Departemmen Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Saefudin, S. Marusin dan Chairul. 2013. Aktivitas antioksidan pada enam jenis tumbuhan sterculiaceae. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 31(2): 103-109.
Sahu, R. and J. Saxena. 2013. Screening of total phenolic and flavonoid content in conventional and non-conventional species of curcuma. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. 2(1): 176-179.
Sekarsari, S., I.W.R. Widarta dan A.A.G.N.A. Jambe. 2019. Pengaruh suhu dan waktu ekstraksi dengan gelombang ultrasonik terhadap aktivitas antioksidan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 8(3): 267-277.
Srijanto, B., I. Rosidah, E. Rismana, G. Syabirin, Aan dan Mahreni. 2004. Pengaruh waktu, suhu dan perbandingan bahan baku-pelarut pada ekstraksi kurkumin dari temulawak (Curcuma xanthorrizaRoxb.) dengan pelarut aseton. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses. Universitas Diponegoro, Semarang.
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1989. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Suryani, L. 2012. Optimasi metode ekstraksi fenol dari rimpang jahe empirit (Zingiber Officinalle Var. Rubrum). Jurnal Agrisains. 3(4):63-70.
Suryani, N.C., D.G.M. Permana dan A.A.G.N.A. Jambe. 2015. Pengaruh jenis pelarut terhadap kandungan total flavonoid dan aktivitas antioksidan ekstrak daun matoa (Pometia pinnata). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 5(1): 1-10.
Towaha, J. 2014. Kandungan senyawa polifenol pada biji kakao dan kontribusinya terhadap kesehatan. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Sukabumi.
Utami. 2009. Potensi daun alpukat (Persea americana Mill) sebagai sumber antioksidan alami. Jurnal Teknik Kimia. 2(1): 58-64.
Wahyuni, D.T. dan S.B. Widjanarko. 2015. Pengaruh jenis pelarut dan lama ekstraksi terhadap ekstrak karotenoid labu kuning dengan metode gelombang ultrasonik. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(2): 390-401.
Wahyuni, N. M. S., L. P. Wrasiati, dan A. Hartiati. 2020. Pengaruh perlakukan suhu dan waktu maserasi terhadap karakteristik ekstrak daun bambu duri (Bambusa blumeana) sebagai sumber antioksidan. Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno. 5(1):27-33.
Wasmun, H., A. Rahim dan G.S. Hutomo. 2015. Pembuatan minuman instan fungsional dari bioaktif pod husk kakao. Jurnal Agrotekbis. 3(6): 697-706.

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>