Pengelolaan Hutan Adat sebagai Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Desa Tenganan Pegringsingan Karangasem Bali

  • Putu Sri Murtini Universitas Udayana, Bali, Indonesia
  • Syamsul Alam Paturusi Universitas Udayana, Bali, Indonesia
  • Ida Bagus Gde Pujaastawa Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Abstract

Tenganan Pegringsingan Village's customary forest is well preserved because it is regulated by customary regulations called Awig-awig. This research on customary forest management as a community-based ecotourism area in Tenganan Pegringsingan Village aims to identify the potential of customary forests that can be managed as an ecotourism attraction, analyze the management system and the implications that occur and analyze the driving factors and inhibitors of customary forest management. The method used in this research is the qualitative description and Force Field Analysis. The results showed that the existing potential is in the form of natural potential, socio-cultural, and artificial potential. The customary forest management system is based on awig-awig applied by Tenganan Pegringsingan village and sustainable development supported by local community organizations. The key success factor obtained is that the development of customary forest ecotourism in Tenganan Pegringsingan Village is carried out optimally to become promising ecotourism while maintaining existing sustainability.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adnyana, I.G.A.P dan N.A.U. Maitri. (2014). Pelestarian Lingkungan Hidup Berbasis Kearifan Lokal (Local Wisdom) di Desa Tenganan Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem. Media Komunikasi Geografi, 15 (2), 1-16.

Arafah, N., D. Damarusman, D. Suharjito Dan L. Sundawati. (2011). Kaindea: Dinamika Pengelolaan Hutan Adat Di Pulau Kecil (Studi Kasus: Pulau Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi). Jurnal Ilmu Kehutanan, 1 (1), 30-39.

Arida, I. N. S., dan Pujani, L. K. (2017). Kajian Penyusunan Kriteria-Kriteria Desa Wisata Sebagai Dasar Pengembangan Desa Wisata. Jurnal Analisis Pariwisata, 17 (1), 1–9.

Citra, I. P. A. (2017). Kemitraan Masyarakat Untuk Pengembangan Ekowisata Tanah Lot. Singaraja. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 3 (2), 96-104.

Dalem, A.A.G.R. (2021). Potensi Kupu-Kupu Sebagai Daya Tarik Ekowisata Di Kawasan Jatiluwih, Bali. Journal of Tourism Destination and Attraction, 9 (2), 115-124.

Dalem, A.A.G.R. (2022). “Formulating Principles and Criteria of Turtle-Based
Ecotourism Based on the Balinese Philosophy of the Trihita Karana”. IOSR Journal of Humanities and Social Science, 27 (4), 21-26.

Damiasih dan Samudra. (2022). Peluang dan Tantangan Pengembangan Curug Gemawang sebagai Destinasi Ekowisata. Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya, 8 (1), 285-294.

Daniel, P.M. (2016). Kajian Kesesuaian Prinsip-Prinsip Ekowisata Dalam Pengembangan Ekowisata Di Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling Palangka Raya. Tesis. Denpasar. Program Studi Kajian Pariwisata Pascasarjana, Universitas Udayana.

Dewi, I. N., S.A. Awang, W. Andayani, dan P. Suryanto. (2017). Pengembangan Ekowisata Kawasan Hutan Dengan Skema Hutan Kemasyarakatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. Jurnal Manusia & Lingkungan, 24 (2), 95-102.

Dharmika, I.B. (1992). Awig-Awig Desa Tenganan Pegringsingan dan Kelestarian Lingkungan: Sebuah Kajian Teantang Tradisi dan Perubahan. Tesis. Depok. The Crystal of Knowledge, Universitas Indonesia.

Dharmika, I.B. (2019). Ecotourism Di Tukad Bindu. Prosiding Seminar Nasional FTIS, UNHI 2019. Agro-Ekosistem: Manajemen Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara Bijaksana, 209-215.

Iskandarsyah, N., Petrus, S. S. dan Panji, S. (2022). Strategi Pengembangan Objek Wisata Danau Mare sebagai Destinasi Ekowisata di Kabupaten Katingan. Journal of Environment and Management, 3 (1), 46-54.

Jayadi, E. M., Soemarno. (2013). Analisis Transformasi Awig-Awig Dalam Pengelolaan Hutan Adat (Studi Kasus Pada Komunitas Wetu Telu di Daerah Bayan, Lombok Utara). Indonesian Green Technology Journal, 2 (2), 39-51.

Karmini, N. W., N. M. Sukrawati., N. M. Indiani. (2019). Model Pendidikan Lingkungan Hidup Bagi Generasi Melenial Pada Era 4.0 (Kasus Pengelolan Hutan Di Desa Adat Tenganan). Prosiding Seminar Nasional FTIS, UNHI 2019. Agro-Ekosistem: Manajemen Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara Bijaksana, 216-229.

Krisnha, I.B.W Dan I.W. Padet. (2018). Falsafah Hidup Dalam Konsep Kosmologi Tri Hita Karana. Jurnal Genta Hredaya, 2 (2), 37-43.

Magdalena. (2013). Peran Hukum Adat Dalam Pengelolaan Dan Perlindungan Hutan Di Desa Sesaot, Nusa Tenggara Barat Dan Desa Setulang, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 10 (2), 110 – 121.

Murniasih, A.A.A. (2016). Sejarah Kebudayaan Mengenai Kesenian Khas Tenganan, Karangasem, Bali. Denpasar. Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana.

Norsidi. (2019). Strategi Pengembangan Pengelolaan Hutan Adat Berbasis Kearifan Lokal Di Desa Lubuk Beringin. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 6 (1), 352.

Putra, P.G.P., dan Nugroho, S. (2018). Strategi Pelibatan Generasi Muda dalam Pengelolaan Pariwisata di Desa Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Jurnal Destinasi Pariwisata, 5 (2), 211-219.

Rideng, I. W., Astara, I. W. W., dan Nahak, S. (2018). Model Pengelolaan Hutan Desa Berbasis Desa Adat Di Desa Selat, Kabupaten Buleleng. Community Service Journal (CSJ), 1 (1), 8-14.

Sribudiani, E. (2005). Tingkat Pemahaman Penduduk Sekitar Hutan Di Kecamatan Sungai Apit Terhadap Hutan Dan Pengelolaan Kawasan Hutan. Jurnal Hutan Tropika, 1 (2), 70-95.

Sukmana, O. (2022). The Impact of Ecocommunity-Based Tourism Development. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 35 (1), 93-106.

Start, D,. and I. Hovland. (2019). Force Field Analysis (FFA) Tools for Policy Impact: A Handbook for Researchers. http://trainingadvokasi.smeru.or.id/ngo.

Wijana, N., P.I. Rahmawati, G.A.N. Setiawan, S. Mulyadiharja. (2019). Plants Of Body Symbols in Tri Mandala Tenganan Pegringsingan Village, Karangasem (In Ethnobotany Learning Perspective). International Journal of Natural Science and Engineering, 3 (1), 1-11.

Wijana, N. S. Mulyadiharja, I.A.P. Bestari. (2021). Potensi Hutan Bukit Kangin Tenganan Pegringsingan Dalam Prospek Pengembangan Wisata Hutan (Hasil Kajian Etnoekologis). Prosiding SEMNAS BIO 2021 Universitas Negeri Padang. Vol. 1, 459-480.

Wiranatha, A. S., dan A.A.G.R. Dalem. (2022). Implementation Of Local Knowladge "Tri Hita Karana” On Ecotourism Management in Bali. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 10. (1), 94-99.

Wirantari, I.D. A. P dan N.M.A.S. Mahadewi. (2020). Peran Desa Adat Tenganan Pegringsingan dalam Pengelolaan Keuangan Desa Melalui Jaringan Ekowisata Desa (JED). Denpasar. Universitas Udayana.

Wiyono, B. (2019). Kedudukan Hutan Adat Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/Puu-Ix/2012 Dan Hubungannya Dengan Pengelolaan Hutan Di Indonesia. Jurnal Surya Kencana Dua: Dinamika Masalah Hukum Dan Keadilan, 6 (1), 666-681.
Published
2023-10-28
How to Cite
MURTINI, Putu Sri; ALAM PATURUSI, Syamsul; PUJAASTAWA, Ida Bagus Gde. Pengelolaan Hutan Adat sebagai Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Desa Tenganan Pegringsingan Karangasem Bali. Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), [S.l.], v. 13, n. 2, p. 469-495, oct. 2023. ISSN 2580-0698. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali/article/view/95185>. Date accessed: 21 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JKB.2023.v13.i02.p05.