Penyesuaian Diri Pasangan dengan Perkawinan Pada Gelahang di Masyarakat Hindu Bali

  • Ni Putu Eka Yulias Puspitasari Universitas Udayana
  • Made Diah Lestari Universitas Udayana

Abstract

Perkawinan Pada Gelahang merupakan bentuk perkawinan yang menjadi alternatif bagi masyarakat Hindu Bali yang tidak bisa melaksanakan bentuk perkawinan biasa maupun Nyentana. Setiap bentuk perkawinan memiliki tantangan yang memerlukan penyesuaian diri sehingga dapat tercapai sebuah kepuasan dalam perkawinan. Membahas secara langsung proses penyesuaian diri pasangan dengan perkawinan Pada Gelahang di masyarakat Hindu Bali merupakan sebuah cara yang tepat, unik, dan realistis dalam memahami penyesuaian diri sekaligus memelajari budaya perkawinan dalam masyarakat Hindu Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran proses penyesuaian diri yang dilakukan oleh pasangan dengan perkawinan Pada Gelahang di masyarakat Hindu Bali. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan data dilakukan melalui in depth interview, joint interview dan observasi pada tiga pasangan responden penelitian. Data kemudian dianalisis dengan theoretical coding dari Strauss dan Corbin (1990). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pihak laki-laki memiliki hambatan yang lebih besar ketika memutuskan untuk melakukan perkawinan Pada Gelahang. Hasil berikutnya adalah ketiga pasangan melakukan strategi personal dan social coping dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang dialaminya. Personal coping meliputi strategi being a good person, problem delay, self control, ignore the problem, being assertive, dan pray then try. Social coping meliputi strategi looking for social support, planful problem solving, dan using kids as a glue. Berdasarkan strategi yang ada, ditemukan bahwa penyesuaian diri pasangan dengan perkawinan Pada Gelahang belum optimal karena masih melibatkan strategi yang mengarah pada represi.


Kata kunci: Penyesuaian diri, penyesuaian personal, penyesuaian sosial, perkawinan Hindu Bali, perkawinan Pada Gelahang

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agustiani, H. (2009). Psikologi perkembangan (pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja). Bandung: Rafika Aditama.
Badan Pusat Statistik. (2017). Laju Pertumbuhan penduduk menurut provinsi. Diakses dari https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1268 22 Mei 2017
Barash, S.S. (2012). The nine phases of marriage: how to make it, break it, keep it. New York: St. Martin’s Griffin
Christina, D. & Matulessy, A. (2016). Penyesuaian perkawinan, subjective well being dan konflik perkawinan. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 5(01). 1-14.
Compton, W.C. (2005). An introduction to positive psychology. Belmont: Thomson Wadsworth
Creswell, J.W. (2015). Penelitian kualitatif & desain riset. (Alih Bahasa: Lazuardi, A.L). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Cutrona, C.E. & Russell, D. (1987). The provisions of social relationship and adaptation to stress. Greenwich CT: JAI Press
Dewi, E.M.P. & Basti. (2008). Konflik perkawinan dan model penyelesaian konflik pada pasangan suami istri. Jurnal Psikologi, 2(1), 42-51.
Dewi, L.H. (2009). Hubungan antara penyesuaian diri dalam perkawinan dengan kepuasan dalam perkawinan pada perempuan yang bekerja. Skripsi (Naskah Tidak Dipublikasikan). Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Duvall, E.M. & Miller, B.C. (1985). Marriage and family development (sixth edition). New York: Harper & Row, Publishers
Dyatmikawati, P. (2013). Kedudukan hukum perkawinan pada gelahang. Denpasar: Udayana University Press
Dyatmikawati, P. (2015). Kewajiban pada perkawinan pada gelahang dalam perspektif hukum adat bali. Jurnal Kajian Bali, 5(2), 461-480.
Fariza, A.M. (2017). Upaya pasangan yang tidak memiliki anak untuk mempertahankan perkawinan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fisip Unsyiah. 2(2). 628-650
Feist, J. & Feist, G.J. (2014). Teori kepribadian (edisi ketujuh). (Alih bahasa: Handriatno) Jakarta: Salemba Humanika
Hurlock, E.B. (2015). Psikologi perkembangan (edisi kelima). (Alih Bahasa: Sijabat, R.M). Jakarta: Erlangga
Landis, J.T. & Landis, M.G. (1970). Personal adjustment, marriage, and family living (fifth edition). New Jersey: Prentice-Hall
Lazarus, R.S. & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York: Springer Publishing Company
Lestari, M.D. (2017). Persahabatan: makna dan kontribusinya bagi kebahagiaan dan kesehatan lansia. Jurnal Psikologi Ulayat, 4(1). 59-82. DOI: http://dx.doi.org/10.24854/jpu12017-80
Marks, L.D., Hopkins, K., Nesteruk, O., Chaney, C., Sasser, D.D., & Monroe, P.A. (2008). “Together we are strong” a qualitative study of happy, enduring African American marriages. Jurnal family relations, 57(2), 172-185. DOI: https://doi.org/10.1111/j.1741-3729.2008.00492.x
Marsden, K. (2005). The complete book of food combining. London: Platkus.
Marshall, C. & Rossman, G.B. (2006). Designing qualitative research (fourth edition). Thousand Oaks, CA: Sage.
Moleong, L.J. (2015). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Niven, N. (2002). Psikologi kesehatan, pengantar untuk perawat dan profesional kesehatan lain. (Alih Bahasa: Agung Waluyo). Jakarta: EGC.
Olson, D.H. & DeFrain, J. (2003) Marriages and families (fourth edition). New York: McGraw Hill
Papalia, D.E, & Feldman, R.D. (2014). Menyelami perkembangan manusia (edisi keduabelas) Jakarta: Salemba Humanika
Papalia, D.E., Old, S.W., & Feldman R.D. (2011). Human development (edisi kesembilan). (Alih Bahasa: Anwar, A.K). Jakarta: Kencana
Puspitasari, N.P.E.Y. (2017). Pada gelahang: sebuah perkawinan penuh tantangan. (artikel tidak dipublikasikan). Program Studi Psikologi, Fakultas Kdokteran, Universitas Udayana, Bali.
Rachmawati, D. & Mastuti, E. (2013). Perbedaan tingkat kepuasan perkawinan ditinjau dari tingkat penyesuaian perkawinan pada istri brigif 1 marinir tni – al yang menjalani long distance marriage. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembagan, 2(2), 73-80.
Rahmandani, A., Karyono., & Dewi, E.K. (2009). Strategi penanggulangan (coping) pada ibu yang mengalami postpartum blues di rumah sakit umum daerah kota Semarang. Jurnal Psikologi, 1(9), 1-22. DOI: https://doi.org/10.14710/jpu.5.1.
Rahmatika, N.S. & Handani, M.M. (2012). Hubungan antara bentuk strategi coping dengan komitmen perkawinan pada pasangan dewasa madya dual karir. Jurnal psikologi pendidikan dan perkembangan, 1(3), 1-8.
Rahmi, F.H. (2011). Dukungan sosial pasangan dengan kepuasan pernikahan. Skripsi (Naskah Tidak Dipublikasikan). Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Rajawane, I. (2011). Hubungan religiusitas dengan kesejahteraan psikologis pada lanjut usia. Skripsi (Naskah Tidak Dipublikasikan). Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.
Rospita, I. O. & Lestari, M. D. (2016). Penyesuaian dan kepuasan perkawinan pada perempuan Bali yang tinggal di keluarga inti dan keluarga batih. Jurnal Psikologi Udayana. 3(3). 491-498.
Rustiana, E.R. & Cahyati, W, H. (2012). Stress kerja dengan pemilihan strategi coping. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(2). 149-155.
Sani, E.M.F. (2013). Pemanfaatan buletin pustakawan oleh pustakawan di kota semarang. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 2(3), 1-10.
Sanjiwani, A.A.S. & Valentina, T.D. (2017). Kepuasan perkawinan pasangan pada gelahang. Jurnal Psikologi Udayana, 4(1), 198-207.
Santrock, J.W. (2002). Life span development (perkembangan masa hidup) jilid 2 (edisi kelima). (Alih Bahasa: Chusairi, A. & Damanik, J). Jakarta: Erlangga
Schneiders, A.A. (1964). Personal adjustment and mental health. New York: Holt, Reinhart and Winston Inc.
Shek, Daniel.T.L. (1996). The value of children to hong kong chinese parents. The Journal of Psychology. 130 (5), 561
Sudantra, I.K. (Februari-April 2011). Pembaruan hukum adat bali mengenai pewarisan angin segar bagi perempuan. Bali Sruti (Edisi 1). 22-24.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian kombinasi (mix methods). Bandung: Alfabeta.
Suhardana, K.M. (2007). Catur purusartha empat tujuan hidup umat hindu. Surabaya: Paramita
Tubbs, S & Moss, S. (2001). Human Communication. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Turner, J. S. & Helms, D. B. (1995). Lifespan development (5th ed). Fort Worth: Harcourt Brace Collage Publisher.
Walgito, B. (2004). Bimbingan dan konseling perkawinan. Yogyakarta: ANDI.
Wiana, I.K. (2007). Tri hita karana menurut konsep hindu. Surabaya: paramita
Windia, W.P., dkk. (2016). Perkawinan pada gelahang di bali. Denpasar: Udayana University Press
Wulan, D.K. & Chotimah, K. (2017). Peran regulasi emosi dalam kepuasan pernikahan pada pasangan suami istri usia dewasa awal. Jurnal Ecopsy, 4(1). 58-63.
Wulandari, S. (2016). Hubungan antara kesejateraan psikologis dan penyesuaian diri siswa kelas x smk santa maria jakarta. Jurnal Psiko-Edukasi, 14(2), 94-100.
Published
2019-02-27
How to Cite
PUSPITASARI, Ni Putu Eka Yulias; LESTARI, Made Diah. Penyesuaian Diri Pasangan dengan Perkawinan Pada Gelahang di Masyarakat Hindu Bali. Jurnal Psikologi Udayana, [S.l.], p. 186-200, feb. 2019. ISSN 2654-4024. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/47162>. Date accessed: 16 nov. 2024.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>