Laporan Kasus: Penyembuhan Lesi Makroskopik Anjing Kacang Penderita Dermatitis Atopik Pascaterapi Madu Trigona Selama 30 Hari
Abstract
Anjing lokal Bali berjumlah 12 ekor mengalami gangguan kulit dengan skor keparahan lesi sedang. Anjing berumur antara 4-6 bulan berlokasi di Denpasar, Bali. Anjing kasus sering menggaruk tubuhnya, menjilati dan menggigit kakinya selama dua bulan terakhir. Hasil pemeriksaan laboratorium kerokan kulit dengan metode deep skin scraping tidak ditemukan adanya tungau. Kultur SDA (Saburent Dextrose Agar) untuk pemeriksaan jamur didapatkan hasil positif jamur Candida sp. Kultur bakteri dengan BA (Blood Agar) didapatkan hasil positif Staphylococcus sp. Dari delapan Kriteria Favrot, pemeriksaan sampel memenuhi lima kriteria yaitu 85% dengan spesifisitas 79%. Terapi yang digunakan yaitu madu trigona dengan sediaan segar dan sediaan kapsul. Sampel dua ekor diuji tanpa pemberian madu trigona, lima ekor diberikan terapi madu trigona sediaan segar 5ml/ekor/hari, dan lima ekor lainnya diberikan madu trigona sediaan kapsul 0,1mg/ekor/hari selama 4 minggu. Hasil pengamatan perubahan lesi makroskopik sebelum pemberian madu trigona (minggu ke-0) pada kedua belas anjing yaitu terlihat adanya lesi primer dan sekunder. Lesi primer yaitu nodul dan papula. Sedangkan lesi sekunder yaitu sisik, krusta, alopesia, eritema, hiperpigmentasi dan lisenifikasi. Kemudian minggu ke-4 setelah terapi dengan madu trigona, gejala pruritus sudah hilang dan lesi sekunder mulai berkurang, serta rambut sudah mulai tumbuh. Penggunaan terapi madu trigona sediaan segar dan kapsul pada anjing penderita dermatitis atopik dapat dinilai efektif dalam penyembuhan lesi yang ditandai dengan pengurangan nilai skoring lesi makroskopik pada kulit anjing.