A Semiotic Study: Understanding Otaku Culture of Tsundere Meme

  • Anak Agung Putri Laksmi Dewi

Abstract

Artikel ini membahas tentang makna dari sebuah meme yang dikenal dengan nama tsundere. Tsundere tersebut memiliki arti “kasar yang berubah menjadi halus”, yang mana terinspirasi dari sebuah fenomena media social sebagai wujud perkembangan tekhnologi internet. Fenomena tersebut juga muncul dari adanya budaya Jepang yang dikenal dengan sebutan otaku, yang mana hanya mencari informasi anime dan manga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan makna secara simbol, ikon dan indeks yang membentuk makna dua jenis tsundere yang menyebar dan menjadi bahan pembicaraan di dunia maya, khususnya dalam ranah anime dan manga. Penelitian ini menerapkan teori Semiotik dari Saussurean (1974) dan pengertian makna simbol, ikon dan indeks yang dikemukakan Chandler (2001) melalui teori milik Pierce, untuk membahas makna simbol. Metode yang digunakan adalah metode dokumentasi dalam pengumpulan data. Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua simbol dalam meme tsundere tersebut memiliki arti cinta; ikon dalam meme tsundere memperlihatkan arti mimic wajah karakter; dan indeks dari meme tsundere adalah perbedaan jenis kelamin dari karakter dalam meme. Makna sebenarnya dari meme tsundere tersebut ditunjukkan dengan adanya simbol, ikon dan indeks dan memberikan pengertian umum tentang tsundere itu sendiri.

Downloads

Download data is not yet available.
How to Cite
LAKSMI DEWI, Anak Agung Putri. A Semiotic Study: Understanding Otaku Culture of Tsundere Meme. Humanis, [S.l.], v. 18, n. 1, feb. 2017. ISSN 2302-920X. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/sastra/article/view/27014>. Date accessed: 19 apr. 2024.
Section
Articles

Keywords

semiotik, otaku, meme, tsundere