Gambaran Histopatologi Ginjal Marmut yang Diberi Ekstrak Daun Tapak Dara (Cantharanthus roseus) dan Wijayakusuma (Epiphyllum oxypetalum)
Abstract
Tanaman tapak dara (Catharanthus roseus) dan wijayakusuma (Epiphyllum oxypetalum) merupakan tanaman bahan obat tradisional yang mampu mempercepat kesembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian kedua ekstrak tanaman tersebut terhadap ginjal yang diamati secara histopatologi. Penelitian menggunakan marmut, sebanyak 24 ekor, yang dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok I diberi salep vaselin sebagai kontrol (K), Kelompok II (P1) diberi salep ekstrak tapak dara konsentrasi 15%, Kelompok III (P2) diberi salep ekstrak wijayakusuma konsentrasi 15%, dan Kelompok IV (P3) diberi salep kombinasi ekstrak tapak dara dan wijayakusuma konsentrasi 15%. Setelah tujuh hari pertama pemberian perlakuan, tiga ekor marmut dari setiap kelompok dikorbankan nyawanya kemudian dinekropsi dan tiga ekor yang masih hidup diberi perlakuan hingga hari ke-14 lalu dikorbankan nyawanya dan dinekropsi. Setelah dinekropsi pada minggu pertama dan kedua, organ ginjal diambil untuk kemudian diproses pembuatan preparat histologi. Proses pembuatan preparat histopatologi dilakukan dengan metode Kiernan dan pewarnaan hematoxylin-eosin (HE). Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok yang diberi kombinasi ekstrak daun tapak dara dan wijayakusuma, tampak lesi degenerasi melemak, kongesti, perdarahan dan nekrosisnya paling ringan dibandingkan kelompok yang diberi ekstrak daun tapak dara atau wijayakusuma secara tunggal. Kesimpulannya adalah pemberian kombinasi ekstrak daun tapak dan wijayakusuma konsentrasi 15% pada terapi kesembuhan luka paling baik terhadap kesehatan ginjal dibandingkan pemberian ekstrak daun tapak dara atau wijayakusuma secara tunggal.