KEABSAHAN PEMBAGIAN HARTA WARIS BEDA AGAMA BERDASARKAN PERSPEKTIF HUKUM WARIS DI INDONESIA

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji keabsahan pembagian harta warisan terhadap ahli waris beda agama dalam perspektif hukum waris di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif, dengan menggunakan 3 jenis pendekatan yaitu Pendekatan Perundang-Undangan (Statue Approach), Pendekatan Analisis (Analitical Approach), Pendekatan Kasus (Case Approach). Hasil penelitian menunjukan bahwa ahli waris jika kedua orang tuanya berbeda agama maka baik secara hukum islam dan hukum nasional dia tidak berhak mendapatkan warisan, dikarenakan perkawinan kedua orang tuanya tidak sah dan dilarang dalam sistem hukum nasional, tetapi kepada ahli waris tersebut juga berdasarkan Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung ia berhak bisa mendapatkan warisan tetapi bentuknya adalah Wasiat Wajibah, tetapi pembatasannya tidak boleh melebihi 1/3 harta warisan.

The purpose of this writing is to examine the legality of distributing inheritance assets to heirs of different religions from the perspective of inheritance law in Indonesia. The method used in this research is a normative legal research method, using three types of approaches: the statute approach, the analytical approach, and the case approach. The results of the research show that if the heirs are two people of different religions, then both according to Islamic law and national law, they are not entitled to inheritance because the marriage of their parents is invalid and prohibited in the national legal system. But the heirs are also based on the Court's Decision Jurisprudence Agung; he has the right to inherit, but the form is a Wajibah Will, and its implementation cannot exceed 1/3 of the inheritance.