Peranan Membran Amnion Kering terhadap Jumlah Sel Fibroblas pada Proses Penyembuhan Luka Trakea Kelinci
Abstract
Tujuan: Untuk mengetahui peranan membran amnion kering terhadap jumlah sel fibroblas pada proses penyembuhan luka trakea kelinci. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimen dengan pengukuran berulang pada 24 kelinci lokal jantan Lepus nigricollis. Subjek dibagi dalam dua kelompok. Salah satunya diberikan membran amnion kering pada defek trakea sementara kelompok yang lain menjadi kontrol dan lukanya mengalami penyembuhan primer. Hasil: Pada pengukuran hari pertama dan hari ke-7 paska operasi, rata-rata jumlah sel fibroblas pada kelompok perlakuan lebih banyak daripada kelompok kontrol [(Hari 1 = 12,5 ± 3,3 ; 8,5 ± 1,3, p = 0,066) ; (Hari 7 = 28,5 ± 1,7 ; 20,2 ± 6,9, p = 0,059)]. Jumlah sel fibroblas kelompok perlakuan pada hari ke-14 lebih sedikit dibanding kelompok kontrol (25,5 ± 4,2 ; 34,2 ± 5,3, p = 0,041). Diskusi: Hasil ini menunjukan proses penyembuhan luka lebih cepat pada kelompok perlakuan. Adanya MAK pada kelompok perlakuan menghasilkan growth factor yang meningkatkan angiogenesis dan suplai nutrisi serta oksigen pada sel-sel yang terlibat dalam proses penyembuhan, sehingga mempercepat regenerasi dan remodeling. Simpulan: Penggunaan MAK pada defek trakea mempercepat peningkatan jumlah sel fibroblast yang mengindikasikan adanya percepatan proses penyembuhan luka trakea kelinci.
Downloads
References
2. G Grendel T, Sokolský J, Vaščáková A, dkk. Early stages of trachea healing process: (immuno/lectin) histochemical monitoring of selected markers and adhesion/growth-regulatory endogenous lectins. Folia Biol (Praha). 2012;58:135-43.
3. Brunicardi F, Andersen D, Billiar T, dkk. Schwartz's Principles of Surgery, Tenth Edition. New York: Mc-Graw Hill; 2015; p.241-251.
4. Aukhil I. Biology of Wound Healing. Peridontology. 2000;22:44-50.
5. Rinastiti M. Pengaruh Membran Amnion Terhadap Jumlah Sel Fibroblas pada proses penyembuhan Luka (Kajian Histologis pada Gingiva Kelinci). Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2003;10:639-43.
6. Tseng SC. Amniotic Membrane Transplantation for Ocular Surface Reconstruction. Biosci Rep. 2001;21:481-9.
7. Syahredi SA, Bachtiar H. Penggunaan Selaput Amnion Segar pada Insisi Luka Operasi Seksio Sesarea. Andalas Obstetrics and Gynecology Journal. 2017;1:41-8.
8. ElHeneidy H, Omran E, Halwagy A, dkk. Amniotic membrane can be a valid source for wound healing. Int J Womens Health. 2016;8:225-31.
9. Chopra A, Thomas BS. Amniotic Membrane: A Novel Material for Regeneration and Repair. J Biomim Biomater Tissue Eng. 2013;18:106.
10. Mamede AC, Carvalho MJ, Abrantes AM, dkk. Amniotic Membrane: From Structure and Functions to Clinical Applications. Cell Tissue Res. 2012;349:447-58.
11. Insausti CL, Blanguer M, García-Hernández AM, dkk. Amniotic membrane-derived stem cells: immunomodulatory properties and potential clinical application. Stem Cells Cloning. 2014;7:53-63.
12. Darmika IKW. Peranan Membran Amnion Kering Terhadap Integritas Mukosa Pada Penutupan Defek Trakea (Suatu Studi dengan Kelinci Coba) [tesis]. Surabaya: Universitas Airlangga; 2018.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.