Hubungan intensitas menonton film porno terhadap maskulinitas remaja laki-laki di Bali
Abstract
Masa remaja sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Remaja ingin mengetahui banyak hal serta ingin selalu mencoba berbagai hal baru dan ingin mengetahui berbagai informasi tentang seksualitas, karena berhubungan dengan perubahan dan perkembangan aspek fisiologis yang dialaminya. Oleh karena itu, pada masa ini, remaja mulai tertarik untuk mengeksplorasi pengetahuan tentang seksualitas dari berbagai macam sumber, termasuk mengaksesnya dari pornografi salah satunya film porno karena dianggap lebih membangkitkan gairah seksual remaja. Selain itu film porno juga memengaruhi konsep “maskulinitas” ketika remaja ingin menunjukkan pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya dan ingin di akui oleh teman sebayanya. Maskulinitas adalah peran gender, kedudukan, perilaku, dan bentuk konstruksi kelelakian terhadap laki-laki yang dihubungkan dengan kualitas seksual kemudian dibentuk oleh kebudayaan (Barker, 2001). Maskulinitas yang tinggi juga ditemukan pada budaya yang menganut garis keturunan patrilineal yang mengganggap posisi laki-laki lebih dominan dibandingkan perempuan dalam segala hal. Darwin (2001) mengemukakan bahwa timbulnya “maskulinitas yang tinggi” pada budaya patriarki karena adanya anggapan bahwa laki-laki menjadi sejati jika berhasil menunjukkan kekuasaannya atas perempuan. Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan intensitas menonton film porno terhadap maskulinitas remaja laki-laki di Bali
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan subjek sejumlah 243 remaja laki-laki pada rentang usia 15-18 tahun dan tengah menempuh pendidikan di SMAN Bali yang dipilih dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu cluster sampling. Instrumen penelitian ada dua, yaitu skala intensitas menonton film porno (r= 0,925) dan skala sifat maskulinitas (r= 0.882). Metode analisis data menggunakan korelasi product moment dengan hasil signifikansi sebesar 0,136 (p>0,05), sehingga kesimpulan penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan intensitas menonton film porno terhadap maskulinitas remaja laki-laki di Bali.
Kata kunci: Intensitas menonton film porno, maskulinitas, remaja Bali.
Downloads
References
Andi, N., Laras, W., & Bobby. (2016). Analisis pengaruh frekuensi menonton blue film terhadap hasil belajar mahasiswa. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Volume 02, No. 1. Di akses dari http://journal.uncp.ac.id/index.php/proceding/article/view/390. 23 Maret 2017.
Armando, A. (2004). Mengupas batas pornografi. Jakarta: Meneg. Permberdayaan Perempuan.
Asih, S. (2014). Pengaruh konformitas teman sebaya dan intensitas akses pornografi di internet terhadap sikap seksual pranikah. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Di akses pada https://eprints.uns.ac.id/19037/. 23 Maret 2017.
Azwar, S. (2001). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.
Azwar, S. (2015). Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Bali Sruti. (2011, Februari-April). Agar luh tak sekedar peluh. Denpasar. Di akses dari 1. 20 Maret 2017.
Barker, C. (2009). Cultural studies: Teori dan praktik. Bantul: Kreasi Wacana.
Baron, B. K. (2001). Gender in interaction-perspectius on feminity and masculinity in ethnograplry and discourse. Amsterdam and Philadelphia: John Benjamins Publishing Company.
Bawa, N. A. (1989). Ngaben ngerit dan ngaben individual dengan biaya kecil: Suatu pengamatan dari kancah. Laporan Tim Pencari Data. Singaraja: FKIP UNUD Bali Di akses dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=22583&val=1362. 23 Maret 2017.
Beynon, J. (2007). Masculinities and culture. Buckingham dan Philadelphia: Open University Press.
Burhan, B. (2009). Sosiologi komunikasi teori paradigma dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Connell, R. W. (2000). The men and the boys. Berkeley dan Los Angeles, California: University of California Press.
Darwin, M. (2001). Maskulinitas: Posisi laki-laki dalam masyarakat patriakis. Jurnal Center For Population And Policy Studies, Volume 8 No. 1, Gadjah Mada University. Di akses dari http://www.lakilakibaru.or.id/wp-content/uploads/2015/02/S281_Muhadjir-Darwin_Maskulinitas-Posisi-Laki-laki-dalam-Masyarakat-Patriarkis.pdf. 27 Februari 2017.
Demartoto, A. (2010). Konsep maskulinitas dari jaman ke jaman dan citranya dalam media.Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume I, No. 1. Di akses dari
http://argyo.staff.uns.ac.id/2010/08/10/konsep-maskulinitas-dari-jaman-kejaman-dan citranya-dalam-media/. 14 Maret 2017.
Dianawati. (2006). Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Feist & Feist. (2013). Teori kepribadian, edisi ketujuh jilid 1. Jakarta: Salemba Humanika.
Greenfield, P. M. (2004). Inadvertent exposuren to phornograpy on the internet development and families. Los Angeles California: Journal of Applied Developmental Psychology, Vol. 25, Issue 6. Di akses dari http://www.cdmc.ucla.edu/Published_Research_files/pg-2004.pdf. 10 April 2017.
Gunarsa, P. D. (1986). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Heggie, B. M. (2004). The performance of masculinity and feminist: Gender Transgression in The Sowdone of Babylone.
Hurlock, E. B. (2002). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Jackson, S. (2006). "Gender, sexsuality and heterosexsuality: The complexity (and limits) of heteronormativity".Journal Feminist Theory, 7(1). Di akses dari http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1464700106061462. 02 April 2017.
Karta, I. W. (2014). Tekonologi reef bali melalui sekehe teruna teruni (stt) dalam upaya konservasi terumbu karang di kawasan konservasi perairan KKP Nusa Penida. Jurnal Seminar Nasional FMIPA Undhiksa IV. Di akses dari https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/10503. 15 April 2017.
Kimmel, M. S. (2005). Gender of desire: Essays on male sexsuality. Albany: State University of New York Press.
Kirana, U., Yusad, Y., & Erna, M. (2014). Pengaruh akses situs porno dan teman sebaya terhadap perilaku seksual remaja di SMA Yayasan Perguruan Kesatria Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Di akses dari https://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/article/view/8473/4345. 23 Maret 2017.
Lesmana, S. (2016). Maskulinitas masyarakat bali. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 8, No. 1. Di akses dari http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgi?isiblog&1136664284&&&1108957786&&1470038636&suza001&. 15 Januari 2018.
Loekmono, L. (1988). Seksualitas, pornografi, pernikahan. Semarang: Satya Wacana.
Megawangi, R. (2001). Membicarakan berbeda sudut pandang baru tentang relasi gender. Mizan: Bandung.
Monks, F.J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (2001). Psikologi perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Papalia D. E, O. S. (2009). Human development (perkembangan manusia edisi 10, buku 2). (Brian Marwensdy, Penerjemah). Jakarta: Salemba.
Pramesemara, I.G.N. (2016). Remaja dan HIV-AIDS, di balik realita dan kepedulian untuk saling berbagi. Denpasar: KISARA PKBI Daerah Bali. Di akses dari
http://www.kisara.or.id/artikel/penelitian-kisara-gambaran-pengetahuan-sikap-dan perilaku-tentang-kesehatan-reproduksi-dan-seksual-pada-remaja-di-kota denpasar.html. 14 Mei 2017.
Rachmah, E. N. (2014). Hubungan antara sikap terhadap pornografi dengan perilaku seks pada remaja di SMA Negeri 1 Glenmore. Skripsi. Universitas 45 Surabaya. Di akses dari http://univ45sby.ac.id/jurnal/index.php/psikologi/article/view/8/6. 23 Maret 2017.
Ratnawati, M. T. (2014). Hubungan antara kebiasaan menonton film porno dengan perilaku seksual remaja di SMK Saraswati Salatiga kelas X Otomotif. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana. Di akses dari http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4867/3/T1_132010066_BAB%20II.pdf. 03 November 2016.
Ryonningrat, R. (2017). Studi pendahuluan: Hubungan Intensitas menonton film porno terhadap maskulinitas remaja laki-laki di Bali. Naskah tidak di publikasikan, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar.
Santrock, J. W. (2002). Life span development: perkembangan masa hidup (5th ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santrock, J. W. (2005). Life span development. Boston: Mc Graw Hill College.
Sarwono, S. W. (2000). Psikologi remaja. Cetakan kelima. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sastriyani, S. D. (2007). Glosarium seks and gender. Yogyakarta: Carasvati Books.
Setyadharma, A. (2016). Hubungan durasi mengakses situs porno dengan perilaku seksual pada remaja. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Di akses darihttp://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9384/2/T1_802010014_Full%20text.pdf. 26 April 2017.
Shelley, E. Taylor, L. A. (2009). Psikologi sosial edisi kedua belas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soekadji, S. (1983). Modifikasi perilaku penerapan sehari-hari dan penerapan profesional. Yogyakarta: Liberty.
Sudantra, K. I. (2011, September 06). Hukum perkawinan bagi umat hindu di Bali. Denpasar. Di akses dari http://sudantra.blogspot.co.id/2011/09/hukum-perkawinan.html. 19 Maret 2017.
Sudarta, W. (2006). Pola Pengambilan keputusan suami-istri rumah tangga petani pada berbagai bidang kehidupan. Jurnal Kembang Rampai Perempuan Bali, 65-83. Di akses dari https://makassar.lan.go.id/files/gender2015.pdf. 01 Mei 2017.
Sugiyono, P. D. (2016). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.
Trikuncoro, T. (2014). Maskulinitas dalam iklan majalah pria. Jurnal Kommas, Volume 1 No. 1. Di akses dari http://www.jurnalkommas.com/docs/Jurnal%20Herdyan.pdf. 03 April 2017.
Widyastuti, A. (2011). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar dalam mengakses situs porno. Thesis. Universitas Diponegoro. Di akses dari http://eprints.undip.ac.id/38421/. 26 Februari 2017.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the works authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).