Laporan Kasus: Infeksi Canine Parvovirus pada Anjing Chihuahua yang Tidak Di-booster
Abstract
Virus parvo anjing atau Canine Parvovirus (CPV-2) merupakan salah satu agen penyakit yang disebabkan oleh virus. Infeksi virus ini dapat diderita oleh anak anjing yang tidak divaksin secara lengkap antara usia enam minggu hingga enam bulan. Anjing kasus merupakan anjing ras chihuahua berumur lima bulan, berjenis kelamin betina, dengan bobot badan 2 kg, diperiksa dengan keluhan muntah, diare berdarah, serta tidak mau makan dan minum. Pemeriksaan klinis menunjukkan membran mukosa pucat, mukosa hidung yang kering, turgor kulit lambat, dehidrasi, diare bercampur darah yang beraroma khas, muntah, dan terdengar suara borborigmi usus yang meningkat, serta ditemukannya infeksi caplak pada kulit. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukan anjing kasus mengalami leukopenia. Hasil pemeriksaan test kit canine parvovirus (CPV) menunjukkan hasil positif dan didiagnosis terinfeksi canine parvovirus (CPV-2). Penanganan dilakukan dengan pengobatan secara suportif dan simptomatik. Pemberian terapi cairan diberikan secara intravena berupa ringer lactate dan untuk mencegah infeksi sekunder diberikan antibiotik cefotaxime (50 mg/kg IV, BID, selama lima hari). Terapi simptomatik diberikan obat antiemetik maropitant citrate (1 mg/kg SC, SID selama lima hari), sedangkan terapi suportif diberikan hematodin (0,2 mL/kg IV, SID, selama tiga hari), dan obat herbal Yunnan Baiyao® (1 kapsul sehari, PO, selama lima hari) untuk meminimalisir peradangan dan pendarahan pada usus. Perawatan berlangsung selama tujuh hari dan anjing kasus menunjukkan proses kesembuhan dalam waktu empat hari. Anjing kasus kembali normal setelah hari ke lima.