FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEBERLANJUTAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI PROVINSI BALI
Abstrak
Kopi merupakan andalan ekspor Bali. Potensi pengembangan lahan usahatani kopi Arabika di Bali belum dimanfaatkan. Namun produktivitas hasil kopi Arabika Bali masih rendah. Jumlah petani kopi makin berkurang. Keberlanjutan usahatani Kopi Arabika Bali terancam. Akibatnya sumber pendapatan daerah berkurang. Penting mempertahankan keberlanjutan usahatani kopi Arabika Bali. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor pendorong keberlanjutan usahatani kopi Arabika di Bali. Lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive. Lokasi penelitian merupakan sentra produksi kopi Arabika di Provinsi Bali. Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah surve, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka. Instrument penelitian adalah kuesioner. Metode penentuan jumlah sampling berdasarkan rumus Slovin dengan tingkat eror sebesar 15% yaitu 52 petani. Metode penentuan sampling berdasarkan random sampling. Analisis dimensi ekonomi menggunakan pendekatan pendapatan usahatani, dimensi sosial, lingkungan, dan teknologi menggunakan pendekatan analisis faktor konfirmatori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi ekonomi dilihat dari pendapatan usahatani kopi Arabika di Bali tahun 2019 per luas rata-rata lahan garapan petani (0,86 ha) sebesar Rp 22.820.376. Kontribusi pendapatan usahatani kopi Arabika di Bali terhadap pendapatan keluarga adalah sebesar 69,07%. Pengalaman Berusahatani (X22), umur petani (X20), dan pendidikan petani (X21) merupakan komponen Faktor Sosial. Pembuatan rorak (X13), Jumlah Anggota keluarga (X23), melakukan penanaman kembali (X12), penggunaan bibit lokal bermutu (X11), petani mengetahui kondisi lahannya (X10) mewakili Faktor Lingkungan. Penggunaan penaung (X14), umur tanaman (X5), penggunaan air bersih (X9), dan panen petik merah (X19) merupakan komponen pembentuk Faktor Teknologi.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Awaluddin, Nurareni, dan Mais Ilsan. 2018. Analisis Keberlanjutan usahatani kopi Arabika Bawakareng kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai. Jurnal Agrotek, 2(2), 73-84.
Brklacich, M., Bryant, C.R. and Smith, B. 1991. Review and Appraisal of Concept of Sustainable Food Production Systems. Environ. Management, 15(1),1-1 4.
Budiasa, I Wayan. 2011. Pertanian Berkelanjutan dan Teori Pemodelan. Udayana University Press: Denpasar.
Dinas Tanaan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali. 2018. Statistik Perkebunan Provinsi Bali Tahun 2017. Dinas TanamanPangan, Hortikultura, dan Perkebunan, Provinsi Bali: Denpasar.
Ditjenbun Pertanian. 2016. Kebijakan Pengembangan Kopi Nasional. Diundup pada: http://www.upacaya.com/kebijakan-pengembangan-kopi-nasional/. Diakses tanggal 29 Januari 2019.
Imsar. 2018. Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Kopi Gayo (Arabika) Kabupaten Bener Meriah (Studi Kasus: Desa Pantan Tengah Kecamatan Permata). Laporan Penelitian. Medan. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Kementrian Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan. 2014. Pedoman Teknis Budidaya Kopi yang Baik (Good Agriculture Practices /Gap on Coffee). Jakarta.
Marindra, G. 2018. Analisis Keberlanjutan Usahatani Kopi Sertifikasi Common Code for The Coffee Community (4C) di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.Skripsi. Lampung: Universitas Lampung.
Saragih, J. R. 2018. Aspek Ekologis dan Determinan Produksi Kopi Arabika Spesialti di Wilayah Dataran Tinggi Sumatra Utara. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 6(2), 74-87.
Supriyadi, Edy. 2014. SPSS+Amos Statistical Data Analisis. Jakarta. In Media.
Pitoko, Ridwan Aji. 2018. Strategi Pemerintah Tingkatkan Produksi Kopi dalam Negeri. diunduh: https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/26/225200726/. Diakses tanggal 29 Januari 2019.
Yuliasmara, F. 2018. Budidaya Kopi Berkelanjutan dan ramah Lingkungan. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Diunduh pada http://www.tpsaproject.com/wp-content/uploads/2018-01-16-Presentation-2-1123.04d.pdf. di akses pada tanggal 10 Januari 2020.








