Optimasi Suhu Pengeringan dan Ketebalan Irisan pada Proses Pengeringan Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) dengan Response Surface Methodology (RSM)

  • I Wayan Suryanantha Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali Indonesia
  • Ni Luh Yulianti Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali Indonesia
  • Ni Nyoman Sulastri Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali Indonesia

Abstract

ABSTRAK


Proses pengeringan temulawak dipengaruhi oleh dua hal yaitu suhu pengeringan dan ketebalan irisan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh kombinasi suhu pengeringan dan ketebalan irisan optimum serta mengetahui model matematika untuk memprediksi aktivitas air, kadar air, kadar abu dan nilai Q melalui Respon Surface Methodology (RSM). Data diolah menggunakan software Design Expert ® 12.  Hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan menghasilkan model linier dan kuadratik pada respon yang diamati. Model linier dihasilkan pada respon kadar air dan kadar abu sedangkan model kuadratik dihasilkan pada respon aktivitas air dan nilai Q. Suhu pengeringan 65,867?C dan ketebalan irisan 3 mm merupakan kombinasi optimum terpilih. Hasil uji verifikasi menunjukkan nilai aktual aktivitas air 0,218 aw, kadar air 9,974%, kadar abu 3,316% dan nilai Q sebesar 31,950 kJ/Jam. Nilai desirability yang dimiliki kombinasi suhu pengeringan dan ketebalan irisan optimum sebesar 0.898 menandakan sebesar 89.8% kriteria respon yang diharapkan dapat dicapai.


ABSTRACT


Two main things that influence the drying process of Curcuma; are drying temperature and thickness of slices. This research was conducted to obtain the optimum combination of drying temperature and slice thickness and determine the mathematical model to predict water activity, moisture content, ash content, and Q value through Response Surface Methodology (RSM). The data were processed using the Design Expert ® 12 software. Based on the testing and analysis, the results generated linear and quadratic models on the observed responses. The linear model was generated on water and ash content, while the quadratic model was generated on water activity and Q values. The drying temperature was 65.867?C, and the slice thickness of 3 mm was the chosen optimum combination. The verification test results show that the actual value of water activity is 0.218 aw, water content is 9.974%, ash content is 3.316%, and Q value is 31.950 kJ/h. The desirability value of the combination of drying temperature and optimum slice thickness of 0.898 indicates that 89.8% of the expected response criteria can be achieved. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amelia, R. M., Nina, D., Trisno, A., Julyanty, S. W., Rafika, N. F., Yuni, H. A., Wijaya, M. Q. A., & Miftachur, R. M. (2014). Penetapan Kadar Abu (AOAC 2005). Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB, 16680 Bogor, Indonesia

Aprilia, A. 2019. Optimasi Proses Pengeringan Laru Tepung Jagung Menggunakan Oven dengan Response Surface Methodology (RSM). Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor.

Asgar, A., & Musaddad, D. 2006. Optimalisasi Cara , Suhu , dan Lama Blansing Sebelum Pengeringan pada Wortel. Hort, 16(3), 245–252.

Association of Official Analytical Chemists (AOAC). 1995. Official Methods of Analysis of the Association of Official’s Analytical Chemists, 16 th edn. Arlington, Virginia: AOAC International. Association of Official Analytical Chemist (AOAC). 2005. In Official Methods of Analysis. AOAC Arlington

BPS. 2018. Statistik Tanaman Biofarmaka. Statistics of Medical Plants Indonesia. Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional (BSN). 1992. SNI 01-2891-1992. Cara Uji Makanan Dan Minuman, Jakarta (ID): BSN.

Cahyono, B., Huda, M. D. K., & Limantara, L. 2011. Pengaruh Proses Pengeringan Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) Terhadap Kandungan dan Koposisi Kurkuminoid. Reaktor, 13(3), 165–171. https://doi.org/10.14710/reaktor.13.3.165-171

Carley, K. M., Kamneva, N. Y., & Reminga, J. 2004. Response Surface Methodology. 1.
Corzo, O., Bracho, N., Vasquez, A., & Pereira, A. 2008. Energy and Exergy Analysis of Thin Layer Drying of Coroba Slices. Journal of Food Engineering, 86, 151–161. Science Direct. Elsevier.

Dahtiluan, P. E. I. 2011. Konsep Perpindahan Panas. 1–70.

Endrasari, R., Qanytah, & Prayudi, B. 2012. Pengaruh Pengeringan Terhadap Mutu Simplisia Temulawak di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. In Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah (pp. 435–442).

Faulina, R., Andari, S., & Anggraeni, D. 2011. Response surface methodology (RSM) dan aplikasinya. In Magister of Statistics Its.

Hepi, D. A., Yulianti, N. L., & Setiyo, Y. 2021. Optimasi Suhu Pengeringan dan Ketebalan Irisan pada Proses Pengeringan Jahe Merah (Zingiber Officinale vr. rubrum) dengan Response Surface Methodology (RSM). BETA (Biosistem Dan Teknik Pertanian), 9(1).

Leviana, W., & Paramita, V. 2017. Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Air Dan Aktivitas Air Dalam Bahan Pada Kunyit ( Curcuma Longa ) Dengan Alat Pengering Electrical Oven. Metana, 13(2), 37–44.

Manalu, L. P., Tambunan, A. H., & Nelwan, L. O. 2012. Penentuan Kondisi Proses Pengeringan Temulawak untuk Menghasilkan Simplisia Standar. 99–106.

Martiani, E., Murad, & Putra, G. M. D. 2017. Modifikasi dan Uji Performansi Alat Pengering Hybrid (Surya Biomassa) Tipe Rak. Ilmiah Rekayasa Pertanian Dan Biosistem, 5(1), 339–347.

Materia Medika Indonesia. 1979. Jilid III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 196 hal.

Nurmiah, S., Syarief, R., Sukarno, Paranginangin, R., & Nurtama, R. 2013. Aplikasi Response Surface Methodology pada Optimalisasi Kondisi Proses Pengolahan Alkali Treated Cottonii (ATC). J Pascapanen & Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan, 8(2), 9–22.

Prabudi, M., Nurtama, B., & Purnomo, E. H. 2018. Aplikasi Response Surface Methodology ( RSM ) dengan Historical Data pada Optimasi Proses Produksi Burger. Mutu Pangan, 5(2), 109–115.

Purwanti, M., Jamaluddin, P., & Kadirman. 2017. Penguapan Air dan Penyusutan Irisan Ubi Kayu Selama Proses Pengeringan Menggunakan Mesin Cabinet Dryer. 3, 127–136.

Pustaka Pertanian Indonesia. 2013. Cara Pengolahan Simplisia Temulawak. http://pustaka-pertanian.blogspot.com/2013/08/cara-pengolahan-simplisia-temulawak.html

Putri, I. F., Hantoro, R., & Risanti, D. D. 2013. Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca. Teknik POMITS, 2(2), 310–315.

Safrina, D., Herera, P. B., & Supriyanto, E. 2021. Model Kinetika Pengeringan, Kadar Sari dan Kadar Abu Simplisia Timi (Thymus vulgaris L.) dengan Beberapa Metode Pengeringan Manual dan Oven. Agrointek, 15(1), 186–195.

Supriyono, S. 2003. Faktor-Faktor Dalam Proses Pengeringan. jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Syahrul, Syarief, R., Hermanianto, J., & Nurtama, B. 2017. Optimasi Proses Penggorengan Tumpi-Tumpi Dari Ikan Bandeng Menggunakan Response Surface Methodology. JPHPI, 20(3), 432–445.

Taufiq, M. 2004. Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Pengeringan Jagung pada Pengering Konvensional dan Fluidized Bed.

Verschuuren, G. (2014). Excel 2013 for Scientists. Chicago (US).Holy Macro Books.

Wasito, H. 2011. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Graha Ilmu. Yogyakarta
Published
2021-10-13
How to Cite
SURYANANTHA, I Wayan; YULIANTI, Ni Luh; SULASTRI, Ni Nyoman. Optimasi Suhu Pengeringan dan Ketebalan Irisan pada Proses Pengeringan Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) dengan Response Surface Methodology (RSM). Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), [S.l.], v. 10, n. 2, p. 259-268, oct. 2021. ISSN 2502-3012. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/beta/article/view/77988>. Date accessed: 21 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p07.
Section
Articles