Laporan Kasus: Dermatofitosis Karena Infeksi Kapang Curvularia pada Anjing Persilangan
Abstract
Anjing domestik bernama Pino, jenis kelamin jantan, berumur enam tahun, bobot badan 3,9 kg, dan rambut berwarna cokelat, dibawa ke Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Berdasarkan tanda klinis yang terlihat, anjing mengalami eritema pada kulit, krusta, alopesia pada daerah daun telinga, leher, kaki depan, dan kaki belakang. Status praesens menunjukkan suhu tubuh mengalami peningkatan yaitu 40,5°C. Pemeriksaan kerokan kulit tidak ditemukan adanya parasit atau spora jamur. Sedangkan hasil dari pemeriksaan sitologi didapatkan Curvularia. Hasil pemeriksaan darah yaitu limfositosis dan anemia mikrositik normokromik. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan klinis dan laboratoris, dapat disimpulkan bahwa anjing kasus didiagnosis mengalami dermatofitosis. Diberikan terapi kausatif dengan ketoconazole 10-12 mg/kg BB PO q12h, dan terapi suportif pemberian vitamin B kompleks. Kondisi anjing kasus semakin membaik dengan ditandai tumbuhnya rambut pada bagian tubuh yang mengalami alopesia setelah dilakukan terapi selama lima hari. Curvularia adalah genus Pleosporalean monophyletic dengan banyak jenis spesies, termasuk jenis fitopatogenik, jamur patogen pada hewan dan manusia. Curvularia juga menyebabkan phaeohyphomycosis yang mana ditemukan pada invertebrata, vertebrata berdarah dingin, burung, dan spesies mamalia termasuk ruminansia, kuda, anjing, kucing dan manusia. Tujuan dilakukan pemeriksaan pada anjing kasus adalah untuk mengetahui agen penyakit yang menyebabkan terjadinya banyak lesi pada kulit anjing tersebut.