TANGGUNGJAWAB PELAKU USAHA JASA CUCI KENDARAAN SEBAGAI PERUSAHAAN PERSEORANGAN TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERUGIAN

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai tanggung jawab pelaku usaha jasa cuci kendaraan sebagai perusahaan perseorangan terhadap konsumen yang mengalami kerugian. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan analisa konsep hukum. Hasil studi menunjukkan bahwa merujuk pada Pasal 19 dan Pasal 62 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, pelaku usaha wajib bertanggungjawab atas kerugian yang diderita oleh konsumen apabila memang terbukti kelalaian yang mengakibatkan kerusakan atau kehilangan merupakan kesalahan dari perusahaan (pelaku usaha) maupun karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut. Dan upaya yang dapat dilakukan apabila terjadi sengketa antara pelaku usaha jasa cuci kendaraan dengan konsumen yang merasa dirugikan dapat dilakukan melalui 2 jalur yaitu melalui litigasi (pengadilan) dan non litigasi (luar pengadilan).

ABSTRACT

The aim of this research is to analyze the responsibility of vehicle wash service business actors as individual companies towards consumers who experience losses. This research uses a type of normative legal research with a statutory approach and a legal concept analysis approach. The results of the study show that referring to Article 19 and Article 62 of Law Number 8 of 1999 concerning Consumer Protection, business actors are obliged to be responsible for losses suffered by consumers if it is proven that the negligence that resulted in damage or loss was the fault of the company (business actor) or employees who work in the company. And efforts that can be taken if there is a dispute between vehicle wash service business actors and consumers who feel they have been disadvantaged can be done through 2 channels, namely through litigation (court) and non-litigation (outside court).