Penerimaan ibu terhadap kondisi anak down syndrome
Abstract
Down syndrome merupakan merupakan suatu kumpulan gejala dari abnormalitas kromosom, biasanya kromosom 21 yang tidak dapat memisahkan diri selama periode pembelahan sel (meiosis) sehingga anak akan mempunyai kromosom 21 yang berlebih atau sering disebut dengan trisomi 21. Penerimaan ibu penting karena berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak agar lebih maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses ibu menerima bahwa telah melahirkan anak down syndrome. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Responden dalam penelitian ini adalah seorang ibu yang memiliki anak down syndrome yang berjenis kelamin laki-laki dan merupakan anak laki-laki satu-satunya dikeluraga. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses menuju penerimaan yang dialami oleh ibu dengan anak down syndrome yaitu shock (terkejut), menyangkal (denial), anger (perasaan marah), bargaining (tawar-menawar), depresi, dan penerimaan diri (acceptance). Gambaran penerimaan ibu terhadap kondisi anak diantaranya mampu menerima anaknya secara utuh, membimbing anak menjadi lebih mandiri, dan mengarahkan anak pada potensi yang dimiliki. Faktor yang mendukung penerimaan ibu yaitu dukungan pasangan, kesadaran akan karma, religiusitas, merasa tidak berjuang sendirian, dan menyadari usia ibu merupakan salah satu faktor penyebab down syndrome.
Downloads
References
Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif teori & praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Heaman, D. J. (1991). Perceived stressors and coping strategies of parents with developmentally disabled children. Diunduh dari https://www.pediatricnursing.org/article/S0882-5963(05)80049-1/fulltext.
Hartuti & Mangunsong, F. M. (2009). Pengaruh faktor-faktor protektif internal dan eksternal pada resiliensi akademis siswa penerima bantuan khusus murid miskin (BKMM) Di SMA negeri di Depok. Jurnal Psikologi Indonesia.
Kubler-Ross, E. (2009). On Death and Dying: What the Dying Have to Teach Doctors, Nurses, Clergy, and Their Own Families, 40th Anniversary Edition. London: Routledge Taylor & Francis Group.
Kristina, F.I & Megasari, I. (2016). Hubungan antara dukungan sosial suami dengan penerimaan diri pada ibu yang memiliki Anak down syndrome di semarang. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Diunduh dari https://media.neliti.com/media/publications/65507-ID-hubungan-antara-dukungan-sosial-suami-de.pdf.
Lestari F. A., & Mariyati L. I. (2015). Resiliensi ibu yang memiliki anak down syndrome di Sidoarjo. PSIKOLOGIA, 3(1).
Mawardah, U., Siswati, & Hidayati, F. (2012). Relationship between active coping parenting stress in mother of mentally retarded child. Jurnal Psikologi, 1, 1-14. https://ejournal3.undip.ac.id
Mantra, G. (2011). Kekerasan patriarki pada perempuan bali. Diunduh dari https://balebengong.id/kekerasan-patriarki-pada-perempuan-bali/.
Mangunsong, Frieda. 2011. Psikologi dan pendidikan anak luar biasa jilid 1. Jakarta: LPSP3
Moleong, L.J. (2016). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nugraha, S.S. (2018). Penerimaan diri orangtua yang memiliki anak tunarungu. Naskah publikasi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diunduh dari eprints.ums.ac.id/69587/2/HALAMAN%20DEPAN.pdf.
Purnamasari, D. (21 Maret,2017). Lebih dekat dengan down syndrome. Diunduh dari https://tirto.id/lebih-dekat-dengan-down-syndrome-clbN.
Paramita, P. (2018). Studi pendahuluan : Penerimaan ibu terhadap kondisi anak down syndrome. Naskah tidak dipublikasikan, Program Studi Sarjana Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.
Prihadhi, K, E. (2004). My potency. Jakarta : Komputindo.
Prasetia, Y.P.P. (2017). Resiliensi pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Jurnal Psikologi. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Dinduh dari repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13142/1/T1_802013047_Full%20text.pdf.
Rachmawati, N.S, & Masykur, M.A (2016). Pengalaman ibu yang memiliki anak down syndrome. Universitas Diponegoro. Diunduh dari https://media.neliti.com.
Roy, R. (2011). Social support, health, and illness. Toronto: University of Toronto Press.
Rahmawati, S. (2017). Pengaruh religiusitas terhadap penerimaan diri orangtua anak autis di sekolah luar biasa XYZ. Jurnal AL-AZHAR Indonesia seri humaniora, 4(1).
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kualitatif untuk penelitian yang bersifat: ekploratif, enterpretif, interaktif dan konstruktif. Bandung: Alfabeta
Sarafino, E.P. (2006). Health psychology: Biopsychosocial interaction. New York: John Wiley & Sons.
Suri, D.P., & Daulay, W. (2012). Mekanisme koping pada orang tua yang memiliki anak down syndrome di SDLB negeri 107708 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Jurnal USU, 1(1).
Saputri, S.A., Hardjono, & Karyanta, N.A. (2011). Hubungan religiusitas dan dukungan sosial dengan psychological well-being santri kelas VIII Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ibnu Abbas Klaten. Jurnal Program Study Psikologi Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret.
Safaria, T.(2005). Autisme: pemahaman baru untuk hidup bermakna bagi orangtua. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Wijayanti, Dian. (2015). Subjective well being dan penerimaan diri ibu yang memiliki anak down syndrome. eJournal Psikologi, 4(1), 120-130.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the works authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).