Karakteristik Sabun Padat Pada Perlakuan Penambahan Penstabil Tween 80
Main Article Content
Abstract
The research conducted sought to determine the impact of the addition and amount of tween 80 to obtain the best solid soap characteristics. This research is a one-factor experimental study, namely the percentage of tween 80 addition (0%, 0.25%, 0.5%, 0.75%, and 1%). The results showed that the addition of tween 80 had a significant effect on the hardness, pH, foam, moisture, firmness, brightness (L*), and yellowness (b*) of solid soap, but had no significant effect on redness (a*) and foam stability. Increasing the level of tween in the mixture will cause the moisture of the foam to increase, resulting in a firmer, higher pH, brighter and more yellow color intensity. The conclusion based on the data encountered by the author is that the solid soap added with tween 80 as much as 0.75% has the best characteristics, referring to the physicochemical data which shows the results of foam with a pH of 10.45 ± 0.49, foam stability of 85.67 ± 3.30, texture of 22.38 ± 0.70, level of brightness (L*) 86.35 ± 0.354, level of redness (a*) 0.95 ± 0.636, and level of yellowness (b*) 2.7 ± 0.141. As for the organoleptic test (scoring and hedonic), panelists prefer soap with the treatment of adding 1% tween 80 showing the highest value, namely the foam is rated 4.75 ± 0.44, the stickiness is 4.45 ± 0.89, the humidity is 4.45 ± 0.69, and the overall acceptance is 5.95 ± 0.83.
Keywords : tween 80, characteristics, solid soap
Penelitian yang dilakukan berupaya menentukan dampak penambahan dan jumlah tween 80 untuk mendapatkan karakteristik sabun padat terbaik. Penelitian ini adalah studi eksperimental satu faktor, yaitu persentase penambahan tween 80 (0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1%). Adapun beberapa bahan dalam penelitian pembuatan sabun padat ini diantaranya yakni air, NaOH, coconut oil, serta tween 80. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tween 80 memiliki pengaruh signifikan terhadap kekerasan, pH, busa, kelembaban, kekesatan, kecerahan (L*), dan kekuningan (b*) sabun padat, tetapi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kemerahan (a*) dan stabilitas busa. Peningkatan kadar tween didalam campuran akan menyebabkan kelembapan busa meningkat, sehingga hasilnya lebih kesat, pH lebih tinggi, intensitas warna lebih cerah dan lebih kuning. Kesimpulan berdasarkan data yang ditemui penulis yakni sabun padat yang ditambahkan tween 80 sebanyak 0,75% memiliki karakteristik paling baik, mengacu pada data fisikokimianya yang menunjukkan hasil busa dengan pH 10,45±0,49, stabilitas busa 85,67±3,30, tekstur 22,38±0,70, tingkat kecerahan (L*) 86,35±0,354, tingkat kemerahan (a*) 0,95±0,636, serta tingkat kekuningan (b*) 2,7±0,141. Adapun untuk uji organoleptik (skoring dan hedonik), panelis lebih memilih sabun dengan perlakuan ditambahkannya tween 80 1% menunjukkan nilai paling tinggi yakni busanya dinilai 4,75±0,44, kekesatan sebesar 4,45±0,89, kelembaban 4,45±0,69, dan penerimaan keseluruhan sebesar 5,95±0,83.
Kata kunci : tween 80, karakteristik, sabun padat
Downloads
Article Details
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Seluruh artikel di Jurnal ini dapat disebarluaskan atas tetap mencantumkan sumber yang syah. Identitas judul artikel tidak boleh dihilangkan. Penerbit tidak bertangggung jawab terhadap naskah yang dipublikasikan. Isi artikel menjadi tanggung jawab Penulis.
References
Arziyah, D., Yusmita, L., dan Wijayanti, R. 2022. Analisis mutu organoleptik sirup kayu manis dengan modifikasi perbandingan konsentrasi gula aren dan gula pasir. Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah Eksakta, 1(2), 105-109.
Cahayanti, I. A. P. A., Wartini, N. M., dan Wrasiati, L. P. 2016. Pengaruh suhu dan waktu ekstraksi terhadap karakteristik pewarna alami buah pandan (Pandanus tectorius). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 4(2252), 32-41.
Caliskan, G., Nur, D.S. 2016. The effect of different drying processes and the amounts of maltodextrin addition on the powder properties of sumac extract powders. Journal of Powder Technology. 287: 308-314.
Firdaus, H. A., Shoviantari, F., dan Lestari, T. P. 2019. Formulasi dan uji mutu fisik sabun padat ekstrak ubi ungu (Ipomea batatas L.). In Prosiding Artikel Seminar Nasional Farmasi.
Isabella, D. P., Pangan, T., Pertanian, F. T., Udayana, U., dan Jimbaran, K. B. 2022. Pengaruh Konsentrasi Tween 80 Terhadap Karakteristik Serbuk Pewarna Daun Singkong (Manihot Utilissima Pohl.) Pada Metode Foam Mat Drying. J. Ilmu Dan Teknol. Pangan, 11(1).
Jalaluddin, J., Zulnazri, Z., Ibrahim, I., Hakim, L., dan Daulay, S. H. 2023. Proses pembuatan sabun padat dengan proses safonifikasi melalui reaksi minyak jarak dan vco dengan naoh dan menambahkan bubuk coklat (Theobroma cacao L.). Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 12(1), 23.
Lubis, M., Suryani, A., Kartika, I. A., dan Hambali, E. 2019. Pemanfaatan foaming agent dari minyak sawit pada beton ringan. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 29(3).
Manggau, M. A., Damayanty, R., dan Muslimin, L. 2017. Uji efektivitas kelembaban sabun transparan ekstrak rumput laut cokelat (Sargassum cristaefolium C. Agardh) dengan variasi konsentrasi sukrosa. Journal of Pharmaceutical and Medicinal Sciences, 2(1).
Nugroho, Agung. 2019. Teknologi Agroindustri Kelapa sawit. Lambung Mangkurat University Press. Diakses 5 Mei 2024 dari URL:https://www.researchgate.net/publication/337315913_Buku_Teknologi_Agroindustri_Kelapa_Sawit
Nurcahyati, D., dan Herliningsih. 2019. Formulasi Sediaan Sabun Mandi Padat dari Ekstrak Daun Ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff) dengan Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa. Jurnal Herbal Dan Farmakologis, 1(1), 11–16.
Oktari, S. A. S. E., Wrasiati, L. P., dan Wartini, N. M. 2017. Pengaruh jenis minyak dan konsentrasi larutan alginat terhadap karakteristik sabun cair cuci tangan. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 5(2), 47-57.
Panaungi, A. N., Hasma, H., dan Boroallo, I. 2022. Pembuatan sabun padat dari minyak kelapa dengan penambahan ekstrak buah pare (momordica charantia l) sebagai antioksidan menggunakan metode cold process. Borneo Journal of Pharmascientech, 6(1), 38-48.
Purwanto, M., Yulianti, E. S., Nurfauzi, I. N., dan Winarni, W. 2019. Karakteristik dan aktivitas antioksidan sabun padat dengan penambahan ekstrak kulit buah naga (Hylocereus polyrizhus). Indonesian Chemistry and Application Journal, 3(1), 14-23.
Rahayu. 2022. Formulasi sediaan sabun padat transparan ekstrak klorofil daun pepaya (carica papaya l.): Jember: Universitas Jember.
Rashati, D., Nurmalasari, D. R., dan Putri, V. A. 2022. Pengaruh variasi konsentrasi naoh terhadap sifat fisik sabun padat ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas Lam). Jurnal Ilmiah Manuntung, 8(2), 311-316.
Rizqiyah, L. A., dan Estiasih, T. 2016. Mikro dan nanoemulsifikasi fraksi tidak tersabunkan (ftt) dari distilat asam lemak minyak sawit (palms) yang mengandung senyawa bioaktif multi
Setiawati, I., dan Ariani, A. 2020. Kajian pH dan kadar air dalam SNI sabun mandi padat di Jabedebog. Prosiding Pertemuan Dan Presentasi Ilmiah Standardisasi, 293-300.
Souvica, R. T. 2013. Formulasi sediaan emulsi tipe m/a minyak biji jinten hitam (nigella sativa l.) dengan emulgator kombinasi span 80 dan tween 80.
Widyasanti, A., Farddani, C. L., dan Rohdiana, D. 2017. Pembuatan sabun padat transparan menggunakan minyak kelapa sawit (palm oil) dengan penambahan bahan aktif ekstrak teh putih (camellia sinensis). Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering), 5(3).
Widyasanti, A., Nugraha, D., dan Rohdiana, D. 2017. Pembuatan sabun padat transparan berbasis bahan minyak jarak (castor oil) dengan penambahan bahan aktif ekstrak teh putih (camellia sinensis). Agrisaintifika: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 1(2), 140-151.
Wijana, S., Mustaniroh, S. A., dan Wahyuningrum, I. 2005. Utilization of used frying oil in the making of soap: effect of saponification time and a dextrin concentration. Jurnal Teknologi Pertanian, 6(3).