TRANSMITTING LANGUAGE STRATEGIES OF MIXED MARRIAGE PARENTS TO THEIR CHILDREN (A CASE STUDY)
Abstract
Pernikahan campuran sebagai salah satu faktor yang menyebabkan seseorang menjadi dwibahasa merupakan isu yang sangat menarik. Pernikahan campuran melibatkan dua orang dari Negara yang berbeda dan memiliki bahasa yang berbeda pula. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi mentransfer bahasa oleh orangtua pernikahan campuran kepada anak-anaknya dan menganalisis pilihan bahasa dari anak-anak tersebut. Data diperoleh dari dua keluarga pernikahan campuran melalui metode penelitian lapangan dan kemudian dianalis secara kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori oleh Romaine (1995) dan fishman (dalam Holmes, 1992). Hasil dan pembahasan menunjukan bahwa keluarga pertama, pernikahan campuran antara lakilaki Australia dengan perempuan Indonesia, cenderung menerapkan strategi tipe 6, yaitu strategi “Mixed Languages”. Sedangkan keluarga kedua, pernikahan campuran antara laki-laki cina yang berasal dari Hongkong dengan perempuan Indonesia menerapkan strategi tipe 5, yaitu ibu selalu menggunakan bahasa Cantonese, yang bukan merupakan bahasa ibunya kepada anak. Strategi yang diterapkan oleh orangtua di keluarga pertama mengakibatkan anak memiliki keahlian yang sama dalam penggunaan bahasa Inggris dan Indonesia. Sedangkan anak di keluarga kedua lebih sering menggunakan Cantonese akibat strategi yang dterapkan oleh orangtuanya.