Menari Tanpa Rasa: Pendidikan Kritis Anak Tunagrahita dalam Pembelajaran Seni Tari di SDLB Kuncup Bunga Denpasar
Abstract
The importance of critical education for mentally retarded children in learning Balinese dance is related to learning, knowledge, and training for mentally retarded children. Critical education as an approach that can help marginalized mentally retarded children in obtaining dance learning to realize the social reality faced in education. Therefore,this article seeks to find out the relationship between critical education for mentally retarded children and the dance learning at the Denpasar Extraordinary Primary School of Kuncup Bunga. Critical education relations relate to the relationship of government stakeholders, teachers, communities, and parents of students who have power over mentally retarded children. The teacher considers mentally retarded children as weak children have unilaterally produced the most marginalized students in the Denpasar Kuncup Bunga Extraordinary Primary School.
Downloads
References
__________ . Bina Diri Anak Tunagrahita (Online). http://file.edu/Direktori/FIP/Jr. PEND. LUAR BIASA. Diakses tanggal 10 September 2015.
Barker, Chris. 2005. Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Bentang.
Bugin, Burhan Ed. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Dana, Lee Baker. 2006. Children’s Disability Police in A Global Word: A Question of Convergence, Jurnal Internasional Administrasi Publik, Vol. 29. Januari 2006: 4-6.
Dibia, I Wayan, 2003. Bergerak Menurut Kata Hati Metode Baru Dalam Menciptakan Tari, (Terjemahan dari Moving From Within : A New Method for Dance Making, Oleh Alma M. Hawkins), Jakarta. Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Depdikbud. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Eriyanto. 2003. Analisis Wacana/: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKis.
Foucault, Michel. 1982. The Subject and Power di dalam Fabian, J ed. Power; The Essential Work of Michel Foucault 1954-1984 Vol. 3 New York: New Press.
Freire, Paulo. 2007. Politik Pendidikan: Kebudayaan, Kekuasaan dan Pembebasan, terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
___________ . 1985. Pendidikan KaumTertindas. Jakarta: LP3ES.
Hadi, Sumandiyo. 2003. Mencipta Lewat Tari (terjemahan dari Creating Thraught Dance oleh Alma M. Hawkins). Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.
Lewis, S.L.Dirksen. 2011. Medical-Surgical Nursing: Asessmen and Management of Clinical Problems, 8th Edition. United States of America: Elsevier Mosby.
Masykur, H Mansyur. 2014. “Pendidikan Ala “Paulo Freire” Sebuah Renungan”, Jurnal Ilmiah Solusi, Vol. 1 No. 1 Januari-Maret 2014: 64-76.
Moh, Amin, 1995. Ortopedagogiek Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti.
Putra, Sitiatava, Rizema. 2013. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Jogjakarta: DIVA Press.
Suheri. 2012. “Meningkatkan Pengenalan Anggota Tubuh Bagian atas Melalui Bernyanyi pada Anak Tunagrahita Sedang”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, Vol.1 No. 1 Januari 2012: 67-68).
Suryawati. 2010. “Model Komunikasi Penanganan Anak Autis Melalui Terapi Bicara Metode LOVVAS”, Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikVol. 1 No. 01, Tahun 2010: 27-37.
Smart, Aqila. 2011. Anak Cacat Bukan Kiamat: Metode Pembelajaran & Terapi Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Katahati.
Widja, I Gde. 2009. Pendidikan sebagai Ideologi Budaya: Suatu Pengantar ke Arah Pendidikan Kritis. Denpasar: Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Kajian Budaya Universitas Udayana Kerjasama dengan Sari Kahyangan Indonesia.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.