Interaksi Sosial dan Toleransi di Kampung Juuk Manis di Karangasem Serta Manfaatnya Bagi Kehidupan Masyarakat Multikultur
Abstract
Historically Juuk Manis Village was one of the 12 layers of settlements that surrounded Puri Karangasem as the center of government at that time. Social interaction and tolerance in Juuk Manis and its benefits for multicultural society are the focus of this study. From the results of research in the Karangasem village, especially in Juuk Manis, the population, apart from Balinese ethnicity who are Hindus, also have ethnic Sasak who are Muslims. The problem: First, how is the process of social interaction? Second, what are the forms of social interaction and tolerance and their benefits for the life of a multicultural society? One of the concepts currently being developed is the concept of multiculturalism. The multiculturalism approach is an alternative to preventing conflict in a society that is diverse in ethnicity, culture and religion. The point is the need for compromise and tolerance in diversity. The method used is the historical method, supported by the theory of hegemony. The results of this study show various forms of tolerance and are beneficial to the life of a multicultural society.
Downloads
References
Agung, Anak Agung Gede Putra (1979). Masuknya Islam di Karangasem. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.
Agung,AA.Bagus Ngurah (2010). Hubungan Puri Karangasem Dengan Masyarakat Islam “Tempo DoeLoe”, dalam Media Hindu.Islam di Bali Sejarah dan Darah. Media Hindu
Ardana, I Ketut (2011). Kerangka Teori dan Konsep Multikultural, dalam I Ketut Ardana “et.al”. Masyarakat Multikultural Bali Tinjauan Sejarah, Migrasi, dan Integrasi. Denpasar: Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Udayana.
Barker, Chris (2000). Cultural Studies Teori & Praktik.Yogyakarta: Kreasi Wacana
Bocock, Robert (2007). Pengantar Komprehensif untuk Memahami Hegemoni.Yogyakarta:Jalasutra
Gramsci, Antonio (2003). Negara & Hegemoni. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Moleong, L.J. (1999). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Patria, Nesar dan Andi Arief (2003). Antonio Gramsci: Negara & Hegemoni. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Poloma, Margaret M (1987). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: CV.Rajawali
Pudja,Gde (1983). Manawa Dharma Sastra (Weda Smrti).Jakarta:Proyrk Pengadaan Kitab Suci Hindu Departemen Agama Republik Indonesia.
Putra, Ida Bagus Gde (2011). Sejarah, Migrasi Dalam Terbentuknya Masyarakat Multikultur, dalam I Ketut Ardana “et.al”. Masyarakat Multikultural Bali Tinjauan Sejarah, Migrasi, dan integrasi Proses. Denpasar: Jurusan Sejarah Fakultas Satra Universitas Udayana
Rajab,Budi (1996).Pluralisme Masyarakat Indonesia SuatuTinjauan Umum, dalam Prisma, No.6. Jakarta: PT PustakaLP3M
Simon, Roger (2004). Gagasan-Gagasan Politik Gramsci, Terj.Kamdani dan Imam Baehaqi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Soekanto, Soerjono (2004). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soenaryo, F.X. (2011). Sejarah, Migrasi Dalam Terbentuknya Masyarakat Multikultur, dalam I Ketu Ardana “et.al”. Masyarakat Multikultural Bali Tinjauan Sejarah, Migrasi, dan integrasi Proses. Denpasar: Jurusan Sejarah Fakultas Satra Universitas Udayana
Strinati, Dominic (2003). Popular Culture Pengantar Menuju Teori Budaya Populer.Yogyakarta: Bentang Budaya.
Sulandjari (2011). Harmoni, Prevensi Konflik, dan Peran Multikulturalisme, dalam I Ketut Ardana “et.al. Masyarakat Multikultural Bali Tinjauan Sejarah, Migrasi, dan Integrasi. Denpasar: Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Udayana.
Sutedja, Wayan Mertha (1978). Dasar-Dasar Kepemimpinan Tradisional di Bali. Denoasar: CV Sumber Mas Bali
Trisila ,Slamet, ( 2013). Melihat Puri dari Serambi Masjid : Relasi Kuasa Kerajaan Karangasem dan Masyarakat Islam, dalam I Ketut Ardana (Ed.). Anak Agung Gede Putra Agung Sejarawan dan Budayawan Bali. Denpasar: Pustaka Larasan.