MALALA YOUSAFZAI’S LIFE UNDER THE TALIBAN MOVEMENT: PSYCHOLOGICAL AND FEMINIST APPROACH
Abstract
Studi ini membahas tentang aspek psikologis dan feminis dari kehidupan seorang gadis Pakistan dibawah gerakan Taliban yang berkembang di Pakistan sejak tahun 1990-an. Malala Yousafzai, pejuang hak pendidikan yang berasal dari Swat Valley, Pakistan, menjadi sasaran Taliban dan ditembak di bagian kepala, namun secara ajaib bertahan dan melanjutkan kampanyenya atas pendidikan. Kisah hidup dan penolakannya terhadap gerakan Taliban tertulis dengan jelas didalam sebuah autobiografi yang berjudul “I am Malala: The Girl Who Stood Up for Education and was Shot by the Taliban”. Pengaruh dari gerakan Taliban terhadap perkembangan psikologis dan kepribadian Malala Yousafzai selama tinggal dibawah gerakan Taliban serta jenis feminisme yang terefleksi dari Malala Yousafzai berdasarkan situasi hidupnya dibawah gerakan Taliban, dianalisis dengan teori literatur yang dikemukakan oleh Wellek dan Warren (1955), teori psikologis yang dikemukakan oleh Bernhard (1953), teori kepribadian yang dikemukakan oleh Maslow (1970) dan teori feminisme yang dikemukakan oleh Tong (1998).
Hasil studi menunjukkan bahwa gerakan Taliban memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologis dan kepribadian Malala. Selama hidup dibawah gerakan Taliban, Malala berubah menjadi wanita muda yang selalu optimis, tak perduli betapapun sulitnya keadaan sekitar. Terlepas dari fakta bahwa Malala terlahir dan dibesarkan dinegara yang memperlakukan wanita berbeda dengan laki-laki, usahanya untuk memperjuangkan hak atas pendidikan bagi perempuan sangatlah keras. Hal tersebut dapat dikategorikan sebagai sebuah feminism yang liberal, yang menempatkan hak sebagai prioritas utama diatas kebaikan.