Karakteristik Mikroemulsi Minyak Daun Sirih (Piper betle L.) pada Perlakuan Rasio Campuran Surfaktan dan Minyak Daun Sirih
Article Sidebar
Main Article Content
Abstract
This study aims to determine the effect of the mixture ratio of surfactant and betel leaf oil on the characteristics of the microemulsion of betel leaf oil and determine the ratio of the mixture of surfactant and betel leaf oil that is appropriate to obtain the best microemulsion characteristics. This experiment used a Randomized Block Design (RAK), using the surfactant: betel leaf oil ratio treatment with 10 levels, namely 100:0; 98:2; 96:4; 94:6; 92:8; 90:10; 88:12; 86:14; 84:16 and 82:18. Grouping based on processing time. The best microemulsion is the microemulsion which has the highest concentration of betel leaf oil. The best microemulsion was tested for stability against pH and dilution during 8 weeks of storage. The turbidity index value is tested every 2 weeks. The rate of damage was calculated using linear regression analysis. The microemulsion was made by mixing the surfactant and betel leaf oil (5 ml in the oil phase), then adding the demineralized distilled water (water phase) dropwise in volume (10 ml). The microemulsion was incubated for 24 hours and calibrated using a spectrophotometer at a wavelength of 502 nm. The results showed that the ratio of the mixture of surfactants and betel leaf oil had an effect on the characteristics of the microemulsion of betel leaf oil. The ratio of surfactant and betel oil 94:6 is the best treatment for making betel leaf oil microemulsion with microemulsion characteristics that have a transparent appearance, turbidity index values ??before and after centrifugation are 0.225±0.005% and 0.196±0.005% and have a particle size of 14.8 ±6.9 nm, and the largest droplet size was 11 nm. Betel leaf oil microemulsion with surfactant and betel leaf oil ratio of 94:6 was stable for 8 weeks of storage.
Keywords: microemulsion, ratio, surfactant, Piper betle Linn.
Downloads
Article Details
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Seluruh artikel di Jurnal ini dapat disebarluaskan atas tetap mencantumkan sumber yang syah. Identitas judul artikel tidak boleh dihilangkan. Penerbit tidak bertangggung jawab terhadap naskah yang dipublikasikan. Isi artikel menjadi tanggung jawab Penulis.
References
Cho, Y. H., S. Kim, E. K . Bae, C. K. Mok, and J. Park. 2008. Formulation of a cosurfactant-free o/w microemulsion using nonionic surfactant mixtures. Journal of Food Science.73: 115 -121.
Cui, J., B. Yu, Y Zhao, W. Zhu, H. Li, H. Lou, and G. Zhai. 2009. Enhancement of oral absorption of curcumin by self-microemulsifying drug delivery systems. International Journal of Pharmaceutical 371: 148-155.
Dai, J., S. M. Kim, I. Shin, J. D. Kim, H. Y. Lee, W. C. Shin and J.C. Kim. 2013. Preparation and Stability of Fucoxanthin-loaded Microemulsions. Journal of Industrial and Engineering Chemistry 1574: 1-8.
Hermawan, A., H. Eliyani, dan W. Tyasningsih. 2007. Pengaruh ekstrak daun sirih (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan Staphylococus aureus dan Escherichia coli dengan metode difusi disk. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.
Jufri, M., J. Djajadisastra, dan L. Maya. 2009. Pembuatan mikroemulsi dari minyak buah merah. Majalah Ilmu Kefarmasian. 6(1):18-27.
McClements, D. J., E. A. Decker, and J. Weiss. 2007. Emulsion-based delevery systems for lipophillic bioactive components. J. FoodScience. 72:109-124.
Parwata, I. M. O. A., W.S. Rita, dan R. Yoga. 2009. Isolasi dan uji antiradikal bebas minyak atsiri pada daun sirih (Piper betle Linn) secara spektroskopi ultra violet-tampak. Jurnal Kimia. 3(1): 7-13.
Permana, I. D. G. M., dan L. Suhendra. 2015. Optimasi konsentrasi vco dalam mikroemulsi m/a dengan tiga surfaktan sebagai pembawa senyawa bioaktif. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology). 2(2): 106-114.
Rusli, M. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Argo Media Pustaka: Jakarta
Rahayu, M. D. 2016. Formulasi Mikroemulsi Minyak Kelapa dengan Kombinasi Dua Surfaktan Tween 80 dan Gliseril Monostearat (GSM) atau dengan Lesitin. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember. Jember.
Rao, J., and D. J. McClement. 2011. Formation of flavor oil microemulsions, nanoemulsions and emulsions: influence of composition and preparation method. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 59 : 5026-5035.
Sari, K. D., dan R. S. Dhamar Lestari. 2015. Pengaruh waktu dan kecepatan pengadukan terhadap emulsi minyak biji matahari (Helianthus annuus L.) dan Air. 5(3) : 155-159.
Suhendra, L., S. Raharjo, P. Hastuti, dan C. Hidayat. 2012. Formulasi dan stabilitas mikroemulsi m/a sebagai pembawa fucoxanthin. Agritech. 32(3): 230-239.
Suhendra, L., S. Raharjo, P. Hastuti, dan C. Hidayat. 2014. Stabilitas mikroemulsi fucoxanthin dan efektifitasnya dalam menghambat foto oksidasi vitamin c pada model minuman. Agritech. 34(2): 138-145.
Sucitawati, P. A., L. Suhendra, dan G. P. Ganda Putra. 2021. Pengaruh perbandingan campuran tiga surfaktan nonionik dan lama pengadukan terhadap karakteristik mikroemulsi α-Tokoferol. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri. 9(1): 33-41.
Soemiati, A., dan B. Elya. 2002. Uji pendahuluan efek kombinasi antijamur infus daun sirih (Piper betle L.), kulit buah delima (Punica granatum L.), dan rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap jamur candida albicans. Makara, Seri Sains. 6(3): 149-154.
Widiyastuti, Y., S. Haryanti, dan D. Subositi. 2016. Karakterisasi Morfologi dan Kandungan Minyak Atsiri Beberapa Jenis Sirih (Piper sp.). Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Wulandari, S. A. R. 2017. Formulasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Stapylococcus epidermidis Sediaan Mikroemulsi Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura Linn.) dengan Fase Minyak Isopropil Mirystate. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.