UJI DAYA HAMBAT KOMBINASI SIPROFLOKSASIN DENGAN OBAT NON-ANTIBIOTIK ARTESUNAT, DIKLOFENAK DAN LOPERAMID TERHADAP PERTUMBUHAN ISOLAT KLINIS ESCHERICHIA COLI
Abstract
Antibiotik merupakan terapi pilihan yang paling signifikan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit infeksi. Penatalaksanaan penyakit infeksi dengan antibiotik yang tidak adekuat menyebabkan peningkatan frekuensi bakteri patogen yang resisten terhadap antibiotik sehingga diperlukan agen antibiotik baru atau mampu meningkatkan efektivitas antibiotik yang sudah ada. Beberapa obat-obatan untuk terapi keadaan patologis non-infeksi seperti diklofenak, artesunat dan loperamid telah diteliti memiliki efek sinergis terhadap antibiotik tertentu. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh non-antibiotik diklofenak, artesunat dan loperamid pada daya hambat antibiotik siprofloksasin terhadap isolat bakteri E. coli yang resisten dan sensitif siprofloksasin. Daya hambat kombinasi siprofloksasin dan non-antibiotik terhadap E. coli diuji dengan metode disk diffusion (Kirby-Bauer) yang menyatakan diameter zona hambat pertumbuhan bakteri uji pada media Mueller-Hinton. Zona hambat siprofloksasin E. coli sensitif dan resisten berturut-turut adalah 37,5 dan 14,6 mm. Secara umum bahan non-antibiotik (diklofenak, artesunat, loperamid) pada dosis masing-masing 5 µg, 10 µg dan 15 µg memiliki diameter zona hambat 0 atau tidak memiliki daya hambat. Penambahan bahan non-antibiotik (5, 10, 15 µg) pada siprofloksasin 5 µg tidak menghasilkan tren peningkatan diameter zona hambat. Dapat disimpulkan bahwa daya hambat antibiotik siprofloksasin 5 µg terhadap pertumbuhan bakteri E.coli isolat klinis tidak mengalami peningkatan jika dikombinasikan dengan non-antibiotik seperti diklofenak, artesunat dan loperamid pada dosis 5 µg, 10 µg dan 15 µg.
Kata kunci : non-antibiotik, diklofenak, loperamid, artesunat, siprofloksasin, zona hambat