Kajian Pustaka: Dampak Keracunan Sianida terhadap Kesehatan Sapi dan Langkah-langkah Pencegahannya

  • Ni Kadek Deasy Pitriyawati Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Wahyudi Wahyudi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Aminuddin Syafram Partama Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Brainna Kirayna Ginting Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • I Made Nanda Wahyudi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • I Wayan Batan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Abstract

Sianida merupakan senyawa kimia yang mengandung atom karbon dan nitrogen atau secara spesifik pada strukturnya mengandung kelompok gugus siano (–C?N).  Secara alami, komponen ini berada pada tumbuhan dan makanan yang diproses.  Keberadaannya pada tanaman bisa sebagai hasil produksi secara endogen atau akumulasi akibat terpaparnya tanaman oleh air atau elemen lain pada lingkungan yang tercemar sianida.  Sianida dapat menjadi racun yang reaksinya paling cepat pada ternak dan umumnya keracunan terjadi setelah ternak mengonsumsi tanaman sianogenik.  Sapi merupakan salah satu hewan ruminansia yang paling sering mengalami keracunan karena sifat ingin tahu dan perilaku makannya.  Glikosida sianogenik yang terkandung dalam tanaman akan menjadi beracun apabila mendapatkan perlakuan seperti pembekuan, pemotongan, dan pengunyahan.  Di dalam tubuh sapi, glikosida sianogenik diubah menjadi hidrogen sianida melalui proses hidrolisis.  Sasaran utama dari toksisitas sianida adalah sistem kardiovaskuler dan sistem saraf pusat, sehingga gejala seperti kejang, mulut berbusa, dan pupil mata melebar umum ditemukan sebelum akhirnya mati.  Sampai saat ini, belum ada gold standard untuk mendiagnosis kejadian toksikasi sianida.  Namun, uji kualitatif dan kuantitatif kandungan sianida dari sampel jaringan ataupun sampel isi lambung hewan dapat membantu diagnosis.  Temuan nekropsi yang khas pada kasus toksisitas sianida adalah perubahan warna darah menjadi merah terang.  Kematian dapat dicegah dengan penanganan cepat berupa pemberian antidot, seperti hidroksokobalamin dan natrium tiosulfat.  Kombinasi natrium tiosulfat dan natrium nitrit juga dapat digunakan guna memisahkan sianida kompleks menjadi tiosianat yang diekskresikan melalui urin.  Tindakan pencegahan lain adalah dengan memantau tanaman yang tersedia pada tempat sapi merumput.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Ni Kadek Deasy Pitriyawati, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

Wahyudi Wahyudi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

Aminuddin Syafram Partama, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

Brainna Kirayna Ginting, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

I Made Nanda Wahyudi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

I Wayan Batan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Laboratorium Diagnosis Klinik, Patologi Klinik, dan Radiologi Veteriner

Published
2024-05-31
How to Cite
PITRIYAWATI, Ni Kadek Deasy et al. Kajian Pustaka: Dampak Keracunan Sianida terhadap Kesehatan Sapi dan Langkah-langkah Pencegahannya. Indonesia Medicus Veterinus, [S.l.], p. 331-343, may 2024. ISSN 2477-6637. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/117736>. Date accessed: 05 jan. 2025. doi: https://doi.org/10.19087/imv.2024.13.3.331.
Section
Review Article

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >>