Laporan Kasus: Rhinitis Kronis pada Anjing Persilangan Shih tzu
Abstract
Rhinitis merupakan radang selaput lendir hidung oleh proses inflamasi mukosa hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi maupun bukan dari reaksi alergi. Studi kasus bertujuan untuk mengetahui teknik diagnosis dan terapi yang tepat untuk kasus rhinitis. Pemeriksaan dilakukan terhadap seekor anjing peliharaan di Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Anjing datang dengan keluhan bersin-bersin, ditemukan adanya leleran dari hidung dan mata, dan epistaksis yang telah terjadi selama dua bulan. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya leleran mukopurulen dari hidung, leleran mukopurulen dari mata, frekuensi pernapasan meningkat hingga 68 kali/menit. Pemeriksaan penunjang dengan sinar Rontgen dilakukan untuk meneguhkan di bagian mana terjadi gangguan pada sistem respirasi anjing yaitu dengan hasil sistem respirasi anjing terlihat normal tanpa ada gangguan. Pada pemeriksaan hematologi ditemukan bahwa anjing kasus mengalami limfositosis (60%) dan monositosis (17%). Terapi yang diberikan yaitu antibiotik cefixime untuk mengobati kemungkinan adanya infeksi sekunder bakteri dengan dosis terapi 5-12,5 mg/kg BB dengan jumlah yang diberikan sebanyak 0,5 kapsul dua kali sehari, hemostatik lokal epinephrine untuk menghentikan epistaksis, antiinflamasi berupa meloxicam tablet untuk mengobati peradangan lokal yang terjadi pada hidung dengan dosis terapi 0,2 mg/kg BB dengan jumlah permberian sebanyak 0,25 tablet per oral satu kali sehari, serta tetes mata chloramphenicol untuk mengobati leleran mata/ocular discharge. Hasil pengobatan selama tujuh hari meunjukkan bahwa terapi yang diberikan membantu mengurangi gejala penyakit yaitu tidak adanya leleran yang keluar dari mata dan hidung, tidak terjadi epistaksis, dan frekuensi pernapasan kembali normal.