Laporan Kasus: Keberhasilan Penanganan Hematuria karena Urolithiasis dengan Manajemen Diet dan Suplemen Glukosamin
Abstract
Hewan kasus adalah seekor kucing persilangan Persia jantan, berumur satu tahun, bobot badan 3,5 kg. Hewan menunjukkan gejala klinis hematuria, oliguria, dan stranguria. Ketika dipalpasi pada daerah caudoventral abdomen terjadi distensi pada vesika urinaria. Pada saat ditekan bagian abdomen hewan tampak kesakitan. Hasil pemeriksaan organoleptik menunjukkan bahwa urin berwarna merah, keruh, dan berbau pesing yang tajam. Pemeriksaan kimia urin menunjukkan pH 6, leukosit (-), protein trace, bilirubin (-), urobilinogen (1+), eritrosit (4+), keton (-), glukosa (2+), nitrit normal, dan berat jenis urin 1,040. Pada pemeriksaan sedimen urin ditemukan adanya eritrosit dan kalkuli yaitu struvit dan kalsium oksalat. Pemeriksaan radiografi menunjukkan adanya retensi urin vesica urinaria. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, hewan didiagnosis menderita urolithiasis. Penanganan pertama yang dilakukan adalah pemberian terapi cairan dengan Ringer Laktat 50 mL/kg/hari dan pemasangan kateter urin ukuran 1,0/1,0 x 130 mm yang bertujuan untuk memudahkan melakukan pembilasan/flushing pada kucing kasus. Pengobatan yang diberikan berupa terapi antibiotik cefotaxime dengan dosis 22 mg/kg BB (0,8 mL, IV, q24h), terapi suportif glukosamin (PO, q12h), dan pakan kucing rendah magnesium untuk mengurangi pembentukan kalkuli struvit. Perawatan selama tujuh hari menunjukkan perubahan positif yang signifikan, yaitu kucing bisa urinasi dengan normal dan tidak adanya hematuria.