Laporan Kasus: Skabiosis Disebabkan Notoedres cati pada Kucing serta Gambaran Histopatologi pada Kulitnya

  • Silvia Dwi Lestari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • I Wayan Batan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • I Putu Gede Yudhi Arjentinia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Abstract

Notoedres cati merupakan tungau penyebab skabiosis yang sangat menular pada berbagai jenis ras kucing.  Tungau N. cati bersifat zoonosis dengan gejala klinis pada manusia dan kucing berupa gatal-gatal, rambut rontok (alopesia), dan terbentuknya keropeng.  Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan informasi mengenai dampak infeksi skabiosis pada kucing, berdasarkan gambaran histopatologi kulit dan terapi yang diberikan pada kucing kasus skabiosis.  Seekor kucing peliharaan bernama Panther, berumur empat tahun, mengalami masalah kulit berupa hiperkeratosis, scale (sisik), alopesia, eritema, serta erosi pada kepala, kedua telinga, leher, dan punggung.  Dari hasil pemeriksaan kerokan kulit, ditemukan adanya tungau N. cati.  Pemeriksaan histopatologi dari sampel biopsi kulit menunjukkan adanya hiperkeratosis, erosi epidermal, beberapa terowongan disertai radang dengan N. cati yang memiliki eksoskeleton berkitin, dan terlihat banyak agregat sel inflamasi pada stratum korneum.  Hasil pemeriksaan hematologi rutin mengindikasikan bahwa kucing tersebut mengalami anemia mikrositik normokromik yang ditandai dengan penurunan jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin.  Berdasarkan hasil pemeriksaan, kucing kasus didiagnosis mengalami skabiosis dengan prognosis fausta.  Terapi yang diberikan meliputi ivermectin dengan dosis 0,3 mg/kg BB, diphenhydramine HCl dengan dosis 1 mg/kg BB, minyak ikan (fish oil), serta dimandikan menggunakan sabun yang mengandung sulfur satu kali seminggu setelah pemberian ivermectin.  Untuk pengobatan luka biopsi kulit, diberikan neomycin sulfate dan bacitracin zinc.  Evaluasi pada hari ke-14 menunjukkan berkurangnya hiperkeratosis dan scale pada daerah telinga, kepala, leher, dan punggung dorsal, luka biosi telah sembuh, dan rambut mulai tumbuh kembali pada kucing kasus.  Injeksi ivermectin diulang pada hari ke-14.  Pada hari ke-21, kucing kasus tidak lagi menunjukkan gejala gatal dan rambut semakin tumbuh dengan baik.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Silvia Dwi Lestari, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

I Wayan Batan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Laboratorium Diagnosis Klinik, Patologi Klinik, dan Radiologi Veteriner

I Putu Gede Yudhi Arjentinia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner

Published
2024-07-31
How to Cite
LESTARI, Silvia Dwi; BATAN, I Wayan; ARJENTINIA, I Putu Gede Yudhi. Laporan Kasus: Skabiosis Disebabkan Notoedres cati pada Kucing serta Gambaran Histopatologi pada Kulitnya. Indonesia Medicus Veterinus, [S.l.], p. 419-430, july 2024. ISSN 2477-6637. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/102299>. Date accessed: 06 jan. 2025. doi: https://doi.org/10.19087/imv.2024.13.4.419.
Section
Case Report

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >>