Lembaga perkreditan desa sebagai penopang keajegan budaya ekonomi masyarakat Bali

  • Anak Agung Ngurah Gede Sadiartha Universitas Hindu Indonesia
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/JKB.2017.v07.i02.p01

Abstrak

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) terus berkembang menjadi lembaga intermediasi yang otonom dan tangguh. Makalah ini membahas LPD sebagai model lembaga keuangan tradisional yang unggul, dan perannya dalam menopang ke-ajegan budaya ekonomi masyarakat Bali. Makalah ini merupakan hasil penelitian kualitatif yang datanya diperoleh dari hasil observasi, studi dokumentasi dan wawancara dengan 10 informan: penerima kredit LPD, praktisi dan pemerhati LPD. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif-intepretatif dengan menerapkan teori manajemen ekonomi dan teori praktik sosial (Bourdieu). Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, LPD berkembang menjadi lembaga keuangan tradisional yang tangguh karena (a) LPD bersifat otonom, tidak tunduk pada kebijakan pusat, tetapi mengacu kepada Perda dan awig-awig; (b) menerapkan manajemen perbankan modern global, yakni fungsi-fungsi manajemen, prinsip 5C, dan inovasi produk LPD, serta menerapkan nilai-nilai Budaya Organisasi lokal, termasuk filsafat Hindu tentang kesejahteraan Tri Hita Karana, dan human relation, manyamebraya. Kedua, keberadaan LPD mampu meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi dan menopang ke-ajegan tradisi-budaya masyarakat desa pakraman di Bali. 

##plugins.generic.usageStats.downloads##

Diterbitkan
2017-10-31
##submission.howToCite##
SADIARTHA, Anak Agung Ngurah Gede. Lembaga perkreditan desa sebagai penopang keajegan budaya ekonomi masyarakat Bali. Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), [S.l.], v. 7, n. 2, p. 1-18, oct. 2017. ISSN 2580-0698. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali/article/view/35151>. Tanggal Akses: 08 apr. 2025 doi: https://doi.org/10.24843/JKB.2017.v07.i02.p01.