Efektifitas Hukum Adat Desa Kedis dalam Pelestarian Kesakralan Budaya Tari Rejang Keraman

  • Hendra Wijaya Fakultas Hukum Universitas Mahasarawati Denpasar
  • Yogi Yasa Wedha Fakultas Hukum Universitas Mahasarawati Denpasar
  • I Wayan Wahyu Wira Udytama Fakultas Hukum Universitas Mahasarawati Denpasar
  • Febe Rosiana Fakultas Hukum Universitas Mahasarawati Denpasar
  • Dennis Santoso Ratu Fakultas Hukum Universitas Mahasarawati Denpasar

Abstract

This discussion examines the role of customary law in preserving Rejang Keraman Dance in Kedis Village, Buleleng, Bali, amid the influence of globalization. The aim is to understand how customary law is able to maintain this tradition from the threat of modernization. this article uses a qualitative juridical emperis method with a legal anthropology approach. Data were collected through in-depth interviews with traditional leaders, direct observation of the ceremony, as well as a review of related literature. The results of this discussion show that customary law functions as an effective mechanism in maintaining the sacredness and preservation of Rejang Keraman Dance, by involving the entire village community. The conclusion of this discussion is that customary law in Kedis Village does not only function as a formal rule, but also as a means of protecting culture and social identity that can withstand the pressures of globalization. This discussion provides important insights for the development of customary law-based cultural preservation policies.


Pembahasan ini mengkaji peran hukum adat dalam melestarikan Tari Rejang Keraman di Desa Kedis, Buleleng, Bali, di tengah pengaruh globalisasi. Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana hukum adat mampu menjaga tradisi ini dari ancaman modernisasi. artikel ini menggunakan metode kualitatif yuridis emperis dengan pendekatan antropologi hukum. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan tokoh adat, pengamatan langsung upacara, serta tinjauan literatur terkait. Hasil pembahasan ini menunjukkan bahwa hukum adat berfungsi sebagai mekanisme efektif dalam menjaga kesakralan dan kelestarian Tari Rejang Keraman, dengan melibatkan seluruh komunitas desa. Kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa hukum adat di Desa Kedis tidak hanya berfungsi sebagai aturan formal, tetapi juga sebagai alat pelindung budaya dan identitas sosial yang mampu bertahan menghadapi tekanan globalisasi. Pembahasan ini memberikan wawasan penting untuk pengembangan kebijakan pelestarian budaya berbasis hukum adat.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ardiyasa, I. Putu. "Pengelolaan aset seni dalam organisasi seni tradisional: Studi kasus sekaa sebunan desa Kedis, Buleleng." Jurnal Tata Kelola Seni 9, no. 2 (2023): 95-107. https://doi.org/10.24821/jtks.v9i2.10934
Astuti, Ni Luh Putu Wiardani, Agus Riyadi, and Agung Tri Nugroho. "Tari Rejang Dewa dalam Perspektif Tri Hita Karana sebagai Media Penanaman Pendidikan Karakter Anak Usia Dini." Jawa Dwipa 3, no. 2 (2022): 83-92. https://doi.org/10.54714/jd.v3i2.56
Aunuh, Nu'man, and Syariful Alam. "Customary Law``Bolit Mate Nawar Uman" As``Living Law" in West Kutai Regency, East Kalimantan." KnE Social Sciences (2024): 469-476. https://doi.org/10.18502/kss.v8i21.14763
Baliexpress.Jawapos.Com. Tari rejang Keraman Dipentaskan Tiga Tahun Sekali, jadi ungkapan kegembiraan. Available from https://baliexpress.jawapos.com/balinese/671188850/tari-rejang-keraman-dipentaskan-tiga-tahun-sekali-jadi-ungkapan-kegembiraan (Diakses 9 September 2024)
Darmawan, Stephanie Priscilla, and Imelda Martinelli. "Similaritas Hukum Adat Dengan Mazhab Hukum Kodrat Dalam Memberikan Kontribusi Pembangunan Hukum Nasional." Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) 6, no. 4 (2023): 670-677.
Elvandari, Efita. "Sistem Pewarisan Sebagai Upaya Pelestarian Seni Tradisi." GETER: Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik 3, no. 1 (2020): 93-104.https://doi.org/10.26740/geter.v3n1.p93-104
Handayani, Emy, Suparno Suparno, and Untung Sri Hardjanto. "Pengaruh teori Fritjof Capra terhadap eksistensi perempuan adat Bali sebagai penjaga tradisi Subak Bali dalam bingkai pendekatan kebudayaan." Jurnal Sosial Teknologi 3, no. 9 (2023): 768-771. https://doi.org/10.59188/jurnalsostech.v3i9.936
Junia, Ie Lien R. "Mengenal Hukum Adat Awig-Awig di Dalam Desa Adat Bali." Jurnal Hukum dan HAM Wara Sains 2, no. 09 (2023): 828-844.https://doi.org/10.58812/jhhws.v2i09.636
Juniawati, Ni Kadek Windi, Dewa Ayu Made Budhyani, and I. Gede Sudirtha. "Tata Rias Tari Rejang Keraman Desa Kedis Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng." Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga 9, no. 2 (2018): 109-119. https://doi.org/10.23887/jjpkk.v9i2.22132
Mahawira, Komang. "The Existence of Customary Law in Preserving Culture as a Tourism Attraction: A study from Senaru Village, North Lombok, West Nusa Tenggara." Jurnal Kepariwisataan: Destinasi, Hospitalitas dan Perjalanan 7, no. 1 (2023): 121-132. https://doi.org/10.34013/jk.v7i1.1212
Miharja, Deni. "Adat, budaya dan agama lokal: Studi gerakan ajeg bali agama hindu bali." Kalam 7, no. 1 (2013): 53-78. https://doi.org/10.24042/klm.v7i1.444
Nurrohmah, Putri Risna. "Peranan Hukum Pidana Adat Dalam Pembangunan Hukum Nasional Di Era Globalisasi Milenial." De Juncto Delicti: Journal of Law 1, no. 1 (2021): 61-75. https://doi.org/10.35706/djd.v1i1.5471
PPID Kabupaten Buleleng. (2023). Komitmen Pemkab Buleleng Lestarikan Seni Tari Yang Hampir Punah Melalui Rekontruksi. https://ppid.bulelengkab.go.id/berita/detail/komitmen-pemkab-buleleng-lestarikan-seni-tari-yang-hampir-punah-melalui-rekontruksi.
Savage, Stephen P. "Talcott Parsons and the structural-functionalist theory of the economy." In Sociological Theories of the Economy, pp. 1-27. London: Palgrave Macmillan UK, https://doi.org/10.1007/978-1-349-03157-3_1
Setyaningsih, Ni Putu Ari, and PUTU CHANDRA KINANDANA KAYUAN. "Kompilasi Delik Adat Dalam Peraturan Daerah Sebagai Dasar Pemidanaan Dalam Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUU KUHP)." Jurnal Yustitia 16, no. 1 (2022): 71-79. https://doi.org/10.62279/yustitia.v16i1.902
Sukihana, Ida Ayu, and I. Gede Agus Kurniawan. "Karya Cipta Ekspresi Budaya Tradisional: Studi Empiris Perlindungan Tari Tradisional Bali di Kabupaten Bangli." Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal) 7, no. 1 (2018): 51-62. https://doi.org/10.24843/jmhu.2018.v07.i01.p05
Suryantini, D. (2024). Maestro Karawitan Jadi Korban Tragedi 1965, Desa Kedis Buleleng Terus Meregenerasi Gong Kebyar Anak. Jembrana Express. https://jembranaexpress.jawapos.com/seputar-bali/2234083806/maestro-karawitan-jadi-korban-tragedi-1965-desa-kedis-buleleng-terus-meregenerasi-gong-kebyar-anak.
Tat Kala.com. (2023). Tahun 1951 Di Desa Kedis Pernah Tercipta Tari Pancasila, Kini Dihidupkan Lagi. https://tatkala.co/2023/04/21/tahun-1951-di-desa-kedis-buleleng-pernah-tercipta-tari-pancasila-kini-dihidupkanlagi/.
Verweijen, Judith, and Vicky Van Bockhaven. "Revisiting colonial legacies in knowledge production on customary authority in Central and East Africa." Journal of Eastern African Studies 14, no. 1 (2020): 1-23. https://doi.org/10.1080/17531055.2019.1710366
Yusrizal. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal pada Pelajaran IPS untuk Siswa Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial vo; 1. Universitas Negeri Medan (2017).
Published
2025-04-24
How to Cite
WIJAYA, Hendra et al. Efektifitas Hukum Adat Desa Kedis dalam Pelestarian Kesakralan Budaya Tari Rejang Keraman. Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal), [S.l.], v. 14, n. 1, p. 143-153, apr. 2025. ISSN 2502-3101. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmhu/article/view/121678>. Date accessed: 27 apr. 2025. doi: https://doi.org/10.24843/JMHU.2025.v14.i01.p08.
Section
Articles