Kajian Pustaka : Stenosis Usus Besar karena Benda Asing pada Anjing
Abstract
Stenosis usus besar merupakan gangguan fungsional yang ditandai dengan penyempitan suatu segmen usus besar. Perubahan struktur pada usus besar ini dapat menyebabkan obstruksi. Obstruksi usus merupakan gangguan aliran normal isi usus yang disebabkan oleh hal-hal di sepanjang saluran usus. Penyebab obstruksi usus pada anjing jarang diketahui secara pasti. Menurut beberapa literatur, obstruksi usus pada anjing dapat disebabkan penyakit kongenital ataupun perilaku anjing yang pemakan segala. Benda asing pada gastrointestinal dapat menyebabkan obstruksi total atau parsial. Gejala yang sering ditemukan pada hewan penderita stenosis usus besar yaitu hewan merasa tidak nyaman, dehidrasi, postur tubuh yang tidak normal (punggung melengkung) dapat diindikasi oleh nyeri pada abdomen yang dapat berhubungan dengan gangguan akut atau kronis, dan gangguan saat defekasi. Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan pada kasus stenosis usus besar yaitu dengan melakukan pemeriksaan hematologi, biokimia, dan radiografi. Pada laporan kasus ini treatment yang dilakukan hanya dengan pemberian larutan elektrolit untuk menangani dehidrasi dan terapi supportif dengan pemberian wet food. Penanganan pada kasus serupa, yaitu tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kasus stenosis usus besar dengan enterotomi. Enterotomi sering dilakukan pada anjing untuk mengangkat benda asing yang menyebabkan obstruksi usus. Perawatan hewan setelah enterotomi dilakukan dengan pemberian analgesik yang cukup, antibiotik yang sesuai (ampicillin sodium, cefazolin, gentamisin, amikasin, metronidazol), dan antihistamin reseptor H-2 antagonis atau proton pump inhibitor. Pemberian pakan pemulihan gastrointestinal harus ditunda (dipuasakan) dalam waktu 12-24 jam setelah tindakan enterotomi. Pasien harus selalu dipantau terhadap nyeri, demam, muntah, dan gejala-gejala lain yang mungkin berkembang.