Studi Kasus : Babesiosis Pada Anjing Persilangan

  • Ni Made Diana Pradnya Paramita Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Sri Kayati Widyastuti Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Abstract

Babesiosis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh Babesia sp dan didistribusi didalam sirkulasi darah. Babesiosis pada anjing disebabkan oleh Babesia canis (subfilum: apicomplexa, ordo: piroplasmida, genus: babesia, spesies Babesia canine) yang diperantai oleh caplak (tick-borne) yaitu caplak-anjing coklat Rhipicephalus sanguineus sebagai vektor utama. Hasil pegamatan ditemukan kasus babesiosis pada anjing campuran pom dan peking, berjenis kelamin jantan usia 8 bulan di Denpasar, Bali. Tanda klinis yang tampak dari infeksi Babesia sp pada anjing kasus yaitu nafsu makan berkurang, haemoglobinuria dan terdapat eritema pada bagian abdomen. Pada hasil pemeriksaan darah lengkap didapatkan interpretasi bahwa anjing mengalami anemia normositik hiperkromik leukositosis, limfositosis, dan eosinophilia. Pemeriksaan ulas darah tipis teramati adanya agen Babesia. Anjing ini diterapi dengan pemberian Antibiotik clindamycin (10mg/kg BB, q: 12 jam, PO) dua kali sehari selama dua minggu, dan terapi suportif menggunakan livron B-pleks untuk meningkatkan daya tahan tubuh diberikan selama 7 hari. Hasil evaluasi terhadap anjing penderita menunjukan baha dalam waktu 4 hari nafsu makan hewan kasus sudah kembali normal dan memerlukan waktu 14 hari sampai menunjukan tanda-tanda perbaikan klinis.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Sri Kayati Widyastuti, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner

Published
2019-01-31
How to Cite
PARAMITA, Ni Made Diana Pradnya; WIDYASTUTI, Sri Kayati. Studi Kasus : Babesiosis Pada Anjing Persilangan. Indonesia Medicus Veterinus, [S.l.], p. 79-89, jan. 2019. ISSN 2477-6637. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/47943>. Date accessed: 05 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.19087/imv.2019.8.1.79.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3