PROSES PENERIMAAN DIRI PADA GAY YANG BERSTATUS HIV POSITIF
Abstract
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang leukosit yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh manusia. Sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi oleh HIV disebut dengan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Berdasarkan faktor risiko penularannya, salah satu populasi yang berisiko adalah gay karena aktivitas seksual berisiko. Di Indonesia gay masih mengalami stigma. Stigma dapat memengaruhi penerimaan diri (self acceptance) gay. Penerimaan diri adalah keadaan individu menerima serta mengakui segala kelebihan dan keterbatasan yang ada dalam dirinya tanpa merasa malu atau merasa bersalah (Ryff dalam Atwater, 2015). Dikaitkan pada gay yang berstatus HIV-AIDS, maka akan sulit melakukan penerimaan diri tersebut karena adanya diskriminasi dan stigma. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini difokuskan untuk membahas mengenai proses penerimaan diri pada gay yang berstatus HIV positif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan desain penelitian fenomenologi. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi serta photovoice pada tiga orang laki-laki homoseksual yang berstatus HIV positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua fase dalam proses penerimaan pada gay yang berstatus HIV positif. Fase I (Setelah mengetahui status HIV positif tetapi belum menjalani terapi) terdiri dari penolakan terhadap status HIV, kekecewaan dan penyesalan terhadap diri, dan penerimaan status HIV. Fase II (Setelah menjalani terapi) terdiri dari kondisi menurun akibat efek samping obat, penerimaan kembali status HIV setelah terapi, adanya pengalaman penolakan terkait status HIV positif, kondisi memperkenankan dan kondisi bersahabat dengan status HIV positif. Faktor pendukung untuk mencapai penerimaan diri pada gay antara lain kepatuhan menjalani terapi Antiretroviral (ARV) dan adanya dukungan sosial dari orang-orang terdekat.
Kata kunci: proses penerimaan diri, gay, HIV positif
Downloads
References
Agweda, T.O. & Dibua, V. A. (2010). The impact of stigmatization on the acceptance and care for people living with HIV-AIDS (PLWHA) in the society: a case study of civil servants in Auchi. Journal Social , 129-134.
Anwar, F. F. (2016). Pengaruh dukungan sosial terhadap penerimaan diri ODHA di Kota Banjarmasin. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Antasari Banjarmasin. Kalimantan Selatan.
Arriza, B. K., Dewi, E. K., Kaloeti, D. V. S. (2011). Memahami rekonstruksi kebahagiaan pada orang dengan HIV-AIDS (ODHA). Jurnal Psikologi Undip Vol. 10 No. 2 , 153-162.
Atwater, E. (1983). Psychology of adjustment second edition. United States of America: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.
Binarti, D. W. & Amar, A. (2013). Pengaruh konseling terhadap sikap klien VCT tentang HIV-AIDS di Puskesmas Mentikan Kota Mojokerto. Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 4 No. 1 , 152-166.
Burhan, F. R., Fourianalistyawati, E. & Zuhroni. (2014). Gambaran kebermaknaan hidup Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) serta tinjauannya menurut Islam. Jurnal Psikogenesis Vol. 2 No. 2 , 110-122.
Chaplin, J. (2015). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2015). Analisis situasi epidemiologi HIV-AIDS. Denpasar.
Djoerban, Z. D. (2014). Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi vi. Jakarta: Interna Publishing.
Fields, E. L. (2009). Racial identity, masculinity, and homosexuality in the lives of young black men who have sex with men : implication for HIV risk. United State: Proquest.
Fizriyani, W. (2016). SGRC UI: Kami bukan komunitas LGBT. Republika.com. Diunduh dari http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/22/o1c80r282-sgrc-ui-kami-bukan-komunitas-lgbt 15 Maret 2016.
Fri. (2016). 4 Alasan untuk menolak LGBT, ini penjelasannya. jpnn.com. Diunduh dari m.jpnn.com/news/4-alasan-untuk-menolak-lgbt-ini-penjelasannya 16 Mei 2017.
Galuh, M. & Novani, D. (2015). Pentingnya pengungkapan status HIV-AIDS ODHA pada orang terdekat . Jurnal Berkala Kesehatan Vol. 1 No. 1 , 47-51.
Germer, C. K. (2009). The mindful path to self-compassion: freeing yourself from destructive thoughts and emotions. New York: The Guilford Press.
Hermawanti, P., Widjanarko, M.. (2011). Penerimaan diri perempuan pekerja seks yang menghadapi status HIV positif di Pati Jawa Tengah. Psikobuana , 94-103.
Hurlock, E. B. (1973). Personality development. New Delhi: McGraw-Hill.
Kübler-Ross, E. (1998). Kematian sebagai bagian kehidupan. Jakarta: PT Grameda Pustaka Utama.
Laksana, A. S. D. & Lestari, D. W. D. (2010). Faktor-faktor risiko penularan HIV/AIDS pada laki-laki dengan orientasi seks heteroseksual dan homoseksual di Purwokerto. Mandala of Health Vol.4 No. 2, 113-123.
Larasati, M. (2012). Hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial dan depresi pada homoseksual usia dewasa muda. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta.
Lehmiller, J. J. (2014). The psychology of human sexuality. United Kingdom: Willey Blackwell.
Martoni, W., Arifin, H., Raveinal (2013). Faktor - Faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang Periode Desember 2011- Maret 2012. Jurnal Farmasi Andalas Vol. 1 No. 1 , 48-52.
Mboi, N. (2014, Oktober 17). Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No. 82 tahun 2014. Penyakit Menular. Jakarta.
Meyer, I. (2003). Prejudice, social stress, and mental health in lesbian, gay, and bisexual populations: conceptual issues and research evidence. Psychological Bulletin Vol. 127 No.5, 674-697.
Moleong, L. J. (2014). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nam, S. L., Fielding, K., Avalos, A.Dickinson, D., Gaolathe, T., Geissler, P. W. (2008). The relationship of acceptance or denial of HIV-status to antiretroviral adherence among adult HIV patients in urban Botswana. Social Science and Medicine , 301-310.
Noerliani, D., Sudaryani, Istikomah (2016). Faktor-faktor pendukung kepatuhan orang dengan HIV-AIDS (ODHA) dalam minum obat antiretrovoral. Jurnal Keperawatan , 1-13.
Paputungan, K. (2013). Dinamika psikologis pada orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Jurnal Fakultas Psikologi , Vol. 2 No. 1. 1-21.
Pietrangelo, A. & Higuera, V. (2016). How are diseases transmitted?. Healthline.com. Diunduh dari http://www.healthline.com/health/disease-transmission#Overview1 8 Maret 2016.
Purnomo, H. (2014). Negara dengan penduduk terbanyak di-dunia, RI masuk 4 besar. finance.detik.com. Diunduh dari http://finance.detik.com/read/2014/03/06/134053/2517461/4/negara-dengan-penduduk- terbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar 2 Maret 2016.
Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI. (2006). Situasi HIV/AIDS di Indonesia 1987-2006. Situasi HIV/AIDS di Indonesia 1987-2006.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan. (2014). Situasi dan analisis HIV AIDS. Situasi dan analisis HIV AIDS 1987-2014.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2016). Situasi penyakit HIV-AIDS di Indonesia. Situasi penyakit HIV-AIDS di Indonesia 2016.
Reza. (2016). Makna dukungan sosial bagi gay. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta.
RSUD Wangaya. (2017). Jumlah gay dengan HIV positif dari Oktober 2005 hingga Maret 2017. Denpasar.
Pew Research Center. (2013). The global divide on homosexuality. pewglobal.org. Diunduh dari http://www.pewglobal.org/2013/06/04/the-global-divide-on-homosexuality/ 9 Maret 2016.
Rifani, R. (2016). Dinamika emosi pada orang dengan HIV AIDS (ODHA) (Studi Kasus di Kota Banjarmasin). Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Antasari Banjarmasin. Kalimantan Selatan.
Sarafino, E. S. (2011). Health psychology : biopsychosocial interactions. United States of America: JOHN WILEY & SONS, INC.
Sari, M.D.I. & Hayati, E. N. (2015). Regulasi emosi pada penderita HIV/AIDS. EMPHATY Jurnal Fakultas Psikologi VOL. 3 No. 1 , 23-30.
Shintawati, I. (2014). Faktor pendukung dan penghambat kepatuhan penggunaan obat: studi kualitatif pada pasien HIV/AIDS dengan terapi antiretroviral lini kedua di Provinsi D.I. Yogyakarta. thesis. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Strauss, A. & Corbin, J. (1990). Basic of qualitative research: grounded theory procedures and techniques. USA: Sage Publication.
Sugiharti, Yuniar, Y., Lestary, H. (2014). Gambaran kepatuhan orang dengan HIV-AIDS (ODHA) dalam minum obat ARV di kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, tahun 2011-2012. Jurnal Depkes , 1-11.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian kombinasi (mixed method). Bandung: Alfabeta.
Sutono, S. (2016). Gagalkan pertemuan komunitas gay jaringan islam anti diskriminasi nilai polisi salah paham. Tribunnews.com. Diunduh dari http://www.tribunnews.com/nasional/2016/02/08/gagalkan-pertemuan-komunitas-gay-jaringan-islam-anti-diskriminasi-nilai-polisi-salah-paham 15 Maret 2016.
Taylor, S. E. (2015). Health psychology 9th edition. New York: MC-Graw-Hill Education.
Wagner, G.J., Aunon, F. M., Kaplan, R. L. Karam, R.,Khourl, D., Tohme, J., Mokhbat J. (2013). Sexual stigma, psychological well-being and social engagement among men who have sex with men in Beirut, Lebanon. NIH Public Access , 570-582.
Winata, B. A. (2015). Perilaku penemuan informasi kesehatan di kalangan ODHA (studi deskriptif tentang perilaku penemuan informasi kesehatan ODHA di Surabaya). Skripsi Thesis. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Surabaya.
Yuniar, Y., Handayani, R. S., Aryastami, N. K. (2013). Faktor –faktor pendukung kepatuhan orang dengan HIV-AIDS (ODHA) dalam minum obat antiretroviral di Kota Bandung dan Cimahi. Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 41 No. 2 , 72-83.
Yunita, A. (2016). Proses grieving dan penerimaan diri pada ibu rumah tangga berstatus hiv positif yang tertular melalui suaminya. Skripsi . Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Denpasar.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the works authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).