Laporan Kasus: Urolithiasis dan Infeksi Bakteri Penyebab Penyakit Saluran Perkencingan Bagian Bawah pada Kucing Jantan Mixbreed
Abstract
Seekor kucing persia mix British shorthair berjenis kelamin jantan berumur 7 tahun dengan berat badan 4,75 kg, dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Udayana dengan keluhan dysuria, hematuria, nafsu makan dan minum menurun. Pemeriksaan klinis dan fisik menunjukkan kucing kasus tampak lemas, dehidrasi dan mengalami distensi pada abdomen. Pada pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan vesika urinaria penuh berisi urin karena retensi urin. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan bahwa kucing mengalami leukositosis, limfositosis, MCH dan MCHC turun. Pemeriksaan kimia urin menunjukkan pH 8,0 dan tidak normal pada leukosit, nitrit, protein, dan eritrosit. Pada pemeriksaan sedimentasi urin ditemukan adanya kristal struvit, serta kultur urin ditemukan adanya bakteri Escheria coli dan Staphylococcus sp. Berdasarkan anamnesis, hasil pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang, kucing kasus didiagnosis mengalami urolithiasis dan infeksi bakteri yang menyebakan Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD) dengan prognosis fausta. Penanganan dilakukan dengan pemberian terapi cairan Ringer Lactate, pemasangan cateter urine, injeksi antibiotik cefotaxim, antiinflamasi dexamethasone, dan vitamin K. Obat oral yang diberikan yaitu antibiotik cefadroxil, antiinflamasi dexamethasone, obat herbal yang mengandung ekstraks kejibeling dan suplement yang mengandung zat besi, dan pakan urinary care. Satu minggu pasca terapi kucing dalam kondisi baik, urinasi lancar dan tidak adanya indikasi rasa sakit saat urinasi dan hasil pemeriksaan organoleptik, sedmentasi dan kimia urin tidak adanya keabnormalan.