PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK TERINTEGRASI DI DESA ANTAPAN BATURITI TABANAN BALI

  • N.M.S. Sukmawati Universitas Udayana
  • N.L. Kartini
  • I.N. Sujana

Abstract

Salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk dan pestisida anorganik adalah dengan memanfaatkan pupuk organik dan biopestisida. Selain menyuburkan tanaman, pupuk organik juga dapat mengurangi biaya produksi dan menjaga kelestarian lingkungan. Pengembangan pertanian terintegrasi yang didukung oleh teknologi fermentasi adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk diterapkan di masyarakat. Sistem ini sering disebut sistem pertanian tanpa limbah karena limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan cadangan pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (faeces, urine) diolah menjadi pupuk organik, bio urine, bio pestisida dan bio gas. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melalui penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan pembuatan demo plot aplikasi pupuk organik pada tanaman buncis (0, 5, 10, 15 dan 20 ton/ha). Biopestisida digunakan adalah biourine sapi sebanyak 5% dengan cara disemprotkan pada daun. Dari hasil demplot menunjukkan bahwa produksi polong pada pemberian pupuk 5 ton/ha hampir sama dengan 20 ton/ha, sementara yang 10 dan 15 ton/ha produksinya lebih rendah dibandingkan 5 ton/ha dan yang tanpa pupuk organik produksinya paling rendah. Dari hasil demplot ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan pupuk organik padat pada tanaman buncis cukup 5 ton/ha (0,5 kg/m2).

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2018-07-14
How to Cite
SUKMAWATI, N.M.S.; KARTINI, N.L.; SUJANA, I.N.. PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK TERINTEGRASI DI DESA ANTAPAN BATURITI TABANAN BALI. Buletin Udayana Mengabdi, [S.l.], v. 17, n. 2, p. 95-98, july 2018. ISSN 2654-9964. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/jum/article/view/40824>. Date accessed: 04 may 2024. doi: https://doi.org/10.24843/BUM.2018.v17.i02.p16.

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>