Aktivitas Antibakteri Propionibacterium acnes Ekstrak Bunga Kenanga (Cananga odorata) Terhadap Variasi Jenis Pelarut dan Waktu Maserasi
Main Article Content
Abstract
ABSTRACT
Ylang ylang flower is one of the natural sources that contain antibacterial compounds. One of the bacterial infections on the skin surface is acne and is aggravated by the existence of Propionibacterium acnes bacteria. This experiment aims to determine the effect of solvent type and maceration time on the effectiveness of ylang flower extract in inhibiting P.acnes bacteria, and to determine the combination of solvent type and maceration time that produces ylang flower extract with the best antibacterial activity. This experiment used Factorial Randomised Group Design (RAK) with two factors. The first factor is the solvent type which includes ethanol, methanol, and n-hexane. The second factor is maceration time which includes 24, 48, and 72 hours. The variables observed in this study included yield, total phenol, and the highest antibacterial activity. The obtained data were then analysed with analysis of variance (ANOVA), then continued with Duncan's test. The results of this study showed that the type of solvent and maceration time significantly affected the yield, total phenol, and antibacterial activity on P.acnes test bacteria. The interaction between treatments had a significant effect on yield but no significance on total phenol and antibacterial activity on P.acnes test bacteria. The best solvent type that can produce kenanga flower extract with the highest antibacterial activity is methanol with an inhibition zone of 8.48 ± 1.66 mm, with yield of 5.03 ± 0.10% and total phenol of 43.04 ± 0.81 mg GAE/g. The best maceration time that can produce kenanga flower extract with the highest antibacterial activity is 48 hours with an inhibition zone of 5.35 ± 0.79 mm, with yield of 5.03 ± 0.10% and total phenols of 31.69 ± 1.27 mg GAE/g.
Keywords : antibacterial, ylang-ylang flower, extraction, solvent type, maceration time
ABSTRAK
Bunga kenanga adalah salah satu sumber alami yang mengandung senyawa antibakteri. Salah satu infeksi akibat bakteri pada permukaan kulit adalah jerawat dan diperburuk karea adanya bakteri Propionibacterium acnes. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan.pengaruh jenis pelarut dan waktu lama maserasi pada efektivitas ekstrak bunga kenanga dalam menghambat bakteri P.acnes, serta untuk menentukan kombinasu jenis pelarut dan waktu maserasi yang menghasilkan ekstrak bunga kenanga dengan aktivitas antibakteri terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah jenis pelarut yang meliputi etanol, metanol, dan n-heksana. Faktor kedua adalah waktu maserasi yang meliputi 24, 48, dan 72 jam. Variabel yang diamati pada penelitian ini meliputu rendemen, total fenol, dan aktivitas antibakteri tertinggi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA), kemudian dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis pelarut dan waktu maserasi berpengaruh sangat signifikan pada rendemen, total fenol, dan aktivitas antibakteri pada bakteri uji P.acnes. Interaksi antar perlakuan berpengaruh signifikan pada rendemen namun tidak berpengaruh signifikan terhadap total fenol dan aktivitas antibakteri pada bakteri uji P.acnes. Jenis pelarut terbaik yang mampu menghasilkan ekstrak bunga kenanga dengan aktivitas antibakteri tertinggi adalah metanol dengan zona hambat sebesar 8,48±1,66 mm, dengan rendemen sebesar 5,03±0,10 % dan total fenol sebesar 43,04±0,81 mg GAE/g. Lama waktu maserasi terbaik yang mampu menghasilkan ekstrak bunga kenanga dengan aktivitas antibakteri tertinggi adalah 48 jam dengan zona hambat sebesar 5,35±0,79 mm, dengan rendemen sebesar 5,03±0,10 % dan total fenol sebesar 31,69±1,27 mg GAE/g.
Kata kunci : antibakteri, bunga kenanga, ekstraksi, jenis pelarut, waktu maserasi
Downloads
Article Details
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Seluruh artikel di Jurnal ini dapat disebarluaskan atas tetap mencantumkan sumber yang syah. Identitas judul artikel tidak boleh dihilangkan. Penerbit tidak bertangggung jawab terhadap naskah yang dipublikasikan. Isi artikel menjadi tanggung jawab Penulis.
References
Elkenawy, N. M., Soliman, M. A. W., dan El-Behery, R. R. 2023. In-vitro antimicrobial study of non/irradiated Ylang-ylang essential oil against multi drug resistant pathogens with reference to microscopic morphological alterations. Indian Journal of Microbiology, 63(4), 21-631.
Immanuela, J. 2018. Pengaruh jenis pelarut dan lama waktu maserasi terhadap aktivitas antibakteri mikroalga Porphyridium cruentum. Skripsi. Universitas Brawijaya.
Katili, S. S., Wewengkang, D. S., dan Rotinsulu, H. 2020. Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Organisme Laut Spons Ianthella Basta Terhadap Beberapa Mikroba Patogen. Pharmacon, 9(1), 100-107.
Mulyanita., Djali, M., dan Setiasih, I. S. 2019. Total fenol, flavonoid dan aktivitas antimikroba limbah kulit lidah buaya (Aloe chinensis Baker). Jurnal Vokasi Kesehatan, 5(2), 95-102. doi: 10.30602/jvk.v5i2.
Pariury, J. A., Herman, J. P. C., Rebecca, T., Veronica, E., dan Arijana, I. G. K. N. 2021. Potensi kulit jeruk Bali (Citrus maxima Merr) sebagai antibakteri Propionibacterium acne penyebab jerawat. Hang Tuah Medical Journal, 19(1), 119-131.
Prasetyo, S., Sunjaya, H., dan Yanuar, Y. 2012. Pengaruh rasio massa daun suji / pelarut, temperatur dan jenis pelarut pada ekstraksi klorofil daun suji secara batch dengan pengontakan dispersi. Skripsi. Universitas Katolik Parahyangan. Bandung.
Pratiwi, L. 2023. Pengaruh waktu dan daya pada ekstraksi menggunakan metode Microwave Assisted Extraction terhadap aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah kakao. Skripsi. Universitas Udayana.
Salsabila, F. 2022. Optimasi pembuatan sediaan sabun cair ekstrak bunga kenanga (Cananga odorata) berdasarkan perbedaan suhu pemanasan. Skripsi. Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Semadhi, P. G. M., Mahardika, K. I. K., Megayanthi, R. S., Kirana, N. W. P., Palaguna, I. D.G., dan Hendrayana, M. A. 2022. Uji aktivitas antibakteri ekstrak kulit batang tanaman kenanga (Cananga odorata) terhadap bakteri penyebab infeksi kulit Staphylococcus aureus secara in vitro. Intisari Sains Medis, 13(1), 6-10.
Supomo. 2021. Khasiat Tumbuhan Akar Kuning Berbasis Bukti. Yogyakarta: PT. Nas Media Indonesia. https://eprints.uad.ac.id/51253/1/New%20Document(94).pdf
Suryani, N. C., D. Permana, D., dan Jambe, A. 2015. Pengaruh jenis pelarut terhadap kandungan total flavonoid dan aktivitas antioksidan ekstrak daun matoa (Pometia pinnata). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, 5(1), 1-10.
Syafriana, V., Hamida, F., Nanda, E. V., Laili, N., dan Putri, A. 2020. Aktivitas antibakteri ekstrak n-heksana dan etanol biji anggur terhadap Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes. Prosiding Seminar Nasional Biologi, 6(1), 22-30.
Ullah, H., & Ali, S. 2017. Classification of anti‐bacterial agents and their functions. InTech. doi: 10.5772/intechopen.68695.
Wardania, A. K., Malfadinata, S., dan Fitriana, Y. 2020. Uji aktivitas antibakteri penyebab jerawat Staphylococcus epidermidis menggunakan ekstrak daun Ashitaba (Angelica keiskei). Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian, 1(1), 14-19.
Whika, F. D., Leni, R., dan Ismi, R. 2017. Rendemen dan skrining fitokimia pada ekstrak daun Sanseviera sp. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 17(3), 197-202.
Yuswi, N.C.R. 2017. Ekstraksi antioksidan bawang dayak (Eleutherine palmifolia) dengan metode ultrasonic bath (kajian jenis pelarut dan lama ekstraksi). Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 5(1), 71-79.