PEMETAAN DAN PRODUKSI BIOMASA TUMBUHAN PAKAN LOKAL DI PROVINSI BALI
Abstract
Tumbuhan pakan ternak (TPT) memiliki peran yang sangat strategis dengan semakin meningkatnya kebutuhan
hijauan untuk peningkatan produktivitas ternak ruminansia. Berbagai jenis TPT lokal dan introduksi memiliki
kualitas yang sangat baik dan berpotensi sebagai konsentrat hijau. Berdasarkan hal tersebut sangat diperlukan
sebuah penelitian yang bertujuan untuk memetakan dan menghitung produksi biomasa TPT lokal di Provinsi
Bali. Penelitian menggunakan metode survei di 190 unit lahan. Unit lahan disusun dengan metode tumpang
tindih dari peta jenis tanah, peta tata guna lahan, dan peta iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan potensi dan karakteristik tumbuhan pakan pada berbagai kondisi iklim, tataguna lahan dan jenis tanah.
Kawasan dengan tipe iklim D, E, dan F banyak didominasi oleh rumput-rumputan jenis Heteropogon contortus,
Botriochloa, Themeda, Polytrias, dan rumput Hyparhenia rupa. Produksi hijauan rata-rata dari tumbuhan yang
tergolong pastura alami adalah 214,11 kg DM ha-1 dengan kontribusi utama adalah rumput Paspalum conyugatum
dan Cynodon dactilon masing-masing sebesar 20,99% dan 8,60%. Rata-rata produksi pada kebun hijauan, semak,
pohon, dan tumpang sari berturut-turut adalah: 871,11 kg DM ha-1, 0,88 kg DM pohon-1, 2,10 kg DM pohon-1 151,2
kg DM ha-1. Untuk hijauan pohon kontribusi terbesar dan daya adaptasinya paling baik adalah tanaman gamal
(Gliricidia sepium). Produksi biomassa hijauan pakan di Bali mencapai 476.057,27 ton dan simpanan karbonnya
mencapai 223.746.92 ton. Dapat disimpulkan bahwa TPT lokal memiliki keberagaman dan perbedaan yang spesifik
pada berbagai kawasan di Provinsi Bali, serta produksi biomasa yang tinggi berperan penting dalam mitigasi
perubahan iklim.