A SEMANTIC ANALYSIS OF COLOUR TERMS IN SAPUT POLENG
Abstract
Bahasa digunakan oleh manusia sebagai suatu sistem suara untuk berkomunikasi. Bahasa memiliki fungsi sebagai media untuk mengekspresikan pikiran. Itu berarti bahwa komunikasi adalah suatu identitas atau symbol dari kelompok masyarakat. Setiap bahasa memiliki kumpulan makna-makna warna. Bagaimanapun, makna-makna warna ini tidak membagi arti warna pada tempat yang sama. Tujuan dari penelitian yang berjudul “A Semantic Analysis of Colour Terms in Saput Poleng” adalah untuk mendeskripsikan arti keempat warna yaitu merah, abu-abu, hitam, dan putih yang terdapat pada saput poleng dengan diagram dasar segitiga dan mengeksplikasi penggunaan saput poleng pada kehidupan masyarakat Bali. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dengan menggunakan teori segitiga dasar dari Ogden dan Richard, diketahui bahwa warna hitam, putih, dan merah memiliki arti yang berbeda pada tiap-tiap jenis saput poleng. Sedangkan teori metabahasa semantik alami dari Anna Wierzbicka memecahkan masalah selanjutnya yaitu makna dari suatu jenis saput poleng akan berganti jika satu warna dipasangkan atau dipisahkan dengan warna yang lain. Arti dari hitam dan putih pada saput poleng hitam – putih adalah sesuatu yang negatif dan positif tapi ketika mereka menjadi satu artinya menjadi keseimbangan. Itu juga terjadi pada saput poleng hitam-abu-putih. Tapi disini, warna abu memisahkan warna hitam dan putih. Untuk warna hitam dan merah pada saput poleng hitam-putihmerah berarti kemalasan dan keagresifan sementara putih seperti abu-abu sebagai penengah. Dengan mengetahui kegunaan saput poleng pada penggunaan sehari-hari, kita dapat mengkonfigurasikannya dengan MSA untuk menemukan predikat mental yang digunakan. Penggunaan saput poleng sebagian besar oleh masyarakat Bali adalah sebagai penjaga. Namun, kadangkala masyarakat menggunakannya sebagai dekorasi untuk memperindah sesuatu.