KONTEN REAKSI DI YOUTUBE DALAM PERSPEKTIF HUKUM HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan konten reaksi di YouTube dan pengaruhnya terhadap pemahaman serta implementasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di era digital global, serta mengevaluasi sejauh mana konten reaksi dapat dianggap sebagai penggunaan wajar (fair use) dalam hukum hak cipta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penellitian hukum normatif, dengan pendekatan perundang-undangan dan konseptual yang relevan dengan permasalahan copyright di era platform digital, khususnya YouTube. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan konten reaksi telah menantang interpretasi tradisional tentang fair use dan transformative work, menciptakan kebutuhan akan pendekatan yang lebih nuansa dalam penerapan hukum HKI di era digital. Terdapat perbedaan signifikan antara regulasi penggunaan wajar di Indonesia dan Amerika Serikat, dengan AS memiliki kerangka hukum yang lebih komprehensif. Penentuan fair use dalam konten reaksi masih merupakan area abu-abu yang memerlukan penilaian kasus per kasus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa diperlukan pembaruan dan harmonisasi hukum hak cipta global, serta peningkatan literasi digital bagi kreator konten. Rekomendasi diberikan untuk memperkuat kolaborasi antara pemangku kepentingan guna menciptakan ekosistem kreativitas digital yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Kata Kunci: YouTube, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Konten Reaksi

ABSTRACT

This study aims to analyze the development of reaction content on YouTube and its impact on the understanding and implementation of Intellectual Property Rights (IPR) in the global digital era, as well as evaluate the extent to which reaction content can be considered fair use under copyright law. The research method used is juridical-normative, analyzing primary, secondary, and tertiary legal materials relevant to copyright issues in the digital platform era, particularly YouTube. The results show that the development of reaction content has challenged traditional interpretations of fair use and transformative work, creating a need for a more nuanced approach in applying IPR laws in the digital era. There are significant differences between fair use regulations in Indonesia and the United States, with the US having a more comprehensive legal framework. Determining fair use in reaction content remains a gray area requiring case-by-case assessment. This study concludes that there is a need for updating and harmonizing global copyright laws, as well as improving digital literacy for content creators. Recommendations are provided to strengthen collaboration among stakeholders to create a sustainable and equitable digital creativity ecosystem.

Key Words: YouTube, Intellectual Property Rights, Reaction Content