Laporan Kasus: Layuh Kronis pada Kaki Belakang Pascamelahirkan disertai Leukositosis, Anemia, dan Trombositosis pada Anjing Pomeranian Spitz
Abstract
Paraparesis merupakan suatu masalah pada sistem neurologis yang sangat umum terjadi pada anjing ditandai dengan adanya kelemahan dan ketidakmampuan untuk berjalan. Paraparesis dapat disebabkan oleh cedera, traumatik, dan lesi pada medula spinalis. Anjing kasus merupakan anjing ras pomeranian spitz bernama Movi berumur enam tahun, jenis kelamin betina, dan bobot badan 4,82 kg. Anjing kasus datang dengan keluhan lemah dan tidak mampu berdiri. Berdasarkan informasi pemilik, anjing kasus kesulitan untuk makan dan minum sendiri, mengeluarkan leleran mukopuluren dari mata secara terus menerus, diare, dan menjerit ketika buang air besar maupun buang air kecil sejak setelah melahirkan. Hal tersebut telah terjadi sejak dua bulan sebelum dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan fisik menunjukkan anjing mengalami paraparesis pada kedua kaki belakang, dan ditemukan caplak Rhipicepalus sanguineus. Pemeriksaan hematologi menunjukkan anjing kasus mengalami leukositosis, anemia, dan trombositosis. Diagnosis paraparesis pada kaki belakang anjing didasari pada anamnesis, hasil pemeriksaan fisik yaitu adanya nyeri pada kaki belakang, dan pemeriksaan saraf hewan menunjukkan skor fungsi kaki belakang yang parah. Pemeriksaan tidak dilakukan secara menyeluruh sehingga terapi yang diberikan untuk anjing kasus adalah terapi suportif dengan pemberian suplemen penambah darah, nutrisi, dan terapi simtomatis untuk mengurangi leleran mukopurulen pada mata yaitu pemberian salep mata. Tidak ada perubahan yang berarti terhadap paraparesis pada ekstremitas caudal anjing kasus dan enam minggu pascaterapi anjing mengalami kematian.