Gambaran Histopatologi Usus Halus Tikus Putih Pascapemberian Sarang Semut dan Parasetamol Dosis Toksik
Abstract
Sarang semut mengandung zat antioksidan yang mampu meminimalisir zat radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian sarang semut terhadap gambaran histopatologi usus halus tikus putih yang diberikan parasetamol dosis toksik. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih jantan dengan berat 200-300 gram yang dibagi menjadi empat kelompok perlakuan. Setiap kelompok perlakuan diberi pakan dan minum standar. Tikus pada perlakuan P0 diberikan pakan dan minum standar, P1 diberikan parasetamol 250 mg/kg BB per oral, P2 diberikan parasetamol 250 mg/kg BB dan ekstrak sarang semut 250 mg/kg BB per oral, dan P3 diberikan ekstrak sarang semut 250 mg/kg BB selama tujuh hari setelah itu diberikan parasetamol 250 mg/kgBB dan ekstrak sarang semut 250 mg/kg BB selama 10 hari per oral. Tikus pada semua kelompok dieuthanasia pada hari ke-18, dengan mengunakan ether. Sampel usus halus diambil untuk diproses menjadi preparat histopatologi dengan pewarnaan rutin Hematoxylin Eosin (HE) dan diperiksa di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 100-400 kali. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa perubahan yang dominan pada usus halus adalah pendarahan dan nekrosis pada kelompok perlakuan P1, P2 dan P3. Uji Kruskall-Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada rerata pendarahan dan nekrosis. Pada lesi pendarahan terdapat perbedaan yang sangat signifikan (P<0,01) antara kelompok kontrol positif (P1) dengan P2 dan P3. Pada lesi nekrosis terdapat perbedaan yang sangat signifikan (P<0,01) antara kelompok kontrol positif (P1) dengan P2 dan P3. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sarang semut dapat memperbaiki kerusakan mukosa usus halus akibat pemberian parasetamol dosis toksik pada hewan coba tikus putih.