Kajian Proses Fermentasi Urin Sapi dengan Beberapa Model Diffuser

  • Ni Luh Trimayanti Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia
  • Yohanes Setiyo Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia
  • I Made Anom Sutrisna Wijaya Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Abstract

Abstrak


Limbah cair sapi seperti urin sapi berpotensi menjadi biourin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari jenis diffuser terhadap kualitas biourin, serta mengetahui jenis diffuser terbaik selama proses fermentasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Setiap perlakuan berisi 10 liter urin, 2% bakteri nitrifikasi, dan 2% molase. Adapun perlakuan yang dilakukan adalah perlakuan tanpa aerasi, perlakuan menggunakan aerasi tanpa diffuser, perlakuan menggunakan diffuser gelembung halus, perlakuan menggunakan diffuser gelembung kasar, dan perlakuan menggunakan diffuser batu aerasi. Fermentasi ini dilakukan selama 20 hari dengan pengukuran setiap 5 hari. Parameter diamati adalah suhu, pH, TDS, EC, C-Organik, N-Total, dan C/N Ratio selama proses fermentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan beberapa jenis diffuser berpengaruh nyata terhadap proses fermentasi urin sapi. Proses fermentasi tanpa penggunakan diffuser menunjukan bahwa seiring bertambahnya waktu fermentasi diikuti dengan penurunan nilai pH dari 7,72 menjadi 7,54. Pada hari ke-20 fermentasi bio-urin, nilai Biochemical Oxygen Demand tertinggi ditunjukan oleh perlakuan penggunaan diffuser gelembung halus dengan nilai 9,2 mg/l. Dari lima perlakuan fermentasi urin yang dibuat hanya fermentasi dengan diffuser yang memenuhi standar No.70/Permentan/SR.140/10/2011. Perlakuan dengan jenis diffuser gelembung halus merupakan perlakuan terbaik.


Abstract


Cow urine has the potential to become biourin. This study aims to determine the effect of the type of diffuser on the quality of biourin, as well as to determine the best type of diffuser during the fermentation process. This study used a completely randomized design consisting of 5 treatments and 3 replications. Each treatment contained 10 liters of urine, 2% nitrifying bacteria, and 2% molasses. The treatment was carried out without aeration, treatment using aeration without a diffuser, treatment using a fine bubble diffuser, treatment using a coarse bubble diffuser, and treatment using an aerated stone diffuser. This fermentation was carried out for 20 days with measurements every 5 days. Parameters observed were temperature, pH, TDS, EC, C-Organic, N-Total, and C/N Ratio during the fermentation process. The results of the study showed that the use of several types of diffusers had a significant effect on the process of fermenting cow urine. The fermentation process without using a diffuser showed that as the fermentation time increased, the pH value decreased from 7.72 to 7.54. On the 20th day of bio-urine fermentation, the highest Biochemical Oxygen Demand value was shown by the treatment using a fine bubble diffuser with a value of 9.2 mg/l. Of the five urine fermentation treatments, only fermentation with a diffuser met standard No.70/Permentan/SR.140/10/2011. Treatment with a type of fine bubble diffuser is the best treatment.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adriani, A., & Novra, A. (2017). Peningkatan Kualitas Biourin Dari Ternak Sapi Yang Mendapat Perlakuan Trychoderma harzianum. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, 20(2), 77-84.

Aisyah, S., Sunarlim, N., & Solfan, B. (2011). Pengaruh Urin Sapi Terfermentasi Dengan Dosis Dan Interval Pemberian yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Jurnal Agroteknologi, 2(1), 1-5.

Aritonang, M., Setiyo, Y., & Gunadnya, I. B. P. (2013). Optimalisasi Proses Fermentasi Urin Sapi Menjadi Biourin. Beta E-Journal, 1(2).

Arthawidya, J., Sutrisno, E., & Sumiyati, S. (2017). Analisis Komposisi Terbaik dari Variasi C/N Rasio Menggunakan Limbah Kulit Buah Pisang, Sayuran dan Kotoran Sapi dengan Parameter C-Organik, N-Total, Phospor, Kalium dan C/N Rasio Menggunakan Metode Vermikomposting. Jurnal Teknik Lingkungan, 6(3), 1-2.

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. (2019). Produksi Daging Ternak Provinsi Bali.

Huda, M. K., Latifah, L., & Prasetya, A. T. (2013). Pembuatan pupuk organik cair dari urin sapi dengan aditif molasses metode fermentasi. Indonesian Journal of Chemical Science, 2(3).

Hidayat, R. (2019). Penagruh Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Sapi dan ZPT Hormonik Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Tanaman Seledri (Apium Graveolens L.) secara NFT. Doctoral dissertation. Universitas Riau.

Kurnia, V. C., Sumiyati, S., & Samudro, G. (2017). Pengaruh kadar air terhadap hasil pengomposan sampah organik dengan metode open windrow. Jurnal Teknik Mesin Mercu Buana, 6(2), 119-123.

Mudiarta, I. M., Setiyo, Y., & Widia, I. W. (2018). Kajian Proses Fermentasi Bioslurry Kotoran Sapi dengan Penambahan Molase. Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno, 3(1), 277–283.

Purba, R., Sutrisno, E., & Sumiyati, S. (2013). Pengaruh Penambahan Limbah Udang Pada Pupuk Cair Dari Fermentasi Urin Sapi Terhadap Kualitas Unsur Hara Makro. Jurnal Teknik Lingkungan, 2(3), 1-5.

Putra, G. J. K., Setiyo, Y., & Sucipta, I. N. (2021). Pengaruh Penambahan Bakteri Nitrifikasi Pada Fermentasi Urin Sapi Terhadap Kualitas Pupuk Organik Cair. Beta E-Jurnal, 10 (1).

Rasyid, W. (2017). Kandungan Fosfor Pupuk Oganik Cair (POC) Asal Urin Sapi dengan Penambahan Akar Serai (Cymbopogon citratus) Melalui Fermentasi. Doctoral dissertation, Univeritas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Septiani, N., Hazmi, H. Y., & Marlinda, D. (2020). Pemanfaatan Produk Olahan Urin Sapi Menggunaakan Sistem Aerasi Sebagai Pupuk Organik Cair (POC) Di Desa Sepakek, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Warta Desa (JWD), 2(1), 89-94.

Suteja, K. S., Setiyo, Y., & Aviantara, I. G. N. A., (2019). Optimalisasi Proses Fermentasi Urin Sapi. Beta E-Jurnal, 7(1).

Zahmi, H. R. H. A., Sumarsono, S., & Anwar, S. (2012). Pertumbuhan dan Produksi Bahan Kering Eceng Gondok sebagai Sumber Daya Pakan di Perairan yang Mendapatkan Limbah Kotoran Itik. Animal Agriculture Journal, 1(1), 307-318.
Published
2022-12-18
How to Cite
TRIMAYANTI, Ni Luh; SETIYO, Yohanes; WIJAYA, I Made Anom Sutrisna. Kajian Proses Fermentasi Urin Sapi dengan Beberapa Model Diffuser. Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), [S.l.], v. 11, n. 2, p. 392-401, dec. 2022. ISSN 2502-3012. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/beta/article/view/81015>. Date accessed: 29 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JBETA.2023.v11.i02.p17.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>