Laporan Kasus: Penanganan Urolithiasis disertai Hematuria pada Kura-kura Sulcata
Abstract
Urolithiasis adalah kondisi terbentuknya urolit atau kalkuli di saluran perkencingan. Urolit dapat menimbulkan sumbatan dan perlukaan pada saluran urinaria. Hewan kasus adalah seekor kura-kura sulcata betina bernama Yuka, berumur tiga tahun dengan bobot badan 3,25 kg dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan keluhan tidak nafsu makan sejak pagi hari itu dan kura-kura tidak buang air kecil (urinasi) dan defekasi sejak tujuh hari sebelumnya. Kura-kura menunjukkan kondisi lemah, kurang lincah, kencing berdarah (hematuria), dan oliguria. Skala kondisi tubuh dan indeks kondisi tubuh kura-kura kasus normal dan sangat baik. Pemeriksaan radiografi menunjukkan adanya kalkuli di vesika urinaria dan bentukan makanan yang mengeras pada lambung. Urin terlihat berwarna keruh kecoklatan, bau urin pesing, adanya buih berwarna putih dan terlihat adanya endapan. Pemeriksaan mikroskopis urin menunjukkan adanya kristal phosphate amorph dan kristal tyrosin. Hasil pemeriksaan urinalisis menunjukkan adanya leukosit +, protein +, eritrosit +, pH (8,0), berat jenis (1,010), tidak terdapat nitrit, glukosa, bilirubin, dan keton. Berdasarkan serangkaian pemeriksaan yang telah dilakukan, kura-kura didiagnosis menderita urolithiasis. Terapi yang diberikan dengan pengangkatan kalkuli pada vesika urinaria dengan rochester carmalt hemostatic forceps, cefotaxime 35 mg/kg BB secara intramuskuler, antibiotik ciprofloxaxin 50 mg/kg BB per oral (PO) satu kali dua hari sekali selama 10 hari, antiradang carprofen 4 mg/kg BB PO satu kali sehari selama lima hari, allopurinol 15 mg/kg BB dua kali sehari selama 10 hari dan nephrolit satu kapsul PO satu kali sehari selama 12 hari. Kura-kura sembuh dan aktif kembali setelah tujuh hari pascaterapi.