Perbedaan Titer Antibodi Penyakit Tetelo pada Ayam Pedaging yang Divaksinasi Umur Satu Hari dan 14 Hari
Abstract
Virus penyakit tetelo atau Newcastle Disease (ND) yang termasuk dalam famili paramyxoviridae ini dapat menyebabkan penyakit yang dikenal dengan nama tetelo di masyarakat. Strategi utama untuk mencegah munculnya penyakit tetelo adalah dengan vaksinasi yang baik. Vaksinasi ND pada ayam pedaging umur satu hari yang dilakukan oleh perusahaan pembibitan ayam masih dapat menyebabkan terjadinya kasus ND pada peternakan komersial di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan titer antibodi ND pada ayam pedaging yang divaksinasi umur satu hari oleh pabrik pembibitan dan umur 14 hari dengan vaksin ND aktif. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap pola tersarang dengan menggunakan 30 ekor ayam pedaging umur satu hari yang dibagi menjadi tiga, yaitu ayam pedaging yang tidak divaksinasi (P0), yang divaksinasi pada umur satu hari oleh perusahaan pembibitan ayam (P1), dan yang divaksinasi umur 14 hari (P2). Vaksin ND aktif yang digunakan yaitu vaksin ND Hitchner B1. Ayam pedaging dipilih secara acak, selanjutnya untuk P1 diambil darahnya pada umur 7, 14, dan 21 hari setelah vaksinasi, P2 pada umur 14 hari sebelum vaksinasi, umur 21, 28, dan 35 hari setelah vaksinasi, serta P0 umur tujuh, 14, 21, 28, dan 35 hari melalui vena brachialis. Serum yang diperoleh diperiksa secara serologis dengan uji hambatan hemaglutinasi (HI). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan taraf signifikansi 95% dan dilanjutkan dengan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kenaikan titer antibodi ND yang signifikan pada perlakuan P1 dengan rerata secara berturut-turut 5,5; 3,9; 2,6 pascavaksinasi dibandingkan dengan perlakuan P2 dengan rerata secara berturut-turut 7,5; 5,5; 3,0 pascavaksinasi. Hasil analisis regresi secara statistik membuktikan perlakuan P2 memiliki lama fase protektif (titer antibodi ? 4 HI log 2) lebih panjang dibandingkan dengan perlakuan P1.