Pengaruh Perbandingan Maltodekstrin dan Gum Arab Terhadap Karakteristik Enkapsulat Ekstrak Pewarna Daun Singkong (Manihot esculenta C.)

Main Article Content

Tiara Noviyani Ni Made Wartini Bambang Admadi Harsojuwono

Abstract

Passion flowers can be processed into herbal tea by drying because they contain flavonoids and
ansiolytic effects. Drying temperature is an important factor because it can affect bioactive
compounds present in materials. The purpose of this study is to find out the effect of drying
temperature on the characteristics of passion flower powder herbal tea and determine the drying
temperature that can produce the best passion flower powder herbal tea. This study used the Group
Randomized Design by drying temperatures divided into three levels: 50-2°C, 60-2°C, and 70-2°C.
Based on the implementation time, to do this, it can be grouped into 5 times which then obtain 15 test
units. The data obtained are analyzed in the variant and if it affects the observed variables, a (BNJ) is
performed. The results of the analysis indicate that drying temperature has a very real effect on
extract content in water, total ash content, crude fiber content, total phenol, total flavonoids,
antioxidant capacity, and panelist preferences for overall product acceptance. The study found that
the drying temperature treatment of 60–2°C was the best treatment produced by herbal tea with
characteristics: water extract content 44.28%, total ash content 7.85%, crude fiber content 16.29%,
total phenolic content 58.53mg GAE/g, total flavonoid 41.55mg GAE/g, antioxidant capacity 21.81 mg
GAE/g, and the overall acceptance score of 4.10.


Keywords: Antioxidants, tea characteristics, passion flowers, drying temperature, herbal tea


Bunga markisa dapat diolah menjadi teh herbal melalui proses pengeringan karena mengandung
flavonoid dan efek ansiolitik. Suhu pengeringan merupakan faktor penting karena dapat
mempengaruhi senyawa bioaktif yang ada pada bahan. Maksud penelitian ini untuk mencari tahu
pengaruh suhu pengeringan pada karakteristik teh herbal bubuk bunga markisa serta menentukan suhu
pengeringan yang menciptakan teh herbal bubuk bunga markisa dengan karakteristik terbaik. Riset ini
memakai Rancangan Acak Kelompok dengan melakukan pengeringan suhu yang terbagi menjadi tiga
taraf yaitu 50±20C, 60±20C, dan 70±20C. Berlandaskan waktu pelaksanaan, untuk melakukan hal ini
dapat dikelompokkan menjadi 5 kali yang kemudian memperoleh 15 satuan pengujian. Data yang
didapatkan di analisis varian dan jika hal tersebut berpengaruh akan variabel yang dianalisis dilakukan
Uji Berbeda Nyata Jujur (BNJ). Hasil analisis menyatakan jika suhu pengeringan sangat nyata
berpengaruh akan kadar ekstrak dalam air, kadar abu total, kadar serat kasar, total fenol, total
flavonoid, kapasitas antioksidan, serta kesukaan panelis pada penerimaan keseluruhan produk. Hasil
penelitian menyatakan jika perlakuan suhu pengeringan 60±20C merupakan perlakuan terbaik yangdihasilkan teh herbal dengan karakteristik: kadar ekstrak pada air 44,28%, kadar abu total 7,85%,
kadar serat kasar 16,29%, total fenolik 58,53mg GAE/g total flavonoid 41,55mg QE/g, kapasitas
antioksidan 21,81 mg GAE/g, dan penerimaan keseluruhan suka dengan nilai sebesar 4,10.


Kata kunci : Antioksidan, karakteristik teh, bunga markisa, suhu pengeringan, teh herbal

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
NOVIYANI, Tiara; WARTINI, Ni Made; HARSOJUWONO, Bambang Admadi. Pengaruh Perbandingan Maltodekstrin dan Gum Arab Terhadap Karakteristik Enkapsulat Ekstrak Pewarna Daun Singkong (Manihot esculenta C.). JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI, [S.l.], v. 11, n. 1, p. 1-13, mar. 2023. ISSN 2503-488X. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/jtip/article/view/90971>. Date accessed: 21 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JRMA.2023.v11.i01.p01.
Section
Articles

References

Ashihari, A. 2013. Formulasi dan evaluasi fisik mikrokapsul dari ekstrak kedelai (Glycine max l.merr) dengan metode penguapan pelarut. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Universitas Hasanuddin Makassar.
Budihartini, N. K. S. 2021. Karakteristik mikrokapsul pewarna fungsional dari ekstrak bekatul beras hitam pada perbandingan gelatin dan maltodekstrin dan aplikasinya pada produk pangan. Universitas Udayana, Bali.
Caliskan, G., and Dirim, S. N. 2016. The effect of different drying processes and the amounts of maltodextrin addition on the powder properties of sumac extract powders. Powder Technology, 287, 308–314. https://doi.org/10.1016/j.powtec.2015.10.019
Comunian, T. A., Monterrey-Quintero, E. S., Thomazini, M., Balieiro, J. C. C., Piccone, P., Pittia, P., and Favaro-Trindade, C. S. 2011. Assessment of production efficiency, physicochemical properties and storage stability of spray-dried chlorophyllide, a natural food colourant, using gum arabic, maltodextrin and soy protein isolate-based carrier systems. International Journal of Food Science and Technology, 46(6), 1259–1265. https://doi.org/10.1111/j.1365-2621.2011.02617.x
Distan Pangan Bali. 2021. Kinerja Produksi Ubi Kayu Provinsi Bali 2016 – 2020. https://distanpangan.baliprov.go.id/kinerja-produksi-ubi-kayu-provinsi-bali-2016-2020/
Ernawati, U. R., Khasanah, L. U., and Anandito, R. B. K. 2014. The effect of variation dextrose equivalents maltodextrin values on the microencapsulant characteristic of teak leaves (Tectona grandis L.f) natural dye. Jurnal Teknologi Pertanian, 15(2), 111–120.
Fridayana, I. W. E., Wrasiati, L. P., dan Ganda Putra, G. 2018. Karakteristik enkapsulat pewarna fungsional dari ekstrak selada laut (Ulva lactuca L.) pada perlakuan perbandingan gelatin dan maltodekstrin. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 6(4), 335. https://doi.org/10.24843/jrma.2018.v06.i04.p08
Ganda-Putra, G. P., Wartini, N. M., dan Ina, P. T. 2015. Pengaruh suhu dan waktu distilasi cairan pulpa hasil samping fermentasi biji kakao terhadap karakteristik distilat cuka fermentasi. Media Ilmiah Teknologi Pangan, 2(2), 89–97.
Gardjito, M., Agnes Murdiati, dan Aini, N. 2006. Mikroenkapsulasi β-karoten buah labu kuning dengan eknapsulan whey protein dan karbohidrat. Jurnal Teknologi Pertanian, 2(1), 13–18.
Hutabarat, R. L. P., Wartini, N. M., dan Antara, N. S. 2021. Karakteristik ekstrak pewarna alami daun singkong (Manihot esculenta) pada perlakuan jenis pelarut dan suhu maserasi. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 9(1), 53. https://doi.org/10.24843/jrma.2021.v09.i01.p06
Hutajulu, T. F., Hartanto, E. S., dan Subagja. 2008. Proses ekstraksi zat warna hijau khlorofil alami untuk pangan dan karakterisasinya. Jurnal Riset Industri (Vol. 2, Issue 1, pp. 44–55).
Indrasti, D., N. Andarwulan, E. H. Purnomo, R. P. 2015. Karakteristik serbuk pewarna alami dari daun suji (Pleomele angustifolia N. E. Brown). Seminar Nasional & Pameran Produk Pangan 2015.
Kanakdande, D., Bhosale, R., and Singhal, R. S. 2007. Stability of cumin oleoresin microencapsulated in different combination of gum arabic, maltodextrin and modified starch. Carbohydrate Polymers, 67(4), 536–541. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2006.06.023
Kang, Y. R., Lee, Y. K., Kim, Y. J., and Chang, Y. H. 2019. Characterization and storage stability of chlorophylls microencapsulated in different combination of gum arabic and maltodextrin. Food Chemistry, 272(March 2018), 337–346. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2018.08.063
Marpaung, A. L. R. P., Tafzi, F., and Rahmayani, I. 2009. The effect of comparison of maltodekstrin and gum arabic on the microencapsulation of duku kumpeh leaf extract ( Lansium Domesticum Corr.). Jurnal Biology Science and Education, 4(2), 1–10.
Ningsih, R., Sudarno, S., dan Agustono, A. 2018. Pengaruh konsentrasi maltodekstrin terhadap karakteristik pepton ikan kakap (Lutjanus sp.). Agrointek, 12(1), 55. https://doi.org/10.21107/agrointek.v12i1.3673
Nollet, L. M. L. (2004). Handbook of Food Analysis (2nd ed.). Marcel Dekker Incorporation. https://doi.org/https://doi.org/10.1201/9780367854409
Nuada, I. K. A., Wartini, N. M., dan Suhendra, L. 2020. Karakteristik enkapsulat ekstrak pewarna bunga kenikir (Tagetes erecta L.) pada perlakuan perbandingan kasein dan maltodekstrin. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 8(3), 435. https://doi.org/10.24843/jrma.2020.v08.i03.p12
Oktaviana, Y. R. 2012. Kombinasi maltodekstrin dan suhu pemanasan terhadap kualitas minuman serbuk instan belimbing wuluh (Avverhoa bimbi Linn.). Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
Rakasiwi, P., Iftitah, E. D., dan Utomo, E. P. 2014. Pengaruh perbandingan bahan pelapis maltodekstrin dan gum arab dalam mikrokapsul berbahan inti sitronelal. Kimia Student Journal, 2(1), 295–300.
Safithri, M., Indariani, S., dan Septiyani, D. 2020. Aktivitas antioksidan dan total fenolik minuman fungsional nanoenkapsulasi berbasis ekstrak sirih merah. Indonesian Journal of Human Nutrition, 7(1), 69–83. https://doi.org/10.21776/ub.ijhn.2020.007.01.7
Sekali, E. E. K., Wartini, N. M., dan Suhendra, L. 2020. Karakteristik ekstrak aseton pewarna alami daun singkong (Manihot esculenta C.) pada perlakuan ukuran partikel bahan dan lama maserasi. Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno, 5(2), 49–58.
Setiari, N., dan Nurchayati, Y. 2009. Eksplorasi kandungan klorofil pada beberapa sayuran hijau sebagai alternatif bahan dasar food supplement. Bioma Issn:1410-8801, 11(1), 6–10.
Umawiranda, P., dan Cahyaningrum, S. 2014. Enkapsulasi pirazinamid menggunakan alginat dan kitosan. UNESA Journal of Chemistry, 3(3).
Widarta, I. W. R., dan Arihantana, N. M. I. H. 2014. Mikroenkapsulasi ekstrak bekatul beras merah: kajian jenis dan konsentrasi enkapsulan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014. (pp. 92–99).
Yogaswara, I. B., Wartini, N. M., dan Wrasiati, P. L. 2017. Karakteristik enkapsulat ekstrak pewarna buah pandan (Pandanus tectorius) pada perlakuan enkapsulan gelatin dan maltodekstrin. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 5(4), 31–40.
Yuliarti, N. 2007. Awas bahaya di balik lezatnya makanan (1st ed.). Andi, Yogyakarta.
Yuliawaty, S. T., and Susanto, W. H. 2015. Effect of drying time and concentration of maltodextrin on the physical chemical and organoleptic characteristic of instant drink noni leaf (Morinda citrifolia). Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(1), 41–51.