Laporan Kasus: Ascites Disertai Distensi Vena Abdominalis Akibat Gangguan Fungsi Hati pada Anjing
Abstract
Gangguan fungsi hati merupakan salah satu penyebab yang sering ditemukan pada kasus ascites. Seekor anjing ras campuran betina berumur delapan tahun, dengan bobot badan 6,25 kg mengalami distensi abdomen selama empat bulan dan kesulitan bernapas. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan capillary refill time (CRT) normal, suhu tubuh 39,3°C, frekuensi napas tinggi, dan terdapat distensi vena abdominalis. Hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan adanya akumulasi cairan pada abdomen. Pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan penurunan hemoglobin, mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC), dan platelet. Pemeriksaan biokimia darah menunjukkan peningkatan alanine aminotransferase (ALT), aspartate aminotransferase (AST), blood urea nitrogen (BUN), dan kreatinin, serta penurunan nilai albumin serum. Pemeriksaan cairan abdomen dengan teknik abdominocentesis dan pemeriksaan X-ray diketahui bahwa cairan ascites yang diperiksa tergolong jenis ascites transudatif, yaitu tidak berwarna dan bening. Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis dan penunjang yang dilakukan, anjing kasus disimpulkan mengalami gangguan fungsi hati dengan prognosis dubius. Terapi yang dilakukan adalah terapi simptomatik dengan memberikan obat diuretik furosemid 3,2 mg/kg BB dua kali sehari selama tujuh hari dan terapi suportif dengan multivitamin sebanyak 1 tablet sehari selama tujuh hari serta penggantian pakan dengan dog food Bolt®. Setelah satu minggu perawatan, distensi abdomen berkurang dan frekuensi napas anjing membaik. Walaupun demikian, distensi pada vena abdominalis masih terlihat.