Laporan Kasus: Penanganan Infeksi Parvovirus pada Anjing Kacang Umur Tiga Bulan
Abstract
Canine parvovirus (CPV) merupakan virus yang sangat infeksius, penyebab kematian tertinggi pada bangsa anjing di seluruh dunia. Infeksi parvovirus prevalensinya lebih tinggi ditemukan pada anjing umur di bawah enam bulan. Seekor anjing lokal diperiksa di tempat Praktek Dokter Hewan Ari Sapto Nugroho dengan keluhan; tidak nafsu makan, muntah dan lemas. Hasil pemeriksaan fisik; membran mukosa mulut pucat, Capillary Refill Time (CRT) lebih dari 2 detik, dan anjing lemah. Pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan terjadi anemia mikorsitik hipokromik, trombositopenia, leukopenia, limfositosis dan monositosis. Pemeriksaan tes kit menunjukkan hasil positif mengandung antibodi Canine Parvo Virus sehingga anjing kasus didiagnosis terinfeksi Canine Parvovirus (CPV). Terapi yang diberikan pada anjing kasus yaitu terapi cairan menggunakan cairan fisiologis (Ringer Lactate, PT. Widatra Bhakti, Jawa Timur). Cairan fisiologis diberikan melalui rute intra vena selama 5 hari . Selain itu diberikan juga obat antiemetik berupa Maropitant Citrate (Prevomax® 10 mg/mL, LeVet Pharma, Oudewater, Belanda) dengan dosis anjuran 1 mg/kg bb, jumlah pemberian sebesar 0,32 mL [IV; q24h; 5 hari], antibiotik amoxicillin (Amoxicillin 15% LA® 150 mg/mL, Vetoquinol, Amerika) dengan dosis 30 mg/kg bb, jumlah pemberian 0,64 mL [IM; q72h; 2 kali pemberian], Hematodin (Hematodin® 100 ml, PT Romindo Primavet, Jakarta, Indonesia) dengan dosis label 0,5-2 mL/kg bb, jumlah pemberian sebesar 1,6 mL [IM; q24h; 8 hari] dan injeksi Vitamin B kompleks (viamin-34 Inj® 100 ml, Samyang Anipharm, Korea Selatan) dengan dosis label 0,3ml/kg bb, jumlah pemberian sebesar 0,96 ml [SC; q24h; 8 hari]. Selama menjalani masa rawat inap yaitu delapan hari memberikan hasil yang memuaskan terhadap kesehatan anjing kasus dari segi nafsu makan yang membaik, serta menunjukkan tingkah laku menjadi lebih aktif.