Sistem Pemeliharaan Anjing dan Tingkat Pemahaman Rabies Masyarakat Desa yang belum Tertular Rabies di Kabupaten Gianyar, Bali
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase dan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pemeliharaan dan tingkat pemahaman masyarakat mengenai rabies di Kabupaten Gianyar. Terdapat 14 desa yang belum dilaporkan kejadian rabies di Kabupaten Gianyar, nanti di setiap desa akan disebar 10 kuisioner kepada masyarakat pemilik anjing. Data hasil wawancara dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuanttitatif dan dilakukan pemetaan faktor resiko rabies di masing-masing desa yang belum dilaporkan kejadian rabies di Kabupaten Gianyar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan anjing yang baik di Kabupaten Gianyar berhubungan dengan kondisi pemeliharaan anjng (98,6%); tidak memelihara HPR (95%); pemberian pakan lebih dari sekali (95%); status vaksinasi rabies (91,4%); dan jumlah anjing yang dipelihara tidak lebih dari satu ekor (58,6%). Sistem pemeliharaan anjing yang kurang baik berhubungan dengan pemberian pakan sisa/racikan (96,4%); anjing yang tidak di sterilisasi (91,4%); tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan pada anjing (80%); kontak dengan anjing lain (79,3%); dan pemeliharaan anjing dengan dilepas (76,4%). Tingkat pemahaman masyarakat Kabupaten Gianyar yang baik berhubungan dengan tidak ditemukannya gejala rabies di desa yang belum dilaporkan kejadian rabies (98,6%); mobilitas anjing (97,1%); pemahaman mengenai bahaya rabies (89,3%); mengetahui ciri-ciri rabies pada anjing (77,1%); dan asal anjing (56,4%). Tingkat pemahaman masyarakat yang kurang baik berhubungan dengan belum adanya aturan desa mengenai pencegahan rabies (100%); belum pernah mengikuti penyuluhan rabies (89,3%); cara memperoleh anjing (87,1%); dan aturan desa atau awig-awig (85,7%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem pemeliharaan anjing dan tingkat pemahaman masyarakat mengenai penyakit rabies di Kabupaten Gianyar tergolong baik.