Kajian Pustaka: Infeksi Cacar Monyet pada Manusia

  • I Made Bagi Rate Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • I Dewa Made Upadana Kumara Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Ardhita Nurma Gupita Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Ayu Talia Shalsa Billa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Rahma Anissa Prayoko Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Makrina Weni Misa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • I Wayan Batan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Abstract

Cacar monyet atau monkeypox merupakan penyakit zoonosis yang pertama kali diisolasi dari monyet ekor panjang dengan lesi mirip cacar.  Cacar monyet dinyatakan sebagai "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization.  Beberapa mamalia, seperti tikus, diidentifikasi sebagai reservoir alami virus cacar monyet, sementara primata non-manusia juga dapat terinfeksi dengan manifestasi lesi yang mirip seperti manusia yaitu dengan munculnya lesi kulit makula, papula, vesikel, dan pustula yang berkembang menjadi kerak dan akhirnya mengelupas dengan gejala sistemik dan prodromal seperti demam, kelelahan, penurunan nafsu makan, limfadenopati, mialgia, dan nyeri sakit kepala.  Periode inkubasi virus cacar monyet berkisar antara 6-13 hari.  Kasus pertama cacar monyet di Asia Tenggara dilaporkan terjadi di Singapura pada Mei 2019.  Penyakit cacar monyet atau monkeypox belum pernah ditemukan di Indonesia sejak pertama kali ditemukan pada manusia.  Cacar monyet juga dapat ditularkan secara seksual dari laki-laki ke laki-laki sebagaimana terbukti dengan munculnya lesi di sekitar area anal atau genital.  Vaksin smallpox memiliki peran dalam pencegahan infeksi monkeypox akibat reaksi silang imunologis antarvirus dalam satu genus yang sama, dengan perkiraan tingkat keberhasilan 85%.  Vaksin yang dipertimbangkan untuk digunakan merupakan vaksin berbasis virus vaccinia.  Negara India, melalui Serum Institute of India (SII), aktif mengembangkan vaksin cacar monyet dengan bermitra bersama organisasi internasional, seperti Novavax untuk menciptakan vaksin berbasis mRNA.  Upaya ini memperlihatkan kemampuan negara India dalam produksi vaksin yang diperkuat oleh pengalaman dalam menangani penyakit menular seperti COVID-19.  Upaya ini adalah bagian dari strategi yang lebih luas yang mencakup peningkatan kemampuan diagnostik dan eksplorasi pengobatan antivirus untuk cacar monyet atau monkeypox.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

I Made Bagi Rate, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

I Dewa Made Upadana Kumara, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

Ardhita Nurma Gupita, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

Ayu Talia Shalsa Billa, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

Rahma Anissa Prayoko, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

 

Makrina Weni Misa, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

I Wayan Batan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Laboratorium Diagnosis Klinik, Patologi Klinik, dan Radiologi Veteriner

Published
2024-07-31
How to Cite
RATE, I Made Bagi et al. Kajian Pustaka: Infeksi Cacar Monyet pada Manusia. Indonesia Medicus Veterinus, [S.l.], p. 440-450, july 2024. ISSN 2477-6637. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/118693>. Date accessed: 05 jan. 2025. doi: https://doi.org/10.19087/imv.2024.13.4.440.
Section
Review Article

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >>