Drama Gong sebagai Media Pendidikan dan Kritik Sosial
Abstract
This article is aimed at finding out the positive politeness strategies used in utterances by characters in Little Women movie. The data were retrieved from Little Women movie directed by Hedwig (2019). This article applied documentation method in collecting the data and used qualitative method in analyzing the data. The collected data were analyzed in terms of the positive politeness strategies applied in it. The theories used to analyze were the theory of positive politeness strategy proposed by Brown and Levinson (1987). The findings of the article showed that there were 29 data of positive politeness strategy found in Little Women movie. The data found consist of eleven types of positive politeness strategies, namely exaggerate, intensify interest to hearer in the speaker’s contribution, use in-group identity markers, seek agreement, avoid disagreement, joke, offer and promise, be optimistic, include both speaker and hearer in the activity, give or ask for reasons, assume or assert reciprocity, and give gifts.
Downloads
References
Aridawati, Ida Ayu Putu. (2014). “Makna Sosiokultural Paribasa Bali dalam Seni Pertunjukan Drama Gong, Lakon Kalung Berlian”, Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014 (167 - 182).
Atmaja, Jiwa. (1988). Tri Dasa Warsa Teater Mini Badung. Denpasar: Udayana University Press.
Budiman, Kris. (2011). Semiotika Visual Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas. Yogyakarta: Jalasutra, 2011.
Barker, Chris. (2004). Cultural Studies, Teori & Praktik.Yogyakarta: Kreasi Wacana.
BKSTI, (2017). BKSTI ub.ac.id /wp-content/upload/2017/10/keynote Speker Drajad Irianto.pdf.
Damono, Sapardi Djoko. (1979). Sosiologi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Penelitian dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.
Dibia, I Wayan. (1999). Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia & Arti Line.
Dibia, I Wayan. (2012). Geliat Seni Pertunjukan Bali. Denpasar: Arti Foundation.
Gautama, Wayan Budha. (2009). Kamus bahasa Bali (Bali - Indonesia). Surabaya: Paramita.
Geriya, I W. (1995). Pariwisata dan Dinamika Kebudayaan Lokal, Nasional, Global. Denpasar : PT Upada Sastra.
Hasan, Fuad. 1980. Humor dan Kepribadian. Makalah seminar
Kartodirdjo, Sartono. (1973). Protest Movement in Rural Java: A Study of Agrarian Unrest in the Ninenteenth Centuries, Singapore: Oxford University Press.
McGrew A. & Lewis P. (1992). Global Politics: Globalization and The National State. Oxford, Polity Press.
Nurhadi, Zikri Fachrul. (2015). Teori-Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Palen, John. (1976). Sosial Problems. United States of Amerika: Mc-Braw Hill, Inc.
Pateda, Mansoer. (2001). Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan daerah Provinsi Bali Nomor 4 tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali
Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 Tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali
Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan bahasa Bali.
Probonegoro, Ninuk Kleden. 1987. “Peranan Folklore dalam Kebudayaan: fungsi Humor sebagai Rite dalamkebudayaan Betawi”, Prisma no 3, Tahun XVI, Maret 1987.
Putra, I Nyoman Darma. (2008). “Modern Performing Arts As A Reflection Of Changing Balinese Identity”n Indonesia and the Malay World”; , Vol. 36, No104, pp. 87 - 114.
Putra, I Nyoman Darma. (2009). “Meninjau Kembali Sejarah Drama Gong”; https://balebengong.id/meninjau-kembali-sejarah-drama-gong/; Diaksess 28 Juni 2009.
Purnami, Ida Ayu. (2012). Implikatur Percakapan dalam Naskah Drama Gong Gusti Ayu Klatir Karya A.A. Wiyat S.Ardhi; Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 1, No 1 (2012).
Riyadi, Soeprapto. (2001). Interaksionisme Simbolik (perspektif sosiologi modern. Malang: Averroes Press.
Ruastiti, Ni Made. (2010). Seni Pertunjukan Pariwisata Bali. Yogyakarta: Kanisius.
Setyawan, Arya Dani. (2011). “Fungsi Seni Pertunjukan Tradisional”, (Online), Tersedia dalam http://aryadanisetyawan.blogspot.com/2011/11/fungsi-seni-pertunjukan-tradisional-di.html). Diakses 25 Agustus 2015.
Setia, Putu. (1987). Menggugat Bali. Jakarta: Grafitti Press.
Setia, Putu. (2006). Mendebat Bali. Denpasar: PT Pustaka Manikgeni.
Sobary, Muhammad. (1996). Kebudayaan Rakyat Dimensi Politik dan Agama. Yogayakarta: Bentang.
Sobur, Alex. (2004). Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soekanto, Soerdjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Sugita, I Wayan. (2017). Pasang Surut Pementasan Drama Gong di Bali: Faktor Penyebab dan Implikasinya. Denpasar: Sekdut Bali Performing Arts Community.
Sugita, I Wayan. (2016). Dinamika Pementasan Drama Gong di Bali. Denpasar: Sekdut Bali Performing Arts Community.
Semadi, Anak Agung Putra. (2015). “Keterpinggiran Drama Gong Wijayakusuma Abianbase, Gianyar dalam Seni Pertunjukan Bali di Era Globalisasi”. DisertasiTidak Diterbitkan. Denpasar: Program Doktor Program Studi Kajian Budaya Universitas Udayana.
Taum, Yoseph Yapi. (2011). Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode dan Pendekatan. Yogyakarta: Lamalera.
Tisnu, Tjokorda Raka. (1996). “Drama Gong Teater Rakyat Bali”. Orasi Ilmiah pada Dies Natalis XXIV Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar.
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. (2013). Semiotika Komunikasi -Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media
Widagama, Ngakan Putu Gatam. (2017). Pementasan Drama Gong Wijayakusuma Sebagai Media Komunikasi Tradisional Di Kelurahan Abianbase Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar. Jurnal penelitian Agama Hindu, Vol 1, Nomor 2, Oktobewr 2017.
Wilson, Edmund. (1941). The Wound and The Bow: Seven Studies in Literature. Cambridge: Rverside Press.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.