Kajian Pustaka: Toksisitas Metronidazole pada Anjing dan Kucing

  • Franky Samuel Milenyano Chandra Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Hagai Deosiddhanta Widagdo Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Ni Luh Dewi Kustiantari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Alya Nita Shena Gayanti Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Cita Kanz Farros Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Putu Kreshna Medha Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • I Wayan Batan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Abstract

Metronidazole merupakan salah satu kelompok senyawa nitroimidazole yang cukup sering digunakan dalam praktik kedokteran hewan untuk menangani berbagai kondisi pada anjing dan kucing. Metronidazole diakui sebagai antibiotik yang sangat penting di seluruh dunia dan ditemukan dalam daftar obat esensial Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan Asosiasi Dokter Hewan Kecil Dunia (World Small Animal Veterinary Association/WSAVA). Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menambah wawasan dan himbauan dalam pemberian pengobatan, agar dapat menghindari kejadian toksisitas metronidazole pada anjing dan kucing. Toksisitas metronidazole pada anjing dan kucing umumnya disebabkan oleh pemberian obat yang melampaui dosis normal atau pemberian obat dalam jangka waktu panjang. Toksisitas metronidazole dapat bermanifestasi dalam dua tanda, yaitu melalui tanda-tanda gastrointestinal dan sistem saraf pusat. Efek samping paling umum dari penggunaan metronidazole yang berlebih terhadap sistem gastrointestinal dan sistem saraf pusat anjing dan kucing adalah diare, nyeri/kram perut, mual, muntah, mulut kering, dysgeusia (distorsi rasa), anoreksia, kepala miring (head tilt) dan berputar-putar (tortikolis), kelesuan/kelemahan, nistagmus posisional atau vertikal, midriasis (pelebaran pupil), gangguan penglihatan, refleks menace yang berkurang, refleks pupil terhadap cahaya yang berkurang, disartria, dismetria, tetraparesis, tremor, kejang, kekakuan, ensefalopati, opistotonus, neuropati perifer, depresi, hingga perubahan mental. Kedua tanda tersebut dapat bervariasi tergantung pada durasi paparan dan tingkat keparahan. Pemeriksaan penunjang pada kasus toksisitas metronidazole dapat meliputi pemeriksaan hematologi rutin, pemeriksaan biokimia darah, dan magnetic resonance imaging (MRI). Penanganan toksisitas metronidazole berfokus pada penghentian segera obat metronidazole yang dikonsumsi sebelumnya, perawatan suportif, perawatan simtomatis, dan pemantauan tanda-tanda vital. Penanganan toksisitas metronidazole sangat tergantung dari durasi paparan dan tingkat keparahan.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Franky Samuel Milenyano Chandra, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

Hagai Deosiddhanta Widagdo, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

Ni Luh Dewi Kustiantari, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

Alya Nita Shena Gayanti, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

Cita Kanz Farros, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

Putu Kreshna Medha, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

I Wayan Batan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Laboratorium Diagnosis Klinik, Patologi Klinik, dan Radiologi Veteriner

Published
2024-11-22
How to Cite
MILENYANO CHANDRA, Franky Samuel et al. Kajian Pustaka: Toksisitas Metronidazole pada Anjing dan Kucing. Indonesia Medicus Veterinus, [S.l.], p. 209-217, nov. 2024. ISSN 2477-6637. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/115028>. Date accessed: 25 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.19087/imv.2024.13.2.209.
Section
Review Article

Most read articles by the same author(s)

<< < 5 6 7 8 9 10