Penilaian Aspek Palemahan sebagai Bagian Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi Subak

  • Anastasia Febriana Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia
  • Sumiyati Sumiyati Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia
  • I Wayan Widia Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Abstract

ABSTRAK             


Subak merupakan modal sosial bagi masyarakat Bali yang merupakan warisan irigasi dan pengolahan pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi eksisting dari aspek palemahan. Lokasi penelitian di Subak Meliling, Subak Sungsang dan Subak Gadungan di Kabupaten Tabanan; Subak Bugbug, Subak Tohpati dan Subak Selat berada di Kabupaten Karangasem; Subak Yeh Santang, Subak Yeh Anakan dan Subak Air Sumbul di Kabupaten Jembrana. Komponen Tri Hita Karana dinilai dari nilai evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kuesioner terhadap 9 kepala subak (pekaseh), observasi dan dokumentasi ke lokasi subak yang akan diteliti hasil evaluasi menunjukkan bahwa ketercapaian skor Subak Meliling 4.2 berada pada kategori baik; di Subak Gadungan memperoleh skor 4.5 termasuk kategori baik; dan di Subak Sungsang skor 3.9 termasuk kategori baik; di Subak Tohpati skornya 3.8 dengan kategori baik; pada Subak Bugbug skor 3.7 termasuk dalam kategori baik; dan di Subak Selat skor 4.2 dengan kategori baik; sedangkan di Subak Air Santang mendapatkan skor 3.4 dengan kategori cukup baik; di Subak Yeh Anakan skor 4.1 kategori baik; dan di Subak Air Sumbul skor 4,2 dangan kategori baik.


ABSTRACT


Subak is a social capital for Balinese, which is a legacy for irrigation and agricultural processing. The purpose of this research was to determine an existing condition of the palemahan aspects. The location of research was in the Meliling subak, the Sungsang Subak and the Gadungan Subak of Tabanan Regency; subak Bugbug, subak Tohpati and subak Selat of Karangasem regency; subak Yeh Santang, subak Yeh Anakan, and subak Air Sumbul of Jembrana Regency. The Tri Hita Karana’s component was assessed by the evaluation score. These datas were collection by questionnaire interviews, observation and documentation of the 9 heads of the subak (pekaseh). The evaluation results show that the achievement of the Subak Meliling score of 4.2 is in good category; at Subak Gadungan was getting score 4.5, belong to a good category; and at Subak Sungsang the score was 3.9, including in good category; in the Tohpathi Subak, the score was 3.8 in the good category; at the Subak Bugbug the score was 3.7, including in the good category; and in the Subak Selat, the score was 4.2 in the good category; while in Subak Air Santang the score was 3.4 in the pretty good category; In Yeh Anakan Subak, the score was 4.1 in the good category; and in Subak Air Sumbul the score was 4.2 in the good category

Downloads

Download data is not yet available.

References

Andika, I. P. T., Sudarta, W., & Djelantik, A. A. . W. S. (2017). Pengetahuan dan Penerapan Tri Hita Karana dalam Subak untuk Menunjang Pertanian Tanaman Pangan Berkelanjutan (Kasus Subak Mungkagan, Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung). Jurnal Agribisnis dan Agrowisata (Journal of Agribusiness and Agritourism), 6(2), 211–220.

Budiasa, I. W. (2010). Peran ganda Subak untuk pertanian berkelanjutan di Provinsi Bali. Jurnal AGRISEP, 9(2), 153–165.

Dewi, K. P., Oka, S., & Raka, S. (2017). Peran Aspek Kelembagaan Subak dalam Konteks Pengendalian Alih Fungsi Lahan. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata, 6(1), 59–66.

Dewi, R. K., & Parining, I. N. (2019). Subak Sadap Tiris dan Subak Bukan Sadap Tiris di Daerah Irigasi Kedewatan, Bali. Jurnal Manajemen Agribisnis, 7(2), 99–103.

Eryani, G. A. P. (2020). Pengelolaan Air Subak Untuk Konservasi Air. Denpasar: Jayapangus Press.

Isnian, S. N., Nalefo, L., Mutmainnah, M., Rosmawaty, R., & Mardin, M. (2018). Fungsi Kelembagaan Subak Pada Perkebunan Lada di Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan (Studi Kasus pada Kelembagaan Subak Satu pada Tanaman Lada Hasil Konversi dari Padi Sawah di Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan). Buletin Penelitian Sosek, 20(2), 72–81.

Laksmi, A. C., Suamba, K., & Ambarawati, A. A. (2012). Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata, 1(1), 34–44.

Lestari, P. F. K., Windia, W., & Astiti, N. W. S. (2015). Penerapan Tri Hita Karana untuk Keberlanjutan Sistem Subak yang Menjadi Warisan Budaya Dunia: Kasus Subak Wangaya Betan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Jurnal Manajemen Agribisnis, 3(1), 22–33.

Mertaningrum, N. L. P. E., Windia, W.-, & Dewi, R. K. (2019). Pengembangan Agrowisata Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana Di Subak Uma Lambing, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Jurnal Manajemen Agribisnis, 7(1), 57–62.

Niswatin, N., & Mahdalena, M. (2016). Nilai Kearifan Lokal “Subak” Sebagai Modal Sosial Transmigran Etnis Bali. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 7(6), 171–188.

Nugraha, K. D. A., Sumiyati, & Budisanjaya, P. G. (2019). Rancang Bangun Program Menggunakan Metode Fuzzy untuk Penilaian Aspek Palemahan pada Sistem Subak (Studi Kasus pada Sistem Subak di Kawasan Warisan Budaya Dunia Catur Angga Batukau). Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), 7(1), 167–176.

Padmaswari, P.I., N. Sutjipta dan S. A. Putra. 2018. Peranan Penyuluh Lapangan (PPL) Sebagai Fasilitator Usahatani Petani di Subak Empas Buahan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. Vol 7 No (2). April 2018. Denpasar.

Perda. (2012). perda. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2012 (pp. 1–13).

Pradipta, A.G., A. S. Pratyasta, dan S. S. Arif.. 2019. Analisis Kesiapan Modernisasi Daerah Irigasi Kedung Putri pada Tingkat Sekunder Menggunakan Metode K-Medoids Clustering. Jurnal Agritech. Vol 39 No (1). Februari 2019. Yogyakarta.

Sedana, G. (2010). Analisis swot Subak Padangbulia berorientasi agribisnis. Jurnal Ilmiah dwijen Agro, 1(1), 6–17.

Sudarta, W. (2018). Subak Memadukan Nilai Tradisional Dan Modern. SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 12(1), 133.

Sumiyati, Sutiarso, L., Windia, I. W., & Sudira, P. (2011). Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Penentuan Strategi Pengembangan Subak. Jurnal Agritech, 31(2), 138–145.

Swandewi, D.A., M. Triagunasih, dan N. Supadma. 2018. Pengaruh Pemupuk Organik, Semi Organik dan Anorganik terhadap Sifat Fisika, Kimia Tanah dan Hasil Padi pada Beberapa Munduk di Subak Mambal. Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Vol 7 No (1). Januari 2018. Denpasar.

Waskitho, N.T., S. Arif, M. Maksum dan S. Susanto. 2012. Kajian Aset Nirwujud dalam Manajemen Sistem Irigasi. Jurnal AGRITECH. Vol 32 No (1). Februari 2012. Yogyakarta.

Windia, W., Sumiyati, & Tika, W. (2018). Laporan akhir penelitian berbasis kompetensi penilaian kinerja sistem irigasi subak di bali. Teknik Pengairan, 1–45.

Yusmita, W., Putra, I. G. S. A., & Budiasa, I. W. (2017). Manajemen Irigasi Tradisional pada Sistem Subak Umaya di Desa Talibeng Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata, 6(2), 179–189.
Published
2021-09-29
How to Cite
FEBRIANA, Anastasia; SUMIYATI, Sumiyati; WIDIA, I Wayan. Penilaian Aspek Palemahan sebagai Bagian Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi Subak. Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), [S.l.], v. 9, n. 2, p. 189-192, sep. 2021. ISSN 2502-3012. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/beta/article/view/67234>. Date accessed: 21 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JBETA.2021.v09.i02.p05.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>